Tampilkan postingan dengan label Keracunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keracunan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Desember 2011

Keracunan dan Obat Penawarnya

MESKIPUN sudah berhati-hati, tidak jarang kita masih dapat terserang keracunan. Yang paling sering adalah keracunan makanan dan obat-obatan. 


Inilah pertolongan pertama yang sebaiknya dilakukan sebelum penderita di bawa ke dokter atau ke rumah sakit :


1. Keracunan udang.


Usahakan agar penderita muntah, lalu minumkan air kelapa hijau. Supaya cepat muntah, penderita minum telur mentah yang sudah dikocok atau susu sapi mentah.


2. Keracunan daging atau ikan busuk.


Minumlah segelas santan kelapa yang kental. Susul dengan minum air kelapa muda. Dapat juga di tambahkan 20 g kaolin pada air kelapa tersebut.


3. Keracunan Jamur.


Untuk mengobatinya minumkan sebutir telur ayam yang sudah dikocok. Berikan juga santan kental atau air kelapa hijau satu gelas.


4. Keracunan singkong, gadung, atau kara benguk.


Ditanggulangi dengan minum air kelapa hijau yang diberi sedikit garam. Dapat juga dicampur gula kepala.


5. Keracunan makanan busuk.


Misalnya, daging kalengan. Berikan norit dan usahakan agar muntah.


6. Keracunan yodium.


Minumkan larutan tepung beras. Usahakan agar muntah.


7. Keracunan Pestisida.


Minumkan air kelapa hijau yang diberi garam dapur. Usahakan agar muntah dengan cara memasukkan jari bersih ke kerongkongan.


8. Keracunan alkohol.


Usahakan agar muntah, setelah muntah berikan kopi pahit dan kompres kepalanya dengan es.


9. Keracunan aspirin (asetosal).


Berikan susu atau santan kelapa. Usahakan agar muntah.


10. Keracunan obat tidur (valium, veronal).


Minumkan air sebanyak-banyaknya, usahakan agar ia muntah. Berikan norit dan garam Inggris sebagai pencuci perut.


11. Keracunan zat-zat asam (air keras, asam, karbol, dll.)


Minumkan air sebanyak-banyaknya. Jika minum susu, berikan tablet kapur. Cuci perut dengan garam Inggris.


Source: Majalah Intisari, no.384 - Juli 1995

Minggu, 31 Juli 2011

Anda Pernah Keracunan Makanan ?

Moga-moga tidak, tetapi apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya?

MUNGKIN Anda pernah mulas gara-gara keracunan makanan. Sebagian besar dari kita memang pernah merasakannya. Kalau bisa tentu kita tidak mau mengalaminya, apalagi kalau sampai mesti dirawat di rumah sakit. Lantas apa yang bisa kita lakukan?


Sebetulnya menyiapkan makanan yang aman dimakan sudah mesti dimulai sejak disawah /ladang/kebun, peternakan dan bahkan di laut tempat hasil laut diperoleh. Namun sebagai orang awam, tentu kita tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal ini. Dalam tahap pemasakan dan penyimpanan makananlah kita bisa melakukan tindakan pengamanan.


Seperti semua makhluk hidup, bakteri pada makanan yang menyebabkan kita keracunan membutuhkan persyaratan tertentu untuk bertahan hidup. Mereka butuh makanan, air, udara, kehangatan dan waktu. Kalau salah satu saja dari persyaratan itu kita hilangkan, bakteri akan mati atau paling tidak terhalang pertumbuhannya.




#Makanan dan minuman di bawah ini boleh di kategorikan aman dikonsumsi, apabila sudah mendapat perlakuan seperti yang di sebut di belakangnya :

1. Air : jika telah dididihkan di saring dengan filter yang memenuhi syarat diberi khlor atau dibotolkan di 'pabrik air'.

2. Susu : jika sudah dipasteurisasi, dipanaskan secara ultra-heat, disterilkan atau dimasak. Bahkan dinegara-negara maju pun susu seringkali menimbulkan penyakit .



3. Es Krim : jika campurannya telah dipasteurisasi, cepat-cepat didinginkan dan terus dipertahankan dalam suhu rendah sampai beku.


4. Makanan kaleng : Sebagian besar telah dipanaskan untuk membunuh segala jenis bakteri yang ada. Namun, ada juga yang tidak menjalani proses sampai sejauh itu, sehingga perlu disimpan dalam lemari es.


5. Roti, terigu, selai, madu, acar, buah-buahan dan minyak pada umumnya aman, karena jenis-jenis makanan ini kalau tidak mengandung air tentu airnya sedikit sekali, dan keasamannya terlalu tinggi, sehingga bakteri tak dapat tumbuh.


#Sebaiknya makanan yang paling banyak menimbulkan masalah karena terbuka bagi tumbuhnya bakteri adalah daging mentah maupun matang, masakan dengan bahan dasar daging, sop (atau masakan berkuah banyak), kaldu, telur, susu dan makanan lain yang terbuat dari susu, kepala susu, santan, nasi dan makanan laut.


Banyak daging ayam atau unggas mentah tercemar bakteri Salmonella; kebanyakan daging unggas juga mengandung Clostridium perfringers dan ada pula yang didiami Camplyobacter sp. Mereka ngendon di kulit dan tubuh daging tersebut. Daging merah, terutama yang digiling, mungkin juga tercemar. Kita harus benar-benar memperhatikan agar talenan tempat kita memotong-motong/mencincang daging dibersihkan baik-baik setelah dipakai.


#Sayang, tak semua yang matang itu cukup aman. Bakteri C, perfringens mempunyai spora yang tahan panas dan bisa tetap hidup setelah menjalani berbagai prosedur memasak. Begitu daging semakin dingin, spora-spora bandel ini dengan cepat berkembang biak. Jadi yang paling baik, hidangan semacam ini harus segera dimakan panas-panas atau mendinginkannya dengan cepat (dalam waktu satu setengah jam), kemudian memasukkannya kedalam lemari es sampai kita membutuhkannya lagi untuk dimakan. Bisa juga makanan demikian kita hangatkan terus di atas suhu 60 derajat celcius. Jika perlu dipanaskan lagi, makanan harus mendidih betul.


Menyimpan daging matang dingin juga harus hati-hati (sosis, ham, daging asap).


#Jangan memasukkan makanan yang masih panas dalam jumlah besar kedalam lemari es, karena suhu dan kelembapan di dalam lemari es akan naik, sehingga mencapai zone berbahaya, yang menyempatkan bakteri berkembang biak. Supaya cepat dingin, potong-potong bahan makanan itu menjadi kecil-kecil atau kalau makanan itu berupa cairan, tempatkan di wadah yang lebar dan dangkal. Namun, kita tak boleh terlalu lama membiarkannya.


#Lalap mentah dan buah-buahan yang tidak dapat dikupas harus dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengandung hipoklorit atau disinfectant (pembasmi hama) lain. Makanan seperti ini benar-benar berbahaya, jika berasal dari tanah pertanian yang menggunakan pupuk kotoran manusia, di airi dengan air yang sudah tercemar oleh kotoran manusia atau jika di pasar 'disegarkan' dengan percikan air yang kualitasnya meragukan.


#Jangan menyimpan nasi terlalu lama, dua jam pun sebaiknya jangan, kecuali jika kita bisa menyimpannya dalam suhu yang aman (di bawah 10 derajat celcius atau diatas 60 derajat celcius). Soalnya, biji padi seringkali telah mengandung spora Bacillus cereus. Spora ini tahan panas, setelah dimasak masih tetap hidup, malah didalam nasi yang banyak dan perlahan-lahan mendingin, mereka berkembang biak. Sementara itu timbul racun yang amat tahan panas,yang tidak akan musnah meskipun jika nasi dipanaskan kembali.


#Makanan laut, baik yang yang dimakan mentah-mentah maupun matang seringkali menyebabkan orang keracunan. Simpanlah udang dan kepiting matang beku di dalam lemari es sampai dibutuhkan.


#Tidak seperti yang dipercaya banyak orang, ramuan dan bumbu-bumbu tidak dapat memusnahkan bakteri didalam makanan. Malah kebanyakan membawa bakteri, terutama dalam bentuk spora, sehingga hidangan semakin tercemar. Jadi bumbu-bumbu harus dibubuhkan ketika makanan matang, malah bisa mencemari makanan yang tadinya sudah bebas bakteri. Makanan begini jika tidak segera dimakan bisa berbahaya.


#Anak-anak balita paling mudah keracunan makanan. Jadi, sebaiknya makanan bayi kita siapkan tidak terlalu lama sebelum disuapkan, kecuali jika makanan itu langsung disimpan di lemari es. Makanan untuk orang-orang jompo dan wanita hamil pun harus dipersiapkan dengan lebih hati-hati.


SUMBER BAKTERI DI DAPUR

Bakteri                              Sumber

Salmonella                     Bahan makanan mentah dari sumber hewani, 
                                    misalnya daging, susu, telur.

Clostridium perfringens    Daging mentah, sayur-sayuran, makanan yang
                                    dikeringkan, ramuan, bumbu-bumbu.

Staphylococus aureus      Hidung, tenggorokan dan kulit manusia, luka-luka
                                    yang belum suci hama, susu mentah.

Clostridium botulinum     Ikan dan jenis makanan laut lain yang mentah
                                   difermentasi atau dimasak setengah matang; daging
                                   dan sayur-sayuran yang diawetkan sendiri.

Bacillus cereus              Biji-bijian padi, gandum dan semacamnya, daging
                                   matang, makanan kering, ramuan dan bumbu.

Vibrio parahaemoly        Makanan laut baik matang maupun mentah; ikan,
                                  udang, kepiting dan kerang-kerangan lain.

Escheria coli                 Makanan mentah berasal dari sumber hewani; daging,
                                  susu dengan segala produknya (misal keju), sayuran
                                  mentah.

Campylobacter             Susu mentah, daging ayam dan unggas lain.


Source : Majalah Intisari, No.289 Agustus 1987 

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes