Tampilkan postingan dengan label Nyamuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nyamuk. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Januari 2012

Kenali Gejala Demam Berdarah

DEMAM berdarah dengue (dengue hemmorrhagic fever), yang disebabkan oleh virus (terbanyak di Indonesia dengan tipe 3) dan ditularkan melalui nyamuk, memang banyak mencemaskan masyarakat di negara tropis, Gejalanya tidak khas, sebab itu sering kali sulit dideteksi sejak dini. 


Namun gejala yang patut dicurigai bisa dilihat sbb:


1. Demam tinggi (turun sebentar kemudian tinggi kembali) selama 2-7 hari.


2. Penderita mengeluh pusing, persendian sakit, nafsu makan hilang disertai muntah.


3. Pada panas kedua timbul bercak-bercak perdarahan pada kulit (petechiae) yang kalau ditekan tidak mau hilang. Kalau bercak-bercak tidak nyata, tapi dicurigai kenal penyakit ini, dengan uji torniquet, mengikatkan tali elastik pada lengan penderita selama lima menit, bintik-bintik akan tampak lebih jelas.


4. Penderita yang lebih parah sering mengeluh sakit ulu hati disertai gelisah, banyak keluar keringat tapi kulit terasa dingin.


5. Pada stadium selanjutnya timbul bercak-bercak perdarahan berupa memar (ecchymosis) atau perdarahan dari hidung, gusi, muntah darah, buang air besar berwarna kehitaman.


Nyamuk Aedes Aegypti, Sumber Penyakit Demam
Berdarah
"Perjalanan penyakit demam berdarah dengue ini memang sulit diduga," kata dr. Tatang Kustiman Samsi, dari RS. Sumber Waras, Jakarta. "Kadang-kadang penderita datang pagi tanpa menunjukkan gejala perdarahan dan hasil pemeriksaan laboratorium pun normal, namun sore harinya kembali dengan gejala demam berdarah. Sebab itu orang tua perlu waspada, bila anaknya menunjukkan gejala demam tinggi yang terus turun-naik selama 2 - 7 hari, di sertai gejala lain tadi."


Pada penderita yang penyakitnya masih ringan, perdarahan kulit disebabkan karena terjadinya kelainan dinding pembuluh kapiler dan menurunnya jumlah sel darah pembeku (trombosit), yang merupakan awal kebocoran dinding pembuluh darah. Terjadinya perdarahan yang hebat ini karena mekanisme yang lebih komplkes, yang meliputi terganggunya fungsi trombosit dalam sistem pembekuan darah dan berkurangnya kadar zat pembeku dalam plasma.


Penderita sebaiknya lekas di bawa ke rumah sakit, sebab ia bisa mengalami renjatan (dengue shock syndrome) yaitu nadinya melemah dan tekanan darah tak terukur. Kalau dibiarkan bisa berakibat fatal.


Virus hilang sendiri


Selama perawatan di rumah sakit, tindakan yang dilakukan ialah pengawasan yang cermat dan teratur serta pengobatan yang sifatnya suportif simtomatis untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat. Obat untuk membunuh virus dengue memang belum ada, di samping itu virus dalam darah telah menghilang pada hari kelima demam.


Pengawasan yang dilakukan adalah pemeriksaan berkala terhadap kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (jumlah sel darah merah), dan jumlah trombosit. Di samping itu pengawasan berkala terhadap nadi, tekanan darah, perdarahan yang mungkin terjadi, dan keadaan umum penderita.


Sedangkan pengobatannya meliputi pemberian infus untuk mengatasi kekurangan cairan. Infus ini berupa larutan elektrolit atau plasma ekspander (untuk mempertahankan air dalam pembuluh darah) dan plasma darah. Diberikan pula obat untuk mencegah terjadinya pembekuan darah intravaskuler, bahkan kini telah diselidiki pula obat untuk mengatasi kebocoran dinding pembuluh darah (carbozochrome sodium sulfonate). Bila perlu, ditambah dengan transfusi darah sesuai kebutuhan, misalnya plasma saja, eritrosit, atau suspensi trombosit saja.


Darah penderita penyakit ini sudah mengandung virus dalam waktu 1 - 2 hari, sebelum terserang demam dan berada dalam darah selama 4 - 7 hari. Pada saat itu penderita menjadi sumber penularan. Bila penderita digigit nyamuk, maka virus akan masuk ke dalam lambung. Virus ini memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh nyamuk, termasuk kelenjar air liurnya.


Bila nyamuk pembawa virus ini mengigit orang sehat, maka nyamuk akan mengeluarkan air liurnya agar darah tidak beku. Bersama air liur ini ikut ditularkan virus ke dalam pembuluh kapiler.


Nyamuk penyebar demam berdarah dengue (vektor) adalah nyamuk Aedes aegypty yang banyak hidup di Asia Tenggara dan Pasifik. Nyamuk ini berukuran kecil, warnanya hitam, seluruh tubuhnya belang-belang. Anehnya, yang menggigit manusia hanya yang betina.


Nyamuk ini beraksi pada siang hari, baik di dalam maupun di luar rumah pada tempat yang agak gelap. Bagi hewan ini darah manusia berfungsi untuk mematangkan telur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan. Ia mempunyai kebiasaan menggigit berulang kali, bisa beberapa orang sekaligus dalam waktu singkat. Malam hari mereka beristirahat di dalam rumah. Bertengger pada benda-benda yang digantung, terutama di tempat gelap. Nyamuk betina hidup selama kurang lebih 10 hari, masa yang cukup untuk pertumbuhan virus dalam tubuhnya yang bersifat infektius itu. Lalu nyamuk betina yang berbahaya ini, bertelur tiga hari setelah mengisap darah. Selama 24 jam kemudian, dia menghisap darah lagi dan bertelur lagi.


Source: Majalah Intisari, April 1995

Kamis, 17 November 2011

Cara Aman Menggunakan Obat Nyamuk Basah (CAIR)

DI INDONESIA saat ini telah beredar beberapa sediaan anti nyamuk (repellent) yang mengandung N, N-dietil-m-toluamida (DET). Bentuknya bisa krim, lotion, cairan semprot, maupun tisu basah. Namanya sudah tercantum Daftar Obat Esensial WHO 1992, tapi belum ada dalam daftar Obat Esensial Nasional Indonesia.


Sediaan antinyamuk digunakan untuk melindungi kulit tubuh yang tak tertutup pakaian dari gigitan nyamuk atau serangga lainnya. Baik dengan mengoleskan krim atau lotion, menyemprotkan spray, ataupun mengusapkan tisu basah ke kulit. Sejauh ini di Indonesia belum pernah dilaporkan adanya keracunan. Namun Clem, J.R. dkk., seperti termuat dalam majalah ilmiah Annals Parmacotherapy Maret 1993, melaporkan efek racunnya, yakni dapat merusak jantung dan saraf.


Di luar negeri, sediaan antinyamuk yang mengandung DET mulai dipasarkan pada 1957, namun kasus terjadinya efek sampingan jarang terjadi.


Clem, J.R. dkk. meneliti laporan kasus keracunan yang disebabkan DET dari seluruh dunia yang terekam dalam program CD-ROM Medline sampai akhir 1992. Ternyata memang ada beberapa kasus, terutama pada anak-anak - dan jarang pada orang dewasa.


Konon, 38% penduduk AS menggunakan sediaan anti nyamuk dan 25% diantaranya memakai yang mengandung DET 15 - 20%. Di Indonesia umumnya sediaan antinyamuk mengandung DET 15%.


Masuk ke dalam tubuh!


DET merupakan bahan kimia yang mudah menembus jaringan kulit. Penelitian terhadap orang berkulit sehat menyimpulkan DET lolos menembus kulit 9-56%, sedangkan 17%-nya masuk dalam aliran darah sistemik (yang akan menyebar ke seluruh bagian tubuh).


Jumlah DET yang masuk dalam aliran darah bergantung pada jumlah dan kadar sediaan yang digunakan. Makin banyak dan tinggi kadarnya, makin banyak dan tinggi kadarnya, makin banyak pula yang terlarut dalam darah. Pada orang yang memakai sediaan DET 50%, maka dosis tersebut akan selesai diserap lewat kulit dalam waktu 6 jam. Namun kadar maksimumnya dalam darah sudah akan tercapai hanya dalam tempo 1 jam!


DET sangat mudah menembus kulit anak-anak, dan juga kulit orang dewasa yang luka. Sediaan anti nyamuk yang mengandung DET memudahkan bahan obat lain yang dioleskan ke kulit menembus tubuh. Untuk menetralkannya, hati akan memetabolismekannya lewat proses oksidasi dan membuang zat hasil metabolisme itu lewat ginjal bersama urine.


Beberapa gejala pernah dilaporkan sebagai efek racun penggunaan sediaan anti nyamuk, khususnya yang mengandung DET. Seperti merosotnya tekanan darah (hipotensi) dan melemahnya denyut jantung (bradikardia).


Yang paling jelas adalah adanya reaksi alergi, seperti bercak-bercak kecil berwarna merah (eritma), bintil-bintil merah (erupsi bulbous), bilur-bilur merah (urtikaria kontakta), reaksi alergi yang hebat (anafilaksis).


Racun DET juga bisa berakibat negatif bagi sistem saraf. Diantaranya melemahnya koordinasi otot (ataksia), kram otot, sulit tidur (insomnia), gemetaran tak terkendali (tremor), kejang.


Kiat agar aman


Dengan menggunakan sediaan anti nyamuk yang mengandung DET, kulit akan terbebas dari gigitan nyamuk selama satu sampai beberapa jam. Kadar DET pada kulit akan cepat habis terkena gesekan baju atau air (tercuci, keringat, mandi, kehujanan, berenang).


Bila sering memakainya, maka kemungkinan terkena efek racunnya lebih besar. Keracunan DET lewat mulut memang jarang terjadi, tapi pernah dilaporkan adanya 5 kasus keracunan. Gejala hipotensi, kejang, dan koma muncul sejam setelah menggunakannya. Dua orang dilaporkan meninggal, yang 3 orang lainnya tertolong dan menjalani perawatan cukup lama di rumah sakit. Berdasarkan laporan tersebut bisa disimpulkan bahwa akibat akut lantaran menelan DET sudah akan terjadi 1 jam kemudian.


Namun menggunakannya dengan cara mengoleskannya berlebihan dan terus menerus pun bisa mengakibatkan efek keracunan kronis beberapa hari, minggu, atau bulan berikutnya; bergantung pada banyak-sedikitnya dan seberapa sering mengoleskannya.


Agar tidak sampai membahayakan, gunakanlah sediaan antinyamuk secukupnya saja dan hanya untuk kulit tubuh, bukan kulit muka. Hindari menggunakannya pada kulit anak-anak. Jangan sampai tersedot, tertelan, atau terkena mata. Lebih baik kalau sediaan anti nyamuk tidak dibiarkan mengotori tangan, karena bisa tanpa sadar nyasar ke dalam mulut.


Gunakan baju atau kain pelindung tubuh untuk mengurangi serangan nyamuk, agar tidak perlu menggunakan sediaan DET kelewat banyak. Jangan dioleskan atau disemprotkan pada kulit yang luka atau terbuka. Pemakaiannya paling banyak 4 - 8 jam sekali dan digunakan bila perlu saja. Cuci bersih kulit setelah tidak dipakai.


Mengoleskan atau menyemprotkannya banyak-banyak sama sekali tidak mempengaruhi efektivitasnya dalam "mengusir" nyamuk. Makanya, gunakan secukupnya saja. Bila ada gejala keracunan, segera cuci kulit dan hubungi dokter.


Source: Majalah Intisari no.393 - April 1996

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes