Tampilkan postingan dengan label Sinar Ultraviolet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sinar Ultraviolet. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 April 2012

Mengurangi Ozon dari Muka Bumi

GUNA ozon (03) kita sudah tahu, yaitu melindungi Bumi dari serangan jahat sinar ultraviolet (UV). Untuk melindungi planet yang sedemikian besar tentu diperlukan ozon yang banyak sekali. Secara alami ia bertengger pada ketinggian 8 - 50 km di atas permukaan bumi. Bila berada di muka Bumi, meski dalam konsentrasi yang sedikit, ozon justru berbahaya bagi umat manusia.


Ozon di permukaan (ground-level ozone) berasal dari reaksi kimia antara komponen organik yang mudah menguap (volatile organic compounds, VOC) dan oksida nitrogen. Reaksi ini berlangsung dengan adanya sinar Matahari. Sumber-sumber VOC dan oksida nitrogen ternyata ada disekitar kita. Misalnya, kendaraan bermotor, industri besar dan sumber-sumber pembakaran, industri kecil seperti fasilitas penyaluran BBB, cat dan pembersih, termasuk juga peralatan konstruksi dan mesin pemotong rumput.


Konsentrasi ozon bisa mencapai tingkat tidak menyehatkan ketika cuaca panas dengan kondisi angin semilir. Inilah yang sebenarnya tak kalah berbahaya manakala kita menghirupnya. Semua orang, tak terkecuali anak-anak, yang terbiasa di luar ruangan punya risiko sama. Apalagi mereka yang sensitif dan menyimpan penyakit pernapasan atau asma.


Ozon bisa menyebabkan infeksi dan iritasi saluran napas, meski relatif terjadi dalam level rendah. Gejala yang terjadi yakni sulit bernapas, batuk, dan iritasi tenggorokan. Menghirup ozon dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan memperburuk asma. Studi medis menunjukkan, ozon merusak jaringan paru-paru.


Nah, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerugian akibat ozon tadi, sekaligus menjaga agar lapisan ozon di atas sana setia melindungi kita.


1. Menghemat energi di mana saja. Irit listrik, misalnya dengan mengefisienkan penggunaan pendingin ruangan, mematikan lampu saat tidak terpakai. Pemborosan listrik akan meningkatkan produksi pembangkit listrik, padahal pembangkit listrik banyak yang masih mengandalkan BBM.


2. Tune up mesin, mobil, kapal, dan mesin-mesin lainnya sesuai dengan spesifikasi pabriknya.


3. Gunakan bus umum, sepeda, kendaraan umum, atau jalan kaki saja jika mungkin.


4. Pakailah cat dan pembersih ramah lingkungan.


5. Mengisi bensin atau bahan bakar kendaraan setelah petang. Pada siang hari, suhu lebih tinggi sehingga ketika bensin dialirkan akan mempercepat penguapannya.


6. Beberapa produk yang biasa kita pakai dibuat secara kimia dengan bentuk smog, sehingga bisa menguap ketika kita menggunakannya. Ikuti rekomendasi produsen untuk penggunaannya dan tutup baik-baik pembersih, cat, atau bahan kimia lainnya untuk mencegah penguapan ke udara.


7. Jangan biarkan mesin menganggur (idle). Selain memboroskan BBM, sisa pembakaran mesin yang idle (kalau kendaraan bermotor berarti tidak berjalan) sangat polutif dan beracun. Tidak sulit 'kan?


Source: Majalah Intisari, no.477 - April 2003

Minggu, 22 Januari 2012

Bahaya Menipisnya Lapisan Ozon

KARENA peringatan akan bahaya sinar ultraviolet (UV) tidak digubris, WHO menekankan lagi untuk sekian kalinya, penyinaran UV yang berlebihan itu benar-benar mengganggu kesehatan. Itu gara-gara bolongnya lapisan ozon yang melindungi bumi kita di stratosfer sejauh 16 - 48 km. Di Indonesia, kebolongan ini sudah "bukan berita" lagi.


Anda sendiri mungkin juga tak perlu penjelasan lagi, bahwa menipisnya lapisan ozon itu karena menumpuknya bahan kimia perusak ozon didekat strastofer itu, seperti freon bekas yang dibuang dari alat AC mobil yang diservis misalnya, freon   dalam aerosol kaleng hair spray, dan obat serangga (yang juga berhamburan ke udara dan berkumpul di angkasa tinggi sana), dan freon dalam pabrik pembuatan busa styrofoam, penyekat bermacam-macam barang dagangan.


Daerah yang terkena musibah memang hanya negara industri yang masyarakatnya memakai freon banyak sekali demi hidup nyaman. Eropa Barat misalnya, Rusia, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Tapi juga Brasil, Afrika Selatan, dan Australia.


Indonesia tidak menderita radiasi UV karena pemakaian freon tidak seberapa. Hanya 1 - 5 ribu ton setahun, dibandingkan dengan negara industri yang 100 ribu ton setahun.


Namun demikian, siapa tahu besok (kapan-kapan) pemakaian freon di Indonesia meningkat (kalau bahan itu masih diimpor terus, meskipun di negeri asalnya sudah dilarang pemakaiannya). Maka, bahaya UV yang sama akan menimpa kita juga, kalau kita tidak menghiraukan peringatan WHO.


Makin banyak freon yang dibuang dari alat AC mobil (yang makin bejibun), lemari es rumah tangga penduduk (yang makin makmur), dan hair spray ibu-ibu (yang makin banyak menyasak rambut di salon), makin besar kemungkinan freon bekas itu nomplok di lapisan ozon pelindung bumi di atas kawasan Nusantara kita.


Klor dari freon ini merampas satu atom oksigen dari ozon, untuk membentuk klormonoksid. Molekul ozon yang tadinya beratom oksigen tiga itu berubah menjadi molekul oksigen biasa yang beratom dua. Ia tidak mampu menahan sinar UV, dan dengan kekuatan penuh, sinar ini menimpa orang mandi matahari yang sengaja berpakaian minim. Tanpa kacamata penolak sinar. Akibatnya, mata membentuk katarak yang membuat lensa keruh. Penglihatan jadi kabur, dan kalau tidak diobati bisa buta.


Kulit tubuhnya menderita berbagai bentuk kanker, sedangkan kekebalannya terhadap penyakit menurun.


"Omong kosong!" sergah sementara orang yang tidak apa-apa sesudah mandi matahari dengan pakaian minim.


"Kita memang tidak menghadapi sinar maut yang satu kali tembak sudah bikin mata buta atau kanker kulit!" jawab Michael Kurylo dari NASA, Amerika Serikat. "Kena sinar berulang kali dalam jangka panjanglah yang membuat begitu!"


Karena itu, di negara industri yang penduduknya suka berjemur di pantai atau tepi kolam renang hotel pegunungan, diperingatkan agar berhati-hati. Mereka seperti meremehkan bahaya itu.


Untunglah para petani Indonesia kita sejak dulu sudah menjaga dirinya jangan sampai kepanasan di tengah hari bolong. Bekerja di ladang selalu mulai pagi-pagi benar, memakai pakaian berbudaya, dan caping penutup kepala yang lebar tepiannya. Mereka berhenti sekitar pukul 10.00 untuk beristirahat, makan siang dan bekerja lagi di bawah naungan pohon yang rindang. Baru sesudah matahari condong ke Barat sekitar pukul 15.00-lah mereka turun ke ladang lagi, menyelesaikan pekerjaan.


Kesadaran petani terhadap bahaya sinar matahari ini patut diteladani. Meskipun situasi kita berbeda, tapi aturan jangan sampai berlama-lama berada di terik matahari itu patut direnungkan. Kalaupun terpaksa berada di lapangan yang panas, tidak usah malu-malu memakai payung, atau topi yang lebar tepiannya.


Source: Majalah Intisari, no.372 - Juli 1994

Kamis, 12 Januari 2012

Merawat Kulit Bayi

LAHIRNYA seorang bayi bagi sebuah keluarga mendatangkan kebahagiaan. Selebihnya, adalah "kerepotan", terutama pada bulan-bulan pertama. Orang tua mesti dengan sabar dan hati-hati memelihara kesehatan sang bayi. Dosanya tak lain menjaga kebersihan kulit atau tubuh sang bayi. Demikian penuturan dr. Puspa Handayani, MS, ahli kesehatan kulit dan kecantikan.


Menurut dr. Puspa, dalam menjaga kebersihan kulit dan tubuh bayi itu peranan mandi menjadi sangat penting. Untuk melakukannya pun tidak bisa sembarangan. Dokter ahli gizi ini menganjurkan agar orang tua membiasakan diri untuk memandikan bayi dua kali sehari, yakni pagi hari sebelum makan dan sore hari ketika matahari masih bersinar. Tugas tersebut mesti dilakukan dengan tidak tergesa-gesa. Si bayi juga dalam keadaan tenang ketika dimandikan. "Kalau sedang menangis, bayi jangan dimandikan," ingatnya.


Perlengkapan mandi sebaiknya dipersiapkan dalam satu wadah khusus. Ruangan untuk memandikan sang bayi sebaiknya bersuhu hangat dan tidak banyak angin. Air yang digunakan juga mesti hangat, kira-kira bersuhu 32,2 - 37,7 derajat celcius. Saat memandikan sebaiknya perhiasan yang mengganggu dilepas dan kuku tidak panjang supaya si bayi tidak terluka.


Yang juga perlu diingat sebagai organ tubuh terluar kulit bayi memang sangat peka terhadap berbagai pengaruh lingkungannya. Di antaranya udara panas, bakteri, jamur, dan bahan kimia dari deterjan atau pemutih yang masih melekat pada pakaian atau popok. Pengaruh lingkungan itu sangat mudah mengganggu kesehatan kulit bayi. Beberapa penyakit kulit yang rutin menyerang bayi, dan anak-anak, bila orang tua kurang baik merawat baiknya antara lain ruam popok (bercak merah disekitar lipatan paha), crandle cap (kerak kepala), buang keringat, trush (bercak pada pantat atau anus), ekzema (ekzim), dan urtikaria (kaligata atau biduran).


Jika popoknya masih mengandung sisa deterjen atau pemutih, kulit yang bersentuhan akan memerah karena iritasi. Inilah yang sering disebut sebagai ruam popok. Di daerah itu si bayi akan merasakan nyeri. Bila tersentuh udara panas pada dahi, pipi, leher, bahu, dada, dan punggung umpamanya, kulit bisa menderita biang keringat. Serta merta kulit yang semula halus dan lembut menjadi kasar dan berbintik merah. Sedangkan jika terinfeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit anak bisa mengalami biduran. Begitu pula jika alergi terhadap obat-obatan, gigitan serangga, sabun, dan temperatur udara yang ekstrim dingin atau panas. Bahkan, faktor bawaan atau emosi, terlalu gembira misalnya, bisa pula menyebabkan biduran.


Cara termudah untuk mencegah dan mengatasi ketiga jenis gangguan tadi adalah menghindarkan faktor penyebabnya. Menaburkan bedak pada kulit bayi menjadi bagian lain dari perawatan kulit bayi. Ini cukup penting karena tidak mungkin kita terlalu sering memandikan bayi.


Namun, bedak bukan satu-satunya perlengkapan dalam perawatan bayi. Produk-produk untuk perawatan bayi, biasanya terdiri atas sabun, shampoo, baby oil, cleansing lotion, dan bedak atau talk. Semuanya lembut dan diproduksi memang khusus bagi mereka, meskipun banyak pula orang dewasa yang menggunakannya. Produk-produk itu secara klinis mesti hipoalergik (kemungkinan menimbulkan alergi sangat rendah), lulus uji sensitif, lembut, dan aman.


Beberapa produk perawatan bayi juga mengandung bahan-bahan tertentu yang unsur yang gizinya bermanfaat bagi kesehatan kulit bayi, di antaranya squalane (squalane yang telah mengalami proses hidrogenasi) dan Aloe vera. Menurut Ratri Adiati, childcare  product manager Multicare, squalane mampu melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar ultra violet (UV), debu, panas, udara lembab, dan bakteri patogen. Minyak hati ikan hiu botol ini bila terserap ke dalam kulit juga bisa melancarkan peredaran darah. Sedangkan Aloe vera bisa membantu pengelupasan sel-sel kulit mati, melembabkan, melenturkan kulit, dan melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV.


Source: Majalah Intisari, no.407 - Juni 1997

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes