SUDAH beberapa hari ini suhu tubuh Adi naik-turun. Kalau diberi obat penurun panas, panasnya turun, tetapi kemudian naik kembali. Ibunya menjadi gelisah.Apa si Adi kena demam berdarah? Maklum sedang musim demam berdarah. Seorang tetangga malah berpendapat lain, mungkinkah itu gejala kena campak?
Ternyata dugaan tadi salah. Setelah dibawa kedokter dan diperiksa secara seksama akhirnya diketahui Adi menderita typhus abdominalis atau yang lazim disebut tifus di Indonesia.
Penyakit ini memang tidak asing lagi bagi kita, namun karena gejala awalnya seringkali mirip dengan beberapa penyakit lain, sulit diduga secara langsung.
Seorang dokter spesialis anak dari RS Sumber Waras menyatakan, thypus abdominalis = thypoid fever disebabkan oleh kuman yang tergolong dalam genus Salmonella yakni Salmonella typhi. Salmonella memang terdiri atas beratus-ratus jenis dan setiap jenis mempunyai tuan rumah tersendiri.
Kekasihnya terdiri atas beberapa jenis binatang seperti unggas, kucing, anjing, sapi, kuda, babi, serta binatang mengerat. Salmonella typhi dan yang lain lagi Salmonella parathypi A,B,C mencintai manusia yang tentunya sekaligus menyebabkan timbulnya penyakit. Kuman ini dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama pada tinja, sampah, daging, telur, makanan yang dikeringkan, bahkan dalam bahan kimia (seperti zat pewarna makanan).
Kita bisa terkena typhus abdominalis karena makanan atau minuman yang tercemar kuman dalam jumlah yang cukup banyak. Pencemaran bisa melalui orang yang mempersiapkan makanan karena tangannya kotor, atau melalui masakan yang kurang matang atau makanan/minuman yang dihinggapi lalat pembawa kuman.
Salmonell sangat pandai menerobos dan merusak dinding usus. Bila sampai di pembuluh darah dan getah bening, bebaslah ia untuk merajalela ke seluruh tubuh manusia (bakteriemia). Luka pada dinding usus ini bisa menimbulkan perdarahan atau bahkan menyebabkan dinding usus berlubang (komplikasi).
Kuman bisa "tidur ---- bangun"
Penderita dengan infeksi karena kuman Salmonella ini, dari jenis yang manapun disebut salmonellosis.
Gambaran klinis pada manusia dapat dibedakan menjadi empat macam:
1. Enteric fevers: Salmonella para-typhi A,B,C dan Salmonella typhi. Masa tunasnya pada umumnya 10 - 20 hari, tetapi juga dapat bervariasi antara 30 - 60 hari, tergantung dari jumlah kuman yang menyerbu ke dalam tubuh penderita. Semakin banyak kuman yang menyerbu, semakin cepat timbul gejalanya.
Gejalanya sbb: panas tinggi dan naik turun, sakit kepala, lesu, sakit perut, muntah berak atau malah tidak dapat buang air besar. Bila tidak diobati keadaan bisa menjadi parah seperti kesadaran menurun, bicaranya melantur dan dapat pula timbul komplikasi. Komplikasi bisa berupa perdarahan usus penderitanya hanya sekitar (1% - 10%) atau usus berlubang (0,5% - 3%). Bisa juga bagian tubuh lain yang menjadi sasaran kuman seperti terjadi peradangan di paru-paru, selaput otak, sendi, sumsum tulang dll.
Perjalanan penyakit para typhoid pada umumnya lebih ringan dibandingkan typhus abdominalis walaupun gejalanya sama.
2. Muntah Berak: Salmonella juga bisa menimbulkan gejala muntah berak atau keracunan makanan. Didepan sampai 48 jam setelah seseorang menelan makanan/minuman yang tercemar kuman pada suatu perjamuan makan, ia akan merasa mual. Lalu diikuti, muntah, sakit perut, berak cair. Adakalanya tinja mengandung lendir dan darah. Dalam keadaan yang parah penderita bisa kekurangan cairan.
3. Bakteriemia: penyerbuan kuman Salmanella juga bisa dalam pembuluh darah dan jantung yang menimbulkan peradangan di situ. Tanda-tandanya antara lain panas tinggi sekali dan tidak mau turun-turun.
4. Carrier = pembawa kuman: carrier bisa juga menyebarkan kuman Salmonella melalui tinjanya. Anehnya pembawa kuman ini sehat-sehat saja, tidak menunjukkan adanya gejala sakit. Ini memang mengherankan, namun faktor penyebabnya sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Salmonellosis dapat dipastikan jelas dengan pemeriksaan dan pembiakan darah, tinja, atau kencing. Pembiakan darah perlu kira-kira 3 - 7 hari. Perjalanan penyakit ini pada umumnya baik, terutama bila diketahui dan diobati sedini mungkin. Berkat kemajuan ilmu kedokteran ditambah kesadaran masyarakat akan kesehatan, bahaya lebih lanjut terhadap penyakit ini kini pada umumnya dapat dicegah. Namun, penderita bayi atau lanjut usia dengan komplikasi perlu mendapat perhatian khusus karena mereka lebih peka dan lemah. Ada kalanya penderita sudah bebas panas, tapi dua minggu kemudian jatuh sakit lagi, kuman dalam tubuhnya hanya "tidur" sebentar, kemudian "bangun" kembali.
Tidak perlu bubur saring
Sebenarnya penderita enteric fevers, menurut dokter tersebut tidak perlu selalu makan-makanan yang disaring. Makanan asal yang lembut, tidak berserat atau merangsang (pedas, asam, es). Makanan sampai ke usus kecil sudah cukup dicernakan.
Selama beberapa hari penderita harus berbaring, tidak boleh meninggalkan tempat tidur sampai panasnya betul-betul turun.
Suatu keuntungan bagi masyarakat kita bahwa obat-obatan terhadap penyakit salmonellosis ini tidak diperjualbelikan secara bebas, sehingga kegunaannya masih cukup ampuh.
Dokter tersebut juga mengingatkan agar penderita yang dirawat di rumah sakit sebaiknya jangan ditengok oleh anak-anak. Tubuh anak-anak yang masih peka akan lebih cepat tertular, dari air ludah atau pakaian penderita yang dihinggapi kuman. Bila perawatan dilakukan dirumah, sebaiknya anak-anak lain tidak diperbolehkan setempat tidur.
Waspada di musim kemarau
Perhatian terhadap kebersihan lingkungan dan perorangan sangat penting guna mencegah penyakit ini. Musim kemarau merupakan musim penyakit ini, terutama pada musim buah-buahan seperti mangga atau durian yang sering dihinggapi lalat. Membeli es di sembarang tempat yang airnya mungkin tidak direbus juga bisa menjadi penyebab. Sebab itu dianjurkan agar setiap keluarga selalu memasak air dan makanan sampai betul-betul matang. Hendaknya dijaga pula kebersihan pada waktu mempersiapkan makanan/minuman, mulai dari tangan orang yang membuatnya sampai dengan bahan yang dimasak.
Pada waktu menyajikan jangan lupa menutup makanan untuk menghindari lalat. Suntikan pencegahan bisa dilakukan bila perlu, yakni bila ada kejadian luar biasa atau bila kita berhubungan dekat dengan carrier. Mungkin saja seseorang yang tampaknya sehat tapi tinggal seatap dengan beberapa penderita salmanellosis, justru seorang pembawa kuman.
Source: Majalah Intisari, no.289 - Agustus 1987
2 comments:
Infonya bagus.. bermanfaat.
o ia silahkan kunjungi blog ku...
tipus emang salah satu penyakit yang berbahaya, dan katany sekali kena bisa kena lagi yaa??
SALAM
silahkan mampir ke artikel saya http://entertainmentgeek-jimmy.blogspot.com/2011/10/dari-mana-datangnya-mimpi.html
Posting Komentar