FEYNMAN merupakan salah satu contoh bahwa manusia jenius tidak selalu harus 'kering'. Salah satu contoh kejahilannya terjadi ketika ia masih belajar di MIT (Massachussets Institute of Technology). Ia tinggal di asrama. Suatu pagi ia terbangun pukul lima dan tidak bisa tidur lagi. Lalu ia turun ke lantai bawah dan membaca karton bertuliskan, "TOLONG TUTUP PINTU!" Peringatan ini tadinya tergantung di pintu yang hilang itu.
Segera saja ia tahu apa soalnya. Di ruang itu Pete Bernays dan dua orang kawannya biasa belajar rajin sekali. Mereka benci keributan. Kalau orang masuk ke ruangan itu untuk mencari sesuatu atau menanyakan soal pelajaran kepada mereka, maka waktu akan keluar, pasti orang itu akan mendengar Pete atau kawannya berteriak, "Tolong tutup pintunya!"
Richard P. Feynman |
Mengaku malah tidak dipercaya
Beberapa jam kemudian Feynman pura-pura bangun agak kesiangan. Ketika turun ke bawah, orang-orang sedang mondar-mandir. Pete dan kawan-kawan kesal bukan main. Pintu kamar belajar mereka hilang semua, padahal mereka mesti belajar. Sementara Feynman menuruni tangga, mereka bertanya,
"Feynman! Kamu mengambil pintu?"
"Oh, yeah!" sahut Feynman. "Saya memang mengambil pintu itu. Coba lihat buku-buku jari saya sampai bergurat-gurat, soalnya waktu membawa pintu itu ke basement buku jari saya nyerempet-nyerempet tembok."
Mereka bukan saja tidak puas dengan jawaban itu; mereka sama sekali tidak percaya.
Orang-orang yang mencuri daun pintu pertama meninggalkan banyak petunjuk (misalnya tulisan tangan pada karton), sehingga tidak lama kemudian mereka ketahuan. Feynman, menduga kalau mereka sudah ketahuan, pasti semua orang akan menganggap mereka jugalah yang mengambil daun pintu kedua.
Memang betul, semua orang menuduh mereka sampai akhirnya, setelah begitu ngotot mereka bisa juga meyakinkan semua orang bahwa bukan mereka yg mengambil daun pintu kedua.
Feynman cuma menonton dan menikmati hasil ulahnya.
Daun pintu satunya tetap hilang sampai seminggu. Orang-orang yang berkepentingan hampir tak tahan lagi belajar di ruangan yang melompong tanpa pintu.
Akhirnya direktur asrama membicarakan masalah ini di meja makan. "Kita mesti selesaikan masalah pintu ini. Karena saya sendiri belum menemukan pemecahannya, saya ingin dengar usul-usul dari kalian. Pete dan kawan-kawan butuh sekali belajar dengan tenteram."
Satu orang mengajukan usul, lalu orang lain menyusul.
Setelah beberapa saat, Feynman bangun dan mengajukan usul. Bicaranya sarkatis. "Siapa pun yang mengambil pintu itu, kami akui kamu hebat. Kamu tak usah memberitahu siapa kamu sebenarnya; kami cuma ingin tahu dimana pintu itu. Jadi kalau kamu mau meninggalkan sedikit catatan di mana pintu itu, kami akan menghormati dan mengakui selamanya bahwa kamu manusia super."
Orang berikutnya memberi usul begini. "Saya punya gagasan lain," katanya. "Saya kira, Anda sebagai direktur harus menanyai satu-persatu. Demi kehormatan asrama, pencuri pintu harus mengaku."
Direktur bilang, "Wah, itu gagasan bagus sekali." Maka ia menanyai setiap orang yang duduk di meja.
"Jack, kamu mengambil pintu?'
"Tidak, Pak! Saya tidak mengambil."
"Maurice . Kamu yang mengambil pintu?"
"Tidak, bukan saya yang mengambil Pak!"
"Feynman, kamu mengambil pintu?"
"Yeah, sayalah yang mengambil pintu itu."
"Sudahlah Feynman; ini serius! Sam ! Kamu mengambil pintu?" Semua mendapat giliran ditanyai, tetapi pengakuan Feynman diabaikan, Jadi malam itu Feynman meninggalkan catatan dengan gambar tangki minyak dan keesokan harinya mereka temukan pintu itu.
Dimusuhi pelayan
Rasanya mungkin aneh bahwa orang sejahil itu kemudian bekerja di laboratorium yang merupakan pusat pengembangan senjata terpenting di AS, yaitu Los Alamos Scientific Laboratory, yang membuat bom atom pertama di dunia di zaman Perang Dunia II. Ia bekerja disana semasa perang, yaitu tahun 1942-1945.
Namun kalau kita lihat, kejahilan Feynman ialah kejahilan orang pandai, yang memanfaatkan psikologi manusia dan sering juga ilmu yang ia tekuni. Ketika ia masih di sekolah menengah umpamanya, ia biasa makan di sebuah restoran di Boston.
Ia dikenal oleh orang-orang di restoran itu dan selalu dilayani pelayan yang sama. Melihat para pelayan selalu terburu-buru, timbullah keisengan Feynman. Ia tinggalkan tipnya, dua koin lima sen-an, dibawah dua gelas. Caranya begini: tiap gelas ia isi penuh-penuh, lalu sekeping koin ia masukkan kedalam tiap gelas: soalnya, air terlalu dekat ke permukaan meja.
Feynman ingin tahu apa yang akan dilakukan si pelayan terhadap gelas kedua setelah air membasahi meja ketika gelas diangkat.
Waktu keluar restoran, Feynman berpesan kepada pelayan yang biasa melayaninya, "Hati-hati Sue. Gelas-gelas yang kamu berikan pada saya tadi agak aneh; penuh berisi air tapi bawahnya berlubang!"
Besoknya, waktu ia datang lagi, yang melayani orang lain. Pelayan yang biasa tidak sudi berurusan lagi dengan dia. "Sue marah sekali," kata penggantinya. "Setelah dia mengangkat gelas yang pertama airnya tumpah kemana-kemana, dia memanggil boss. Mereka berpikir keras akan diapakan gelas yang sebuah lagi, tapi mereka toh tidak bisa menghabiskan seluruh hari cuma memikirkan soal itu. Jadi akhirnya gelas yang kedua itu mereka angkat juga. Air kembali tumpah kemana-mana sampai ke lantai. Aduh, sungguh berantakan. Semuanya gara-gara kamu. Setelah itu Sue terpeleset pula! Mereka marah sekali kepadamu."
Feynman tertawa.
Si pelayan bilang, "Nggak lucu! Coba kalau kamu sendiri yang dibegitukan orang, apa yang akan kamu kerjakan?"
"Kalau saya, saya ambil piring sop, saya geser gelas hati-hati ke pinggir meja, lalu saya tadahi air yang keluar dari gelas denga piring sop itu. Siapa bilang airnya harus tumpah ke mana-mana sampai ke lantai segala? Nah, baru saya ambil koinnya."
"Wah, ide bagus," kata pelayan baru.
Buku tentang pengalaman iseng
Keesokan malamnya, ia dilayani pramulayan baru itu lagi.
"Memangnya untuk apa kamu kemarin menaruh tip didalam cangkir terbalik?"
"Ya, saya pikir, meskipun kamu sedang buru-buru, pasti akan kamu sempatkan juga lari ke dapur, mengambil piring sop; lalu kamu pelan-pelan sekali menggeser cangkir itu kepinggir meja ......"
"Memang itu yang saya lakukan," kata si pelayan kesal," tapi di dalam cangkir itu ternyata tidak ada air!"
Pengalaman-pengalaman isengnya sudah dibukukan dua tahun yang lalu. Kalau Anda berminat membacanya, cari saja buku saku Surely You're Joking Mr. Feynman! tulisan Richard P. Feynman sendiri yang diterbitkan oleh Bantam. Buku itu pernah lima belas minggu tercantum dalam daftar best seller Harian The New York Times.
Source: Majalah Intisari, no.289 Agustus 1987
0 comments:
Posting Komentar