Provitamin A makanan nabati
Sayuran dan buah-buahan pun dapat diandalkan sebagai sumber vitamin A. Cuma, pada bahan nabati zat ini terdapat dalam bentuk karoten alias provitamin A, yang harus diolah dulu oleh tubuh agar siap diserap sebagai vitamin A.
Sayuran yang kaya vitamin A umumnya adalah sayuran daun hijau dan sayuran buah yang warnanya kuning-oranye. Seperti bayam,daun kacang panjang (lembayung), daun ubi jalar, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, daun talas, kangkung, daun katuk, sawi (caisim), dan wortel. Juga dalam ubi jalar merah. Beberapa buah berwarna oranye lumayan kandungan vitamin A-nya, antara lain mangga - khususnya mangga gadung, kesemek, pepaya dan tomat.
Sebagai pelengkap masakan, minyak kelapa sawit tinggi juga kadar vitamin A-nya (60.000 SI per 100g). Begitu pun minyak ikan, mencapai 80.000 SI per 100 g! Sementara kebutuhan tubuh akan vitamin A 1.200 - 2.400 SI per hari untuk bayi dan anak-anak kurang dari 10 tahun, sedangkan bagi dewasa 3.500 - 4.000 SI per hari.
Vitamin A akan lebih mudah diserap tubuh jika bahan makanan bervitamin A dimasak bersama lemak/minyak atau berbahan minyak. Lantaran vitamin A larut dalam lemak/minyak. Seperti ditumis, diberi santan, diurap, dibikin botok (bersama kelapa muda parut). Kalau tidak, bisa juga dengan menyertakan masakan berminyak dalam menu harian. Misalnya, sayur bening bayam dikombinasikan dengan tempe goreng atau oseng-oseng tempe.
Kurang makan sayur dan buah
Ironisnya, prevalensi penderita kekurangan vitamin A justru lebih banyak terdapat didaerah tropis dan subtropis basah daripada kawasan lain. Khususnya di kawasan Asia, tak terkecuali Indonesia, dan Amerika Selatan. Padahal, secara ekologis di daerah tersebut beragam sayuran dan buah-buahan sumber vitamin A dapat tumbuh dengan baik.
Jadi, masalah sesungguhnya bukan terletak pada ketiadaan bahan makanan sumber vitamin A. Namun lebih pada ketakacuhan masyarakat akan pentingnya menambahkan sayuran lebih banyak pada segunung nasi! Soalnya, semua bahan makanan pokok, baik beras, gandum, jagung putih, maupun ubi-ubian, sangat miskin vitamin A. Lagi pula, berapa banyak sih masyarakat kita yang membiasakan diri menyantap buah segar seusai makan?
Tanda-tanda dini kekurangan vitamin A adalah hilang selera makan, tubuh gampang sekali terserang infeksi, dan terhambatnya pertumbuhan. Kekurangan menahun vitamin A dapat menimbulkan kerusakan pada mata (xeroftalmia). Mula-mula penderita mengalami rabun senja atau buta ayam. Ia tidak mampu melihat dalam keadaan remang-remang, seperti saat petang hari atau ketika berada di dalam rumah yang kurang penerangan.
Jika dibiarkan berlarut-larut, kelopak matanya akan mengering (xerosis), berkerut, berpigmen, dan tampak kotor sehingga kebeningannya berkurang. Bersamaan dengan itu terlihat bercak perak kelabu berbuih di kornea matanya, biasanya disebut bercak Bitot. Sampai tahap ini penyakit akibat kekurangan vitamin masih bisa diobati dengan suplemen vitamin A.
Kalau keadaan gizi penderita payah, misalnya selain kekurangan vitamin A ia pun kekurangan protein, maka kerusakan mata makin serius. Ia pun kekurangan protein, maka kerusakan mata makin serius. Ia akan menderita keratomalasia, kornea matanya melunak! Pemberian suplemen vitamin A tak mungkin lagi bisa menyembuhkan matanya.
DARI MATA SAMPAI TUA
BAYANGKAN! Anak-anak penderita kekurangan Vitamin A bertambah 60.000 setiap tahun. Itulah kenyataan dari hasil survey Depkes dan Helen Keller International tahun 1977. Sementara sepertiganya, sekitar 20.000 anak, menjadi buta. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara subur, dimana buah-buahan dan sayur-sayuran melimpah. Andai saja ibu-ibu mau memberikan sayuran setiap hari, kasus-kasus seperti di bawah ini tentu tak akan terjadi.
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
Kekurangan Vit. A dapat berakibat langsung pada mata (xerophthalmia), turunnya daya tahan selaput lendir (mucosa) pada usus. Gejala ini mencemaskan, karena rentetannya adalah infeksi selaput pencernaan, infeksi tenggorokan, dan kekurangan gizi.
Sementara itu, Dr. Bambang Sutrisna MHSC dalam disertasinya menyebutkan, pemberian Vit. A dosis tinggi dapat mencegah kematian dan mengurangi penderitaan penyakit pneumonia (radang paru). Kematian bayi akibat pneumonia terutama terjadi pada kelompok usia dua bulan. Berarti pemberian Vit. A sebanyak 50.000 IU sudah bisa diberikan kepada bayi usia 1 bulan. Bayi dan anak balita yang tidak mendapatkan Vit. A mempunyai resiko meninggal 14,8 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mendapatkannya secara teratur.
Pneumonia yang tergolong infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), adalah penyebab kematian 150.000 balita setiap tahunnya di Indonesia. "Berarti di Indonesia setiap tiga menit terdapat seorang bayi/balita meninggal karena ISPA/pneumonia," kata Bambang.
KANKER PAYUDARA
Dr. David J. Hunter menyimpulkan, wanita yang setiap hari mengkonsumsi kurang dari 20% makanan yang mengandung Vit. A menghadapi risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan yang cukup mengkonsumsi Vit. A. Temuan yang pernah di muat di New England Journal of Medicine mengungkapkan survei kebiasaan makan 80.494 wanita pada tahun 1980. Delapan tahun kemudian, kenyataan yang diperoleh sungguh menakutkan. Di antara mereka, 1.439 orang mengidap kanker payudara. Kemudian mereka dikelompokkan menjadi empat group dalam mengkonsumsi vitamin A. Yang terendah mengkonsumsi Vit. A 6.630 IU per hari, dan yang tertinggi 17.640 IU. Nah, mereka yang mengkonsumsi Vit A. lebih dari 6.630 IU, terbukti lebih kecil kemungkinan terkena kanker payudara 20% lebih tinggi.
ANEMIA
Dr. Djoko Suharno - staf peneliti Puslitbang Gizi, Depkes-Bogor mengadakan penelitian terhadap ibu-ibu hamil. Ia menemukan, kombinasi zat besi dengan Vit. A berkhasiat memerangi anemia - kekurangan sel-sel darah merah atau menurunnya kadar haemoglobin dalam sel darah merah. Ia membuktikan, bila ibu hamil diberi Vit. A saja yang bebas anemi menjadi 35%, diberi zat besi saja yang bebas anemi menjadi 68%, tetapi kalau diberi Vit. A dan besi yang bebas anemi menjadi 92%. Jadi yang paling efektif kalau diberi Vit. A dan zat besi.
AWET MUDA
Dr. Muhilal, Kepala Puslitbang Gizi, Depkes RI - Bogor berpendapat, bila orang banyak mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung beta carotene, ia akan awet muda. Proses menua ini disebabkan oleh rusaknya jaringan tubuh oleh radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh dengan satu atau lebih elektron tanpa pasangan itu sangat reaktif, karena itulah radikal bebas sangat berbahaya. Untuk memusnahkannya, biasanya digunakan antioksidan yang terdapat pada Vit. E, Vit. C dan beta carotene. Selain sayuran hijau dan buah-buahan, makanan kesehatan seperti Spirulina, sangat baik sebagai sumber beta carotene.
UPAYA
Syukurlah, upaya Depkes memberantas kebutaan akibat kekurangan Vit. A dengan memberikan kapsul Vit. A dosis tinggi kepada masyarakat, sukses besar.
Yang paling baik dilakukan adalah menyantap sayuran hijau dan buah-buahan. Namun banyak kebiasaan memasak yang justru menghilangkan Vit. A.
Kini dengan kemajuan ilmu dan teknologi, tak hanya makanan konvensional yang digunakan untuk menanggulangi kekurangan Vit. A. Seperti dikatakan Dr. Muhilal, Spirulina adalah ganggang biru-hijau yang kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral. Kandungan provitamin A (beta carotene) sebanyak 23.000 IU per 10 gram. Ini berarti 4 kali lebih tinggi dibanding 1/2 mangkuk wortel dan ubi jalar. Ganggang itu kini diproduksi oleh Jepang dengan nama Hi-Liena.
Source: Majalah Intisari, No.375 - Oktober 1994
1 comments:
alhamdulillah nih saya sering makan wortel dll yang mengandung vitamin A hehe
semoga badan dan mata saya sehat sampai tua yaa hehe
Posting Komentar