Untuk menukar udara pengap dalam ruangan dengan udara segar di luar tidak selamanya berhasil. Udara di luar rumah kebanyakan tercemar oleh gas buangan kendaraan bermotor di jalan padat yang mepet rumah. Terpaksalah jendela itu ditutup rapat-rapat agar ruangan rumah tidak kemasukan debu dari jalanan. Dibukanya hanya waktu pagi sebelum jalanan mulai penuh dengan kendaraan bermotor.
Kuping Gajah |
Akibatnya bertambah runyam. Ruangan sempit kita makin banyak menjebak gas CO2 (karbondioksida) hasil pernapasan kita yang terkurung seharian dan semalaman. Juga gas CO (karbonmonoksida) dan NO (nitrogenmonoksida) hasil gas buangan kendaraan bermotor di jalan dekat jendela.
Menghalau gas pencemar udara dari ruangan tidak mungkin dengan membuka jendela yang sempit itu lebar-lebar, tetapi bisa bertanam tanaman hijau dalam pot yang ditaruh dalam ruangan. Tanaman ini mampu membersihkan gas-gas itu.
Sudah terbukti sejak lama, bahwa tanaman hijau yang menerima cahaya matahari berfotosintesis menyerap CO2 dari udara tercemar, dan memberikan oksigen murni sebagai hasil sampingan fotosintesis kepada udara disekitarnya. Kalau proses ini kita selenggarakan dalam ruangan sempit rumah kita, maka ruangan ini terasa segar karena sudah dibersihkan diam-diam tanpa banyak bicara.
Tanaman yang dipakai harus jenis-jenis yang memang tanaman indoor (tanaman hias ruangan) yang tahan hidup dengan cahaya minim, karena pada dasarnya mereka lahir di tempat teduh di bawah naungan pepohonan.
Sebaiknya memilih tanaman yang lebar-lebar permukaan daunnya, seperti kuping gajah, kalatea, dipen bahagia.
Tanaman yang kurang lebar daunnya juga boleh, seperti dekat kompor misalnya. Atau dekat jendela yang disinari matahari terik. Pot tempat mereka harus ditaruh di pojok ruangan yang teduh.
Halaman di luar rumah sebaiknya juga ditanami tumbuh-tumbuhan pembersih udara. Sebab, agak percuma kalau ruangan dalam rumah yang dibersihkan, sedangkan halaman diluarnya tidak dicegah pencemarannya. Untuk ini diperlukan jenis-jenis tanaman lain yang bukan tanaman indoor, tapi tanaman kebun.
Berdasarkan hasil penelitian Puslitbang Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, tanaman perdu puring, sablo, soka, kembang sepatu, dan Mussaenda (Nusa Indah) mampu menyerap gas NO pencemar udara, masing-masing sampai 62,5%, 52,2%, 49,6%, 47,9% dan 52,2%. Gas ini mudah berubah menjadi NO2 (nitrogendioksida) kalau ada udara segar yang mestinya untuk kita. Baik NO maupun NO2 sama-sama berbahayanya kalau kita hirup sepanjang hari sepanjang malam.
Source: Majalah Intisari, No.408 - Juli 1997
0 comments:
Posting Komentar