Sangatlah berguna bila kita "mengendapkan" masalah terlebih dahulu sebelum bertindak. Waktu merupakan komponen penting dari banyak keputusan. Ia membawa situasi tak menentu menjadi suatu kepastian.
Seorang rektor mengatakan, "Bila saya punya problem yang harus dihadapi pada pukul 03.00 Selasa mendatang, saya tidak akan membuat keputusan sampai hari Selasa tiba. Sementara itu, saya mengkonsentrasikan diri untuk mendapatkan semua fakta yang menyebabkan masalah itu. Bila saya mendapatkan semua fakta pada hari Selasa, biasanya masalah sudah akan terpecahkan dengan sendirinya."
Sekali keputusan dibuat, tak berarti mutlak sifatnya. Keputusan mestilah fleksibel. "Kita harus melakukan yang terbaik menurut apa yang kita ketahui pada suatu saat. Bila ternyata tidak berhasil, kita dapat memodifikasinya sambil jalan," demikian ujar Franklin D. Roosevelt, satu-satunya presiden AS yang berkuasa sampai 4 masa jabatan.
Dalam suatu keputusan besar, tak mungkin kita mengharapkan kepuasan penuh pada hasil akhirnya. Selalu ada sisi untung-ruginya. Namun, keputusan yang benar harus membawa lebih banyak keuntungan.
Dalam mengambil keputusan, peran teman bicara tidak bisa diabaikan. Tidaklah benar ungkapan yang menyatakan, membicarakan segala sesuatu dengan orang lain mungkin membawa fakta baru dan memperjelas masalah. Seandainya pun itu tak tercapai, perbincangan biasanya membuat masalahnya terfokus dan prospek pemecahannya lebih nampak.
Menunda suatu keputusan bukan berarti bimbang atau tidak tegas. Kata Chester L. Barnard, presiden New Jersey Bell Telephone Company, "Seni pengambilan keputusan seorang eksekutif adalah: tidak memutuskan masalah-masalah yang kini belum relevan, tidak memutuskan secara terburu-buru, tidak membuat keputusan yang tidak dapat dilaksanakan dant tidak membuat keputusan yang sebenarnya jadi wewenang orang lain.
Source: Majalah Intisari, no.401- Desember 1996
0 comments:
Posting Komentar