Beberapa "mitos" berikut ini perlu ditinjau lagi, sementara cara mengendarai dan merawat kendaraan dengan benar bisa diikuti :
1. Memanaskan mesin di pagi hari.
Teori ini tidak tepat benar. Memanaskan mesin kendaraan di pagi hari itu buang waktu dan BBM dengan percuma. Juga menimbulkan polusi. Tetangga, dan keluarga Anda terpaksa menghirup udara pagi bercampur asap knalpot. Sebaiknya langsung saja jalankan kendaraan perlahan-lahan selama beberapa menit sampai temperatur mesin cukup dan kendaraan dapat dijalankan dengan normal.
2. Menghidupkan mesin dalam keadaan berhenti.
Sebaiknya tidak menghidupkan mesin dalam keadaan berhenti lebih dari 3 menit. Apalagi dengan AC menyala. Jika terpaksa berhenti lebih lama dari itu, mesin hendaknya dimatikan. Cara ini menghemat BBM dan mengurangi pencemaran udara.
3. Memeriksa tekanan ban secara berkala.
Tekanan ban yang tidak cukup membuat ban cepat aus akibat tingginya gesekan ban dengan permukaan jalan. Juga bikin boros BBM karena hambatan gerak yang lebih tinggi.
4. Merawat kendaraan secara teratur.
Selain menghemat BBM, memeriksa saluran bahan bakar, saluran udara, dan setelan mesin secara teratur dapat memperpanjang umur kendaraan. Gantilah pelumas mesin secara berkala. Pelumas yang baik akan menciptakan lapisan di antara roda-roda gigi dalam mesin yang akan mengurangi gesekan antar-logam sehingga mencegah keausan.
5. Menghentikan kendaraan secara tiba-tiba.
Jika tidak terpaksa sebaiknya jangan mengerem secara mendadak. Hal ini akan mempercepat ausnya bantalan rem dan membuang energi yang tidak perlu.
6. Melajukan kendaraan secara bertahap.
Buatlah percepatan secara bertahap, dimulai dengan memindahkan gigi yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Selain menghemat BBM, juga membuat mesin lebih awet.
7. Membuat perencanaan setiap hari.
Jika mungkin, rencanakanlah perjalanan Anda untuk menghindari jalan-jalan macet. Selain bisa menimbulkan stress pada pengendara, kemacetan dapat memboroskan BBM disamping memperpendek usia mobil.
Source: Majalah Intisari, no.386 - September 1995
Source: Majalah Intisari, no.386 - September 1995
0 comments:
Posting Komentar