Perusak gigi lainnya adalah kebiasaan merokok dalam jangka waktu lama. Nikotin dapat mengubah warna permukaan gigi menjadi coklat atau kehitaman (stain) sehingga gigi tampak kotor dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontium. Terlalu lama menggunakan obat penyakit diabetes mellitus atau obat Epanutin pada penderita epilepsi (ayan) yang tidak terkontrol dapat juga mengakibatkan pembesaran jaringan gusi.
Diet Makanan
Apabila Anda ingin memiliki gigi sehat dan tetap menarik, anjuran Sub Departemen Periodonsi Lembaga Kedokteran Gigi ini cukup bermanfaat:
1. Hindari terlalu banyak makanan manis yang mudah melekat pada gigi atau yang terlalu asam.
2. Kurangi kebiasaan ngemil di antara waktu makan, sebaliknya tambahlah konsumsi makanan berserat.
3. Berhenti merokok.
4. Hentikan kebiasaan menggunakan tusuk gigi. Gantikan tusuk gigi dengan benang gigi (dental floss) yang sangat efektif untuk membersihkan plak gigi. Benang gigi ada yang dilengkapi dengan gagang sehingga mudah dipakai. Ada pula benang gigi khusus (super floss) yang terdiri atas 3 bagian: benang kaku, bulu sikat, dan benang halus. Benang gigi macam ini bisa diperoleh di apotek, pasar swalayan besar, atau body shop.
5. Usahakan selalu mengunyah pada kedua sisi rahang.
6. Bersihkan mulut dan gigi dengan berkumur. Adakalanya membuang kotoran pada gigi bisa dibantu dengan menggerakkan otot lidah, bibir, dan pipi.
7. Menggosok gigi setiap selesai makan merupakan kebiasaan yang paling baik untuk kebersihan gigi.
Sementara itu, stain (noda pada permukaan gigi) akibat nikotin rokok, plak serta karang gigi, dapat dihilangkan dengan tindakan pembersihan, poles gigi oleh dokter. Hasilnya, gigi akan bersih dan senyuman cemerlang kembali.
Radang gusi dapat diatasi dengan menjaga kebersihan gigi di rumah serta kontrol ke dokter gigi secara teratur sesuai anjuran dokter. Biasanya Anda akan dianjurkan berkumur dengan obat kumur sesuai petunjuk dokter, karena ada beberapa jenis yang mempunyai efek sampingan seperti permukaan gigi berubah warna atau rasa pahit pada pengecapan yang disebabkan oleh zat chlorhexidine.
Periodontitis dapat diatasi dengan tindakan khusus oleh seorang ahli periodonsi yaitu pembersihan plak, karang gigi serta poles gigi atau bila perlu diikuti tindakan kuret pada kantung gusi oleh dokter. Tentu saja penderita harus tetap memelihara kebersihan mulut dan gigi sehari-hari. Kunjungan teratur ke dokter gigi sangat perlu, Namun bila derajat kerusakan sudah parah, mungkin perlu tindakan bedah.
Pada penderita resesi gingiva dan abrasi teknik menggosok gigi harus diperbaiki untuk menghindari kambuhnya penyakit tersebut. Biasanya dokter gigi akan mengolesi permukaan gigi dengan suatu cairan desentizing agent untuk menghilangkan sensitivitas. Selain itu, dianjurkan menggunakan pasta gigi khusus sesuai anjuran dokter untuk gigi sensitif. Ada kalanya perlu dibedah apabila tinggi jaringan tulang masih normal oleh seorang ahli periodontis. Pada kasus abrasi perlu dilakukan penambalan. Sedangkan pada hyperplasia gingiva, pertama-tama yang perlu dihilangkan adalah plak dan karang gigi. Bila kedua masalah ini sudah beres biasanya keadaan jaringan gusi akan normal kembali. Tapi, bila gusi tetap tidak beres, perlu dilakukan pembedahan.
Bila ujung gusi antara dua gigi itu tumpul sehingga menyebabkan terjebaknya sisa makanan di antara dua gigi, hendaknya gunakan sikat gigi khusus yakni proxa brush atau interdental kit yang dapat diperoleh di apotek besar atau klinik gigi. Hendaknya tidak mengisi ruangan atau celah yang kosong dengan tambalan karena akan mengiritasi jaringan gusi dan mengakibatkan pengikisan kembali jaringan tulang. Koreksi sebaiknya dilakukan dengan pembuatan crown (selubung) pada kedua gigi.
Masalah kesehatan gigi kelihatannya memang sepele. Pada umumnya kita lebih mementingkan kesehatan organ tubuh lain daripada gigi. Padahal peranan kesehatan gigi tidak kalah penting. Seseorang dengan gigi, masih lengkap di usia lanjut akan tampak lebih awet muda dibandingkan dengan mereka yang sudah ompong.
Beberapa Hal yang Harus di Perhatikan Dalam Membeli SIKAT GIGI
1. Pilihlah sikat gigi yang kepalanya cukup kecil sehingga dapat dimanipulasi dengan baik dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa panjang kepala sikat gigi 2,5 cm, sedangkan bagi anak 1,5 cm.
2. Bulu sikat gigi hendaknya mempunyai panjang yang sama. Sikat gigi dengan bulu yang panjangnya berbeda tidak dapat membersihkan permukaan yang datar tanpa menimbulkan tekanan pada beberapa bulu sikat.
3. Tekstur bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan, sedangkan yang terlalu lunak tidak dapat membersihakan plak dengan efektif. Biasanya, dokter menganjurkan sikat gigi dengan kekakuan bulu sikat medium.
4. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang kuat dan dikontrol dengan baik.
5. Cara menggosok gigi dengan teknik roll (lihat gambar) cukup sederhana tapi cukup efektif membersihkan jaringan gusi. Caranya, sikat gigi dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat gigi mengarah ke akar gigi. Letakkan sikat gigi pada jaringan gusi dengan membentuk sudut 45 derajat. Kemudian, tekan dan tariklah perlahan-lahan sikat ke arah bawah bagi gigi atas dan ke arah atas bagi gigi bawah. Dengan demikian, bulu sikat akan menyapu daerah gusi dan gigi. Sementara gigi digosok, hendaknya gigi-gigi atas tidak dalam keadaan berkontak dengan gigi bawah. Gerakan menggosok gigi dilakukan kurang lebih 10 kali pada setiap bagian, kemudian sikat digeser ke bagian berikutnya. Setelah bagian muka dan dalam gigi dibersihkan, terakhir permukaan kunyah gigi dibersihkan dengan gerakan rotasi atau gerakan ke depan belakang.
Selain sikat gigi yang umum kita gunakan, ada pula sikat interprosimal. Bentuk sikat ini menyerupai sikat botol yang dikenal juga dengan nama proxa brush. Gunanya untuk membersihkan sela-sela gigi, khususnya pada gigi renggang, di bawah gigi tiruan cekat, juga untuk membersihkan gigi selama dipasang alat cekat ortodonsi.
Source: Majalah Intisari, no.390 - Januari 1996
0 comments:
Posting Komentar