SAYA terkejut karena tiba-tiba tanpa sebab gigi depan saya goyang dan kemudian tanggal, Padahal selama ini gigi saya tidak berlubang," cerita seorang bapak usia 50-an. Ia pun bertanya-tanya bagaimana merawat gigi-giginya yang lain agar tidak bernasib sama.
Gambar 1: PLAK GIGI |
"Gigi memang bisa tanggal apabila jaringan pendukung gigi mengalami kerusakan yang parah," tutur Mayor Laut drg. Sri Rahayu Soetedja, ahli penyakit periodontal dari Lembaga Kedokteran Gigi R.E. Martadinata, Jakarta. Menurut dokter gigi yang pernah memperdalam cabang ilmu kedokteran gigi lain di Jerman ini, gara-garanya bisa karena plak (plaque) gigi (gambar 1). Plak yang berupa lapisan tipis transparan ini selalu melekat erat pada permukaan gigi, jaringan gusi, permukaan tambalan, atau gigi tiruan yang kasar. Lapisan plak tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Hanya dengan cairan atau tablet pewarna khusus plak baru terlihat dengan jelas.
Kalau Anda kurang memperhatikan kebersihan mulut dan gigi, kata Sri Rahayu, maka pada gigi akan melekat plak, sisa-sisa makanan dan bakteri atau mikroorganisme yang akan merusak gigi dan jaringan pendukung gigi (periodontium).
Pada gigi, plak menyebabkan terjadinya lubang (karies) karena pada plak berdiam mikroorganisme yang akan mengubah gula menjadi asam dan menyebabkan terjadinya karies.
Gambar 2 : Gingivitis |
Pada jaringan periodontium, plak menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis) (gambar 2) yang ditandai tepi jaringan gusi menjadi merah dan mudah berdarah. Padahal dalam keadaan normal gusi yang merupakan jaringan lunak ini berwarna merah muda dan tidak mudah berdarah. Kalau kebersihan mulut tetap diabaikan, maka plak gigi akan mengalami proses pengapuran sehingga terbentuk karang gigi (calculus). Karang gigi tadi akan melekat erat pada gigi, di bagian atas maupun bawah gusi, menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang memproduksi racun dan merusak jaringan gusi dan tulang di bawahnya sehingga terjadi peradangan di daerah tersebut yang dikenal dengan periodontitis (gambar 3).
Gambar 3 : Periodontitis |
Pada tahap inilah mudah timbul kantung gusi ditambah lagi jaringan gusi menjadi lunak, mudah membengkak, berdarah bahkan bernanah, membuat bau mulut tak sedap. Kalau terjadi akut, akan terasa sakit berdenyut-denyut. Dalam keadaan begini, gigi terasa memanjang, mulai goyang, dan pada pemeriksaan rontgen terlihat terkikisnya tulang. Proses inilah yang dapat mengakibatkan gigi goyang dan lama-kelamaan tanggal seperti yang dialami bapak tadi.
Selain radang gusi, plak dan karang gigi juga dapat menyebabkan terjadinya pembesaran jaringan gusi atau Hyperplasia Gingivia (gambar 4). Proses-proses inilah yang menyebabkan gigi tanggal sebelum waktunya seperti di alami si bapak di atas.
Apa itu jaringan pendukung gigi?
Gambar 4 : Hyperplasia Gingivia |
"Bagaikan fondasi rumah, kalau kurang kuat maka bangunan di atasnya akan mudah roboh," tambah Letkol Laut drg. Buang Somardi, kepala Lembaga Kedokeran Gigi ini yang juga pakar periodonti. "Demikian pula dengan jaringan pendukung gigi atau periodontium (bahasa Yunani, peri = di sekeliling, odont = gigi) yang juga sangat penting peranannya. Jaringan periodontium ini terdiri atas gusi, jaringan tulang, serabut-serabut periodontal, dan sementum (lihat skema). Jaringan ini mempunyai fungsi, antara lain untuk menahan gigi tetap berada pada tempatnya serta menahan beban kunyah atau tekanan-tekanan lain yang mengenai gigi."
Tambalan, gigi palsu, dan perata gigi
Radang gusi dan jaringan pendukung gigi, menurut kedua pakar gigi tersebut, bisa juga terjadi karena tambalan gigi yang kurang baik. Tambalan lama harus sering di kontrol sebab permukaan atau tepi tambalan yang kasar bisa menjadi sarang plak dan sisa makanan. Apalagi kalau letaknya berdekatan dengan tepi gusi.
Gigi palsu yang berupa crown (selubung) ataupun bridge (jembatan) harus selalu diperhatikan, "Gigi palsu yang sudah lama dan longgar dapat mengiritasi jaringan pendukung gigi sehingga jaringan pendukung gigi sehingga jaringan pendukung gigi lebih cepat terkikis," jelas Sri Rahayu.
Gigi tiruan cekat yang tepinya kasar dan tajam merupakan tempat melekatnya plak dan bisa mengiritasi jaringan gusi sehingga menyebabkan gingivitis. "Jadi kalau Anda mengenakan gigi palsu rajin-rajinlah kontrol ke dokter."
Gambar 5: Resesi Gingiva |
Tidak kalah penting, letak gigi yang tidak beraturan atau berjejal, selain mengganggu estetika juga menyulitkan pemeliharaan kebersihan mulut. Ini membuat plak atau sisa makanan akan tetap melekat pada gigi. Keadaan seperti itu mudah menyebabkan gingivitis atau gigi berlubang.
Pemakaian alat cekat ortodonsi yang bertujuan untuk meratakan gigi juga bisa mengakibatkan penyakit yang sama apabila kurang dijaga kebersihannya.
Jaringan gusi juga bisa terkikis akibat kebiasaan mengorek sela-sela gigi dengan menggunakan tusuk. Dalam keadaan normal, menurut kedua pakar ini, jaringan gusi di antara dua gigi berbentuk segi tiga dan ujungnya runcing. Namun, apabila setiap kali ujung jaringan gusi ini tertusuk oleh tusuk gigi, maka ujung jaringan menjadi tumpul. Hal ini akan meningkatkan terjebaknya makanan di antara dua gigi.
Teknik menggosok gigi yang salah pun, menurut Sri Rahayu, dapat mengakibatkan bergesernya tepi jaringan gusi ke arah akar gigi sehingga permukaan akar gigi akan terlihat sebagian atau biasa disebut resesi gingiva (gambar 5).
2 comments:
iiihhhh.... sereeeemm amat!!
Infonya bagus sekali. Bermanfaat buat kita agar menjaga kesehatan gigi. Thanks bro
Posting Komentar