Bagaimana mengontrol sendiri kadar gula dalam darah sambil tetap memperoleh regimen pengobatan dokter? Pertama (dan terpenting) harus di sadari bahwa tidak ada cara lain daripada mengendalikan diri terhadap makanan manis. Pengobatan apa dan berapa pun tidak akan berhasil jika kita tidak bisa mengontrol masukan makanan. Kedua, gerak badan dan menjaga berat tubuh tidak berlebih, mengurangi lemak di perut dan bagian lain. Ketiga, untuk verifikasi ukur kadar gula setidaknya seminggu sekali untuk menilai apakah upaya kita sudah berhasil.
Target pengobatan diabetes ialah untuk mencapai kadar gula darah yang normal (atau mendekati), tanpa terjadi hipoglikemia. American Diabetic Association (ADA) tahun 2000 telah menetapkan patokan nilai gula darah untuk menjamin minimalnya risiko komplikasi diabetes. Ini agar kita bisa menikmati hidup seperti orang normal tanpa dihantui oleh komplikasi. Kriteria itu menyebutkan, kadar gula sebelum makan harus di antara 80 - 120 mg, dua jam sesudah makan dan sebelum tidur (malam) harus di antara 100 - 140 mg%, sedangkan glikoHb harus di antara 6 - 7%.
Yang disebut terakhir ini paling menentukan dan berhubungan erat dengan adanya komplikasi. GlikoHb yang disebut juga HbA1c mencerminkan kadar gula selama 2 - 3 bulan terakhir dan merupakan persentase kadar gula dalam sel darah merah (yang masa hidupnya memang tiga bulan). Maka parameter ini mencerminkan kontrol gula selama 2 - 3 bulan terakhir. Dengan alat kecil untuk mengukur kadar gula sendiri di rumah, pengontrolan ini dapat dilakukan meski tetap di bawah pengawasan dokter Anda.
Pengaturan dosis obat di rumah sakit sering dalam suasana artifisial, padahal di rumah cara hidup sangat berlainan.
Benchmark ini merupakan standar yang berat sekali, karena memaksa kita untuk mengubah pola hidup dan makan. Di sisi lain kita akan "terjamin" (dengan batasan 'arti jaminan' dalam ilmu pengobatan) bisa hidup lebih lama dan sehat. Dengan kemauan keras, hal ini tidak mustahil, terutama untuk mereka yang mau menikmati kebahagiaannya selama hidup.
Misi ini tentu harus di usahakan bersama dokter keluarga/spesialis kita yang juga menggunakan target ini sebagai sasaran regimen pengobatannya. Tentu dokter mau tak mau harus menyediakan waktu untuk itu, serta terus memantau ketat perkembangan gula darah pasiennya dalam suasana hidup sehari-hari (tidak perlu di rumah sakit yang artifisial). Sudah tentu kita sendiri dapat memantau kemajuan atau kemundurannya berdasarkan benchmark di atas.
Target yang ditentukan oleh ADA sebenarnya sangat riil dan bisa tercapai karena dewasa ini tersedia obat antidiabetik dengan empat macam cara kerja. Beda dengan beberapa tahun lalu, ketika hal ini sulit dilakukan karena insulin maupun obat oral yang dosisnya ditambah karena fenomena ini.
Kadar gula sebaiknya tak boleh naik-turun seperti yoyo, karena bisa berakibat fatal. Andai ini terjadi, kita juga tidak akan menyadarinya bila kadar gula hanya diperiksa pagi sebelum sarapan. Soalnya, nilai ini hanya berlaku untuk menentukan dosis pengobatan, terutama insulin, bukan untuk meraih long-term benefit.
Source: Majalah Intisari, no.452 - Maret 2001
1 comments:
lebih baik menghindari penyakit diabetes daripada mengobatinya..
teman saya banyak yg sudah kena diabetes karena faktor keturunan, dan mengobatinya sangat sulit dan harus sering suntuk insulin,,,
salam blogwalking Kontroversi Seputar Acai Berry Sebagai Obat Pelangsing
Posting Komentar