Dipasaran terdapat banyak merk dan tipe pemadam api. Dari yang ukuran kecil (APAR - alat pemadam api ringan) sampai yang berat dan harus diletakkan pada alas beroda. Semua terkemas di dalam tabung berwarna mencolok: kuning, merah, jingga, hijau, atau biru muda. Yang perlu diperhatikan dari setiap tabung adalah isinya: air, busa, gas karbondioksida (CO2), tepung kimia kering (dry chemical power), atau halon (cairan yang mudah menguap). Sebab perbedaan isi juga membedakan penggunaannya. Biasanya, setiap tabung hanya menyertakan keterangan isi dan tujuan penggunaannya - klasifikasi A, B, B dan C, dan sejenisnya.
Menurut pengalaman, kebanyakan kebakaran di Indonesia berpangkal dari listrik (klasifikasi C) dan kompor (B). Karenanya, kebanyakan APAR yang dijual hanya bertanda B dan C. Jika ingin membeli, perlulah di waspadai kebakaran klasifikasi lain.
Dalam kebakaran, unsur ketenangan menjadi kunci. Begitu pun saat Anda menggunakan APAR. Ingat, isi tabung, yang beratnya antara 0,5 dan 16 kg, itu hanya sedikit. Waktu penyemprotan bukan dalam hitungan menit, melainkan detik, 5-16 detik saja. Maka yang perlu dilakukan ketika terjadi kebakaran adalah: ambil APAR dari tempatnya dan bawa ke dekat api. Sesampai disana baru cabut pen atau kunci pengaman, pegang tabung dan moncong penyemprotnya secara terpisah. Tekan pengatup hingga isinya memancar, dan arahkan pada api. Jika yang terbakar benda cair, arahkan semprotkan pada permukaannya. Jika benda padat, arahkan pada pusat bagian yang terbakar. Ingat, penyemprotan harus searah dengan angin. Jika tak memungkinkan bisa dari samping, jangan berlawanan arah. Penyemprotan harus diawali dengan api yang kecil, kemudian bertahap sampai yang besar. Jangan terbalik.
Bagi rumah tangga yang tidak mempunyai tabung pemadam kebakaran, bisa berjaga-jaga dengan karung atau keset. Jika kompor terbakar tanpa kendali, misalnya, rendamkan karung atau keset ke dalam air, kemudian kerukupkan pada kompor itu. Bila api belum padam, kerukupkan lagi karung atau keset basah berikutnya. Usahakan tetap tenang, berlindung dibalik karung atau keset basah agar bisa menjangkau api sedekat mungkin.
Jika kebakaran berpangkal dari listrik, putuskan dulu aliran listrik, baru kemudian mencoba memadamkan api dengan cara sederhana tadi.
Unsur ketenangan juga memungkinkan Anda mengukur kemampuan diri, sanggup atau tidak menanggulangi api.
Kalau kebakaran tak bisa lagi diatasi, tinggalkan tempat. Jika ada orang lain disitu, selamatkan dulu wanita, anak-anak, dan orang cacat, atau orang yang berada di atas bagian yang terbakar. Lepaskan sepatu bertumit tinggi, tinggalkan tempat dalam keadaan tertutup, dan melaporlah kepada petugas yang berwenang menggantinya.
Source: Majalah Intisari, no.375 Oktober 1994
1 comments:
Mantabs, lae...
Posting Komentar