Keluhan yang banyak dikaitkan dengan masa menopause adalah ketakutan orang pada osteoporosis. Sebagai ilustrasi, dengarlah pengalaman seorang dokter di kamar praktiknya.
Suatu hari ia kedatangan pasien yang dengan panik mengatakan, "Dok, saya menderita osteoporosis!"
Tetapi saat diperiksa tidak patah tulang, punggungnya juga tidak bongkok. Rupanya, panik itu muncul setelah melihat hasil tes kepadatan tulangnya rendah.
Gara-gara takut gemuk dan takut hitam
Osteoporosis memang penyakit yang ditandai oleh rendahnya massa tulang dan terjadinya kemunduran pada struktur jaringan tulang, sehingga tulang gampang patah. Tapi, rendahnya massa tulang belum tentu menunjukkan osteoporosis. Kalau struktur jaringan tulangnya kuat, meski massa tulang rendah, belum tentu seseorang menderita patah tulang. Lebih tepat kalau ia di kategorikan "berisiko" menderita osteoporosis. Mirip-mirip dengan hasil tes kolesterol yang menunjukkan tinggi-rendahnya risiko kita mendapat penyakit jantung.
Barangkali karena faktor baik-kurang baiknya struktur jaringan tulang itu masih belum bisa diukur, perhatian kalangan medis jadi tumpah ruah pada massa tulang. Padahal, ya, itu tadi. Rendahnya masa tulang belum menunjukkan osteoporosis.
Meski dibandingkan wanita kulit putih, wanita penderita osteoporosis di kalangan bangsa Asia lebih sedikit. Prof. Chehab Rukni Hilmy, M.D. FICS, guru besar ortopedi FKUI, memprakirakan di Indonesia jumlah penderitanya mencapai 20 juta orang (Kompas, 12/10/1998). Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprakirakan pada tahun 2050 separuh dari penderita cedera panggul akibat osteoporosis bakal ditemukan di Asia. Semakin hari jumlah korban osteoporosis di Asia semakin meningkat.
Penyebabnya diduga karena keengganan wanita Indonesia untuk minum susu (karena takut gemuk) dan terpapar sinar matahari (karena takut hitam). Padahal kombinasi antara asupan kalsium dengan sinar matahari yang mengaktifkan vitamin D dalam tubuh kita (yang pada gilirannya akan membantu penyerapan tubuh terhadap kalsium) sangat baik bagi kekuatan tulang. Massa tulang yang mencapai puncaknya saat kita berusia 35 tahun akan baik mutunya, bila sejak balita asupan kalsium kita terus tercukupi. Selain itu, yang menentukan tingginya kepadatan tulang juga faktor keturunan dan rajin tidaknya kita berolahraga. Mengenai manfaat olahraga ini jelas-jelas dipertegas oleh dr.Hario Tilarso, dokter olahraga pada Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat DKI Jaya, "Saya punya banyak pasien osteoporosis yang bisa sembuh tanpa obat."(Intisari, Januari 1999).
Wanita Indonesia yang takut gemuk, sebenarnya tak perlu terlalu merisaukan asupan kalsiumnya, asalkan mereka menyadari bahwa sumber-sumber kalsium alami itu cukup banyak. Tidak cuma susu, meski memang susu mengandung banyak kalsium. Ambil contoh sayur-sayuran hijau, tempe, tahu juga kacang-kacangan dan makanan laut. Teri kering jangan diremehkan sebagai ikan asin belaka, karena memiliki kandungan kalsium yang amat tinggi.
Seberapa banyakkah kebutuhan kalsium kita per hari? Menurut Siti Fatimah, M.Sc., seorang dokter dan ahli gizi lulusan University of London, angka kecukupan kalsium bagi orang Indonesia adalah 500 - 800 mg per hari. Namun, untuk manula dan wanita yang sudah menopause dianjurkan 1.000 mg/hari (Intisari, September 1999).
Chehab juga memberikan alternatif yang cukup murah, yaitu setiap hari mengkonsumsi enam butir tablet kalk dengan ukuran 150 mg per tablet, yang nilainya hanya beberapa ribu rupiah per bulannya. Dosis untuk wanita hamil dan menopause 1.500 mg, sementara wanita menyusui 2.000 mg.
Secara langsung, kandungan kalsium dalam tubuh kita juga dipengaruhi oleh beberapa hormon, yang memang mengatur metabolisme kalsium. Bisa disebut parathormone (dari kelenjar paratiroid), kalsitonin (dari kelenjar tiroid), dan vitamin D (dari kulit). Vitamin D, faktor sangat penting dalam pengaturan kandungan kalsium dalam darah, sebaliknya juga tidak boleh melampaui batas 1.000 mg/hari. Terlalu banyak vitamin D akan mengisap kalsium dari tulang, sehingga justru mengeroposkan tulang. Steroid juga bisa mengurangi mengurangi kepadatan tulang, meski secara tak langsung.
Meski selama ini timbul kesan osteoporosis adalah "penyakit wanita", kaum pria sebenarnya tidak kebal terhadap oknum ini. Sayang, telaah mengenai osteoporosis dikalangan pria masih langka, sehingga seluk-beluknya belum terungkap.
HAMBURGER GANTI SAJA DENGAN TAHU
LALU apa yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan yang menghadapi menopause? "Ketimbang simtom-simtom perimenopause, yang pasti akan berlalu, sebenarnya lebih seram penyakit-penyakit yang bisa menyerang para wanita di masa tuanya," tulis Dr. Susan M. Love. Untuk itu ia menyarankan perubahan gaya hidup menuju ke arah yang lebih baik dan lebih sehat.
Sambil tidak mengesampingkan perbedaan selera, kondisi kesehatan, ia mempersilahkan masing-masing pribadi untuk menentukan sendiri sejauh mana perubahan yang dapat dilakukannya secara berangsur :
1. Lakukan general check up termasuk tes darah untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum, sebelum melakukan diet atau program latihan olahraga.
2. Menopause mendatangkan perubahan pada metabolisme. Makanan yang dulu tidak membawa akibat apapun, bisa saja kini membuat gemuk atau menyebabkan masalah pencernaan. Amati kebiasaan makan Anda dan lakukan perubahan di mana perlu. Hasil positifnya tidak hanya akan menjauhkan diri Anda dari penyakit, tetapi juga memperlunak simtom-simtom menopause.
3. Diet rendah lemak, terutama lemak jenuh, dan tinggi serat sangat penting untuk menjauhkan diri dari kanker payudara, usus, dan penyakit jantung. Pertahankan tingkat kolesterol total pada batas-batas aman (di bawah 200 mg/dl). Sayur dan buah-buahan yang dikonsumsi dalam kondisi alaminya lebih banyak mengandung serat daripada misalnya dalam bentuk jus.
4. Makanan yang tinggi protein, tetapi rendah kalsium (seperti: daging merah) dapat menyebabkan kita kehilangan kalsium karena tubuh menggunakan kalsium untuk menggunakan asam yang dihasilkan saat kita mencernakan protein hewani. Para penggemar protein hewani dianjurkan untuk bergeser ke sumber-sumber protein nabati. Artinya, gantilah hamburger menjadi tahu dan stik menjadi kacang-kacangan! Segal jenis makanan berbasis kedelai sangat dianjurkan. Menurut penelitian, ia menurunkan kolesterol, membantu tubuh menyerap kalsium, dan diduga juga menghambat berkembangnya tumor ganas pada payudara.
5. Banyak minum air karena wanita dalam masa perimenopause kehilangan banyak cairan karena banyak berkeringat dan pendarahan yang berat. Namun perlu diingat, kafein, alkohol dan soft drink menyebabkan kita kehilangan kalsium. Yang terbaik adalah susu rendah lemak atau tanpa lemak, dan susu kedelai.
6. Konsumsi cukup kalsium. Selain susu, sayuran hijau juga memenuhi kebutuhan kalsium kita. Sayangnya, bayam dan parsley mengandung oksalat yang mengikat kalsium dan membuat kalsiumnya sulit diserap tubuh. Namun sumber-sumber kalsium lain tak kurang, apalagi bagi kita yang punya budaya makan tempe, tahu dan kecap.
7. Perhatikan bobot anda. Di usia setengah baya, metabolisme mulai melambat, sementara kita cenderung mengurangi aktivitas. Meski demikian wanita yang sedang dalam masa perimenopause tidak dianjurkan untuk menjalani diet kilat karena bisa menyebabkan anoreksia.
8. Berhenti merokok karena mengurangi kemungkinan penyakit jantung.
9. Berolahraga secara teratur.
10. Mengurangi stress. Karena hidup tak mungkin lepas dari stress, maka yang mungkin dilakukan adalah mengubah sikap kita dalam menghadapinya.
11. Melakukan kegiatan kreatif, yang benar-benar disukai, karena jiwa-seperti tubuh kita- juga memerlukan "olahraga". Bisa di seputar seni, mencoba jadi penulis, atau terjun dalam kegiatan sosial atau politik.
Source: Majalah Intisari, no.442 - Mei 2000
3. Diet rendah lemak, terutama lemak jenuh, dan tinggi serat sangat penting untuk menjauhkan diri dari kanker payudara, usus, dan penyakit jantung. Pertahankan tingkat kolesterol total pada batas-batas aman (di bawah 200 mg/dl). Sayur dan buah-buahan yang dikonsumsi dalam kondisi alaminya lebih banyak mengandung serat daripada misalnya dalam bentuk jus.
4. Makanan yang tinggi protein, tetapi rendah kalsium (seperti: daging merah) dapat menyebabkan kita kehilangan kalsium karena tubuh menggunakan kalsium untuk menggunakan asam yang dihasilkan saat kita mencernakan protein hewani. Para penggemar protein hewani dianjurkan untuk bergeser ke sumber-sumber protein nabati. Artinya, gantilah hamburger menjadi tahu dan stik menjadi kacang-kacangan! Segal jenis makanan berbasis kedelai sangat dianjurkan. Menurut penelitian, ia menurunkan kolesterol, membantu tubuh menyerap kalsium, dan diduga juga menghambat berkembangnya tumor ganas pada payudara.
5. Banyak minum air karena wanita dalam masa perimenopause kehilangan banyak cairan karena banyak berkeringat dan pendarahan yang berat. Namun perlu diingat, kafein, alkohol dan soft drink menyebabkan kita kehilangan kalsium. Yang terbaik adalah susu rendah lemak atau tanpa lemak, dan susu kedelai.
6. Konsumsi cukup kalsium. Selain susu, sayuran hijau juga memenuhi kebutuhan kalsium kita. Sayangnya, bayam dan parsley mengandung oksalat yang mengikat kalsium dan membuat kalsiumnya sulit diserap tubuh. Namun sumber-sumber kalsium lain tak kurang, apalagi bagi kita yang punya budaya makan tempe, tahu dan kecap.
7. Perhatikan bobot anda. Di usia setengah baya, metabolisme mulai melambat, sementara kita cenderung mengurangi aktivitas. Meski demikian wanita yang sedang dalam masa perimenopause tidak dianjurkan untuk menjalani diet kilat karena bisa menyebabkan anoreksia.
8. Berhenti merokok karena mengurangi kemungkinan penyakit jantung.
9. Berolahraga secara teratur.
10. Mengurangi stress. Karena hidup tak mungkin lepas dari stress, maka yang mungkin dilakukan adalah mengubah sikap kita dalam menghadapinya.
11. Melakukan kegiatan kreatif, yang benar-benar disukai, karena jiwa-seperti tubuh kita- juga memerlukan "olahraga". Bisa di seputar seni, mencoba jadi penulis, atau terjun dalam kegiatan sosial atau politik.
Source: Majalah Intisari, no.442 - Mei 2000
0 comments:
Posting Komentar