Ketidakhadiran mereka karena lingkungan yang dulunya asri oleh tumbuh-tumbuhan berbunga itu pada suatu waktu dibabat habis oleh pengembang perumahan ketika mereka akan membangun rumah-rumah dan jalan baru. Walaupun penghuni rumah baru itu kemudian menanami kembali lahan yang gundul, namun diperlukan waktu yang lama sebelum kupu-kupu mau datang kembali. Apa lagi kalau yang ditanam kembali itu rumput dan tanaman hias yang rendah. Tanaman ini tidak memberi kesempatan sama sekali kepada kupu-kupu untuk menempelkan telur dan menetaskannya menjadi ulat.
Selesai menyerbuki bunga, kupu-kupu biasanya kawin dan bertelur pada daun tanaman. Tetapi jelas yang mereka pilih daun yang dapat dimakan oleh ulat yang akan menetas dari telur nanti. Kebanyakan daun perdu, pohon, dan semak berbunga yang dapat memberi kesempatan kepada induk kupu-kupu untuk menaruh telur pada daunnya. Misalnya bunga lantana, soka, kembang kuning, bungur dan pohon hias lain yang bunganya mengundang kupu-kupu.
Perdu dan pohon semacam itu idealnya memang ditanam di taman kota yang tersebar di berbagai lingkungan hunian. Tetapi taman-taman itu sudah banyak yang menyedihkan vegetasinya, terutama di daerah pemukiman yang penduduknya tidak diikutsertakan dalam pemeliharaan taman. Menanam pohon baru tidak cukup di taman semacam itu.
Keadaan merana dari taman-taman itu kebanyakan karena pada waktu perencanaan pembangunannya dulu tidak mengikutsertakan keinginan penduduk setempat. Mereka merasa tidak ikut memiliki taman itu, sehingga sulit diharapkan kerja samanya untuk memelihara taman.
Tetapi untung perdu, semak, dan pohon hias penarik kupu-kupu masih dapat ditanam di halaman rumah masing-masing penghuni sebagai penghias halaman, terutama halaman rumah lingkungan perumahan baru, di samping tepi-tepi jalan, bantaran sungai, dan saluran irigasi. Supaya tidak semrawut timbul anarki penanaman, sebaiknya penanaman pohon di tempat umum ini dikoordinasikan ketua RT dan ketua RW.
Kupu-kupu hanya mau bertelur di daerah yang udaranya bersih. Itulah sebabnya, mereka dijadikan indikator apakah suatu lingkungan masih bersih udaranya, ataukah sudah tercemar. Pencemaran udara terjadi kalau tempat itu terlalu banyak menerima asap kendaraan bermotor tanpa ada kesempatan untuk bertukar dengan udara segar pada waktu malam, subuh, dan fajar. Kendaraan terlalu padat, siang-malam, atau ruangan terlalu sempit. Di tempat semacam itu kita sia-sia mengharapkan kedatangan kupu-kupu.
Di tepi jalan tol yang lebih lega, seperti di Cawang, Jakarta Timur misalnya, dapat kita lihat banyak sekali kupu-kupu beterbangan di sekitar pohon kembang kuning. Tetapi hanya pada waktu pagi, ketika udara masih segar. Pada siang hari tidak ada lagi kupu-kupu itu, karena udara sudah tercemar kendaraan bermotor. Walaupun kehadiran mereka hanya sebentar, tetapi itu sudah lumayan.
Source: Majalah Intisari, no.403 - Februari 1997
4 comments:
salam kenal...
iya sekarang melihat kupu2 udah sangat jarang yaaa..
paling juga diperdesaan atau dikebun2 bunga..
unang2 juga udah gak ada sekarang
salam blogwalking Bermake-up Untuk Kulit Berjerawat
suatu hari seorang teman asal d Jakarta meminta saya kalau pulang kampung bawain kupu-kupu. sebegitu langkanya kota tak ada kupu-kupu. di kampung saya banyak, tapi bagaimana membawanya...
menarik pembahasannya..
Revolusi Galau
kita yang tinggal di kota impor ulat bulu saja dari daerah yang kelebihan ulat bulu. nanti lama-lama akan jadi kupu-kupu di kota.
Posting Komentar