Grace Wyshak dari Harvard's School of Public Health bersama satu tim peneliti mewawancarai 5.398 orang wanita. Pertanyaan yang diajukan antara lain menyangkut gaya hidup, diet, keikutsertaan mereka dalam atletik semasa di perguruan tinggi, dan keretakan tulang. Ternyata, di antara para mantan atlet perguruan tinggi itu, para peminum soda memiliki kemungkinan mengalami retak tulang pertama kali setelah usia 40 tahun dua kali lebih besar daripada yang bukan peminum soda. Pada usia itu wanita memang mulai mengalami kemungkinan retak tulang akibat kerapuhan tulang.
Menurut Rose Frisch dari Pusat Studi Kependudukan Harvard, hasil penelitian itu merupakan penemuan yang mengejutkan, "Sekaligus menyulitkan, sebab banyak atlet minum sejumlah besar minuman ringan," kata Frisch yang juga salah seorang penulis hasil penelitian itu. Buat mereka yang bukan atlet, minum minuman ringan tidak mendatangkan efek yang jelas. Barangkali, menurut Frisch, karena mereka tidak minum minuman itu sebanyak para atlet.
Menurut Frisch, efek tersebut mungkin hanya dari satu jenis minuman ringan, yaitu cola yang umumnya mengandung asam fosfor yang biasa dicampurkan untuk menimbulkan rasa asam pada minuman. Penelitian terhadap binatang, dan juga sejumlah laporan kasus terhadap manusia, menunjukkan bahwa fosfor menganggu penyerapan kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk membangun tulang.
Source: Majalah Intisari, no.325 - Agustus 1990
0 comments:
Posting Komentar