Nah, agar metabolisme tubuh tetap berjalan mulus, segeralah makan dalam jangka waktu satu jam setelah bangun tidur. Ini disarankan Daniel Kirschenbaum, PhD., guru besar di Northwestern University. Yang menjadi masalah, banyak yang belum tahu cara sarapan terbaik. Termasuk soal menu yang tepat untuk sumber energi sarapan.
Pastikan makanan untuk sarapan berkadar lemak rendah. Makanan rendah lemak berefek positif bagi kesehatan secara keseluruhan, kecepatan pemakaiannya lebih tinggi, meskipun kita mengonsumsi kalori lebih daripada yang dibutuhkan.
Konsumsilah kalori ekstra dari sumber karbohidrat karena tubuh akan cepat membakarnya. Menambahkan 100 kalori ekstra dari lemak, misalnya justru akan membuat sebagian besar (sekitar 97 kalori) tak terbakar dan tersimpan dalam lemak tubuh. Makanan rendah lemak seperti pasta, sayuran, dan buah juga akan membuat vitalitas kita lebih optimal dan untuk beraktivitas sepanjang hari.
Setelah sarapan, makanlah sedikit dengan frekuensi sering. Lima kali makan dalam sehari adalah frekuensi ideal dengan porsi makan siang lebih banyak dari waktu makan lainnya. Sedangkan untuk mengendalikan bobot badan, mengonsumsi makanan ringan pada malam hari merupakan cara terbaik.
Cukupkan kebutuhan lemak baik. Sumbernya a.l. ikan dari laut dalam seperti salmon, tuna segar, dan mackerel; serta sari kacang kedelai. Hindari konsumsi lemak secara berlebihan, terutama lemak jenuh dan sebagian minyak terhidrogenasi, yang bersumber dari beberapa jenis margarin dan snack.
Jangan lupa mengonsumsi teh hijau. Setidaknya, suatu penelitian di Swiss yang dilaporkan tahun 2000, membuktikan teh hijau meningkatkan metabolisme tanpa mempengaruhi kecepatan kerja jantung. Kandungan zat didalamnya juga membakar lemak.
Source: Majalah Intisari, no.429 - April 1999
0 comments:
Posting Komentar