MAU TIDAK MAU, penderita kencing manis (diabetes mellitus) mesti berdiet. Baik golongan penderita yang bergantung pada insulin) maupun tidak (NIDMM atau PTBI: penderita tidak bergantung insulin).
Para PTBI dapat disembuhkan cukup dengan mengatur pola makannya, yakni dengan diet rendah karbohidrat. Namun pola diet macam ini bisa mendatangkan masalah jika diberikan tidak secara hati-hati kepada PBI. Soalnya, pengidap PBI kebanyakan anak-anak dan remaja yang sedang sangat membutuhkan kalori, terutama dari karbohidrat. Hingga harus diatur betul agar porsi kalori terbatas dan dosis insulin tetap menjamin pertumbuhan fisiknya secara optimal.
Diet ini terutama bermanfaat mencegah meningginya kadar gula darah penderita. Di samping itu juga menjaga kecukupan asupan (intake) asam amino dan lemak sesuai pedoman diet, sehingga bisa mengurangi risiko komplikasi dan menumpuknya badan keton hasil metabolisme lemak. Dengan berdiet berat badan normal akan terjaga, sedangkan tubuh tetap mendapatkan cukup asupan energi.
Diet rendah karbohidrat
Tenaga yang dihasilkan bahan makanan diukur dalam satuan kalori. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1 g karbohidrat atau protein bernilai 4 kalori. Jadi, lemak merupakan zat gizi padat kalori dan kalau berlebihan bisa mempertinggi risiko penyakit jantung koroner.
Bagi penderita diabetes, karbohidrat merupakan zat gizi terpenting yang perlu diperhatikan takarannya. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi bagi tubuh diperoleh dari karbohidrat. Ada dua golongan karbohidrat, yakni karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Disebut demikian karena yang pertama ikatan kimiawinya memiliki lebih dari satu rantai glukosa, sedangkan yang kedua hanya satu.
Bila kita mengkonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks, seperti roti, maka zat ini akan diuraikan menjadi rantai tunggal glukosa, baru kemudian terserap ke dalam aliran darah. Sesudahnya, kadar gula darah memang akan naik, tapi tidak kelewat cepat dan naiknya tidak banyak. Sebaliknya, jika kita mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana, seperti selai, jelly, minuman ringan, maka kadar gula darah segera melejit, karena gula bisa langsung memasuki sistem aliran darah.
Makanya, penderita diabetes dianjurkan menghindari makanan mengandung karbohidrat sederhana yang cepat terserap. Seperti gula pasir, gula jawa, manisan, permen, coklat, biskuit, sirup, minuman ringan, susu kental manis, es krim. Mereka dianjurkan mengkonsumsi sumber karbohidrat berserat alami, seperti roti yang mengandung biji gandum, biskuit berserat, sayuran, kacang-kacangan, dan buah segar.
Penderita sangat disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum berdiet, agar dietnya benar sehingga berhasil sembuh. Lebih-lebih lagi lantaran pola diabetes untuk orang Indonesia agak berbeda dengan versi diet serupa di negara Barat, yang biasanya mengandung 40 - 50% karbohidrat, 30 - 35% lemak, dan 20 -25% protein (Diet A). Menurut penelitian Askandar Tjokroprawiro, Diet B yang berkomposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein - lebih pas buat kita.
Diet B selain mengandung karbohidrat agak tinggi (68%) juga kaya serat dan rendah kolesterol. Ini sesuai dengan hasil penelitian di luar negeri bahwa diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.
Tingginya serat dalam sayuran A dan B dapat menekan kenaikan kadar glukosa darah dan kolesterol darah sesudah makan.
Setiap 100 g sayuran A mengandung 50 kalori, yang terdiri atas 3 g protein dan 10 g karbohidrat. Contohnya bayam, buncis, daun melinjo, daun pepaya, labu siam, daun beluntas, daun ubi jalar, daun singkong, jagung muda, kacang panjang, nangka muda, pare, wortel.
Kembang Kol |
Bawang merah, bawang putih (berkhasiat 10 kali bawang merah), dan buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes, karena dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah. Hanya saja, konsumsi buncis cukup 3 kali 50 - 200 g per hari. Konsumsi buah-buahan lebih dianjurkan yang kurang manis. Misalnya, pepaya, kedonding, salak, pisang, apel, tomat, semangka. Buah manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, harus dibatasi.
Susunan diet B ini pada prinsipnya dapat diberikan kepada semua penderita diabetes. Namun, penderita dengan komplikasi pada ginjal (nefropati diabetik) perlu diberi pola diet lain.
Dalam melaksanakan diet diabetes hendaknya penderita mengikuti pedoman 3 J, yakni Jumlah, Jadwal, dan Jenis. Silakan buka kembali artikel Mengendalikan diabetes dengan diet 3 CARA (3J)
Diet PBI lebih kompleks
Bagi para PBI, pengaturan dietnya lebih kompleks, karena penderita juga harus mendapatkan insulin setiap hari. Prinsipnya, harus ada keseimbangan antara diet, kegiatan fisik, dan jumlah insulin yang disuntikkan. Untuk itu diperlukan beberapa syarat. Asupan energi mesti sesuai umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan, kegiatan fisik, dan proses tumbuh kembang. Sebagai pedoman, bila berat badan dan kegiatan normal untuk anak-anak sampai usia 12 tahun, maka rumus kecukupan kalorinya adalah 1.000 kkal + umur (tahun) x 100 kkal. Contohnya, anak penderita diabetes usia 10 tahun membutuhkan kalori: 1.000 + (10) x 100 = 2.000 kkal.
Proporsi karbohidrat terhadap energi tidak banyak berbeda dengan makanan anak sehat, yakni 60 - 70%. Selain itu, gula dan makanan bergula sangat dibatasi.
Proporsi protein terhadap energi adalah 15 - 20%. Sementara proporsi lemak terhadap energi adalah 20 - 25%, diutamakan lemak tidak jenuh ganda. Asupan lemak jenuh dan kolesterol dibatasi. Makanan mesti cukup mineral dan vitamin serta mengandung banyak serat untuk memberi rasa kenyang.
Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan. Jika penderita diberi suntikan insulin regular "kerja singkat" 3 kali sehari, maka baik makanan utama maupun selingan di berikan 3 kali sehari. Porsi makanan pagi sebesar 15 - 20% dari jumlah makanan sehari, sedangkan makanan siang dan malam masing-masing 30%. Seluruh makanan selingan merupakan 20 - 25% dari jumlah makanan sehari. Makanan selingan di berikan pada pkl. 10.00, 16.00, dan 21.00.
Bila penderita diberi insulin "kerja lama", seperti PZI (protamin zinc insuline), makanan utama diberikan 4 kali sehari dalam jumlah kurang lebih sama dan makanan selingan 2 kali sehari.
Kecukupan diet bagi anak penderita diabetes dapat dinilai dengan mengamati apakah pertumbuhannya normal dan apakah ia merasa kenyang.
Komposisi Diet Diabetes Versi Diet A dan Diet B
Komposisi DIET A DIET B
Karbohidrat 50% 68%
Protein 20% 12%
Lemak 30% 20%
Rasio lemak tak jenuh:jenuh 0,6 1,0
Kolesterol per hari 500 mg 100 - 150 mg
Serat* Sayuran A Sayuran A dan B
Frekuensi per hari 3 kali 6 kali
Distribusi per hari** 30%, 40%, 30% 20%-10%-25%
10%-25%-10%
Catatan:
* Sayuran A mengandung 6% karbohidrat
Sayuran B mengandung 3 % karbohidrat
** Jarak makan: 3 jam
Source: Majalah Intisari, no.381 - April 1995
1 comments:
kasian amatnya kalau sampai ke ansi-nasi juga di larang untuk di makan terus nanti tenaganya tidak ada.
Posting Komentar