Senin, 21 Mei 2012

Atasi Anemia Dengan Kacang Hijau

COBA berhentilah sejenak dari aktivitas saat ini. Ingat-ingat, apakah Anda belakangan merasakan cepat capek dan lemah. Kalau tidak, silahkan lanjutkan bekerja. Sebaliknya, kalau ya, mungkin Anda menderita anemia. Anda boleh beristirahat sejenak untuk memikirkan penanganannya. Jangan anggap enteng kondisi ini, karena keadaan tersebut dapat menjadi penyebab masalah serius.

Di negara berkembang seperti negara kita ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan gangguan anemia, di antaranya malaria, infeksi cacing tambang, dan kekurangan gizi. Anemia dapat juga terjadi akibat kehilangan darah saat menjalani operasi, mengidap penyakit seperti kanker, gagal ginjal, HIV/AIDS, atau akibat kemoterapi.

Anemia muncul sebagai akibat turunnya jumlah sel darah merah di bawah normal. Secara spesifik dapat disebabkan oleh defisiensi zat besi (Fe), asam folat, dan/atau vitamin B12. Zat besi sendiri merupakan komponen penting hemoglobin, yang sangat berperan sebagai pembawa utama oksigen ke seluruh tubuh. Maka penurunan hemoglobin darah akan menyebabkan tubuh harus bekerja lebih keras dalam mendapatkan oksigen.


Hal itulah yang menyebabkan tubuh terasa lemah dan lelah. Gejala lain anemia berupa berkurangnya nafsu makan, mata berkunang-kunang, dan tangan sering kesemutan bila berdiri sehabis jongkok.


Data global menunjukkan, sekitar 20% penduduk dunia atau sekitar 1,5 miliar orang menderita anemia karena defisiensi besi. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, 50,9% dari kelompok wanita hamil menderita anemia. Pada berbagai kelompok usia pengidap anemia, angka tersebut berkisar 40 - 60%.


MENCARI PENYEBABNYA


Untuk menangani anemia perlu terlebih dahulu ditentukan penyebab spesifiknya. Meningkatkan asupan gizi merupakan cara utama karena tubuh hanya mempunyai sedikit besi, vitamin B12, atau asam folat pada sistem tubuh kita. Penggunaan vitamin yang mengandung besi disarankan di bawah pengawasan dokter, karena konsumsi zat besi dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek sampingan yang justru akan merusak tubuh.


Bila anemia disebabkan oleh hilangnya darah, misalnya perdarahan, maka penanganannya dengan pemberian hemoglobin. Sedangkan untuk menangani anemia yang berhubungan dengan penyakit kanker, ginjal, hepatitis ataupun HIV/AIDS, maka dilakukan pemberian erythropoietin, yaitu senyawa sintetik dari hormon alam yang dapat menstimulasi produksi sel darah. Transfusi darah dilakukan jika jumlah sel darah merah berada di bawah batas toleransi.


DALAM MAKANAN SEHARI-HARI


Kandungan Fe sebenarnya dapat cukup banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari. Sejumlah makanan yang mengandung Fe dalam kadar tinggi - lebih dari 5 mg/100g - di antaranya adalah hati, jantung, kuning telur, ragi, kerang, kacang-kacangan, dan beberapa jenis buah. Contoh buah tersebut adalah jambu biji, karena mengandung vitamin B1, vitamin C, dan zat besi.


Selain makanan sehari-hari tersebut, ada beberapa tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi anemia. Tanaman tersebut terutama yang mengandung vitamin B12, misalnya jagung,bunga matahari, kedelai, dan kacang tanah.


Dari warisan nenek moyang kita punya beberapa tanaman yang digunakan secara empiris untuk menangani anemia. Tanaman itu adalah bayam duri, tapak liman, lempuyang wangi, daun kacang panjang, dan kacang hijau. Selain mudah didapat, pengolahan bahan-bahan tersebut cukup sederhana.


MENAIKKAN HB DAN ERITROSIT


Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan tanaman terna berumur setahun. Sering ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berbatang berduri. Daunnya bulat telur memanjang dengan ujung dan pangkal runcing dan tersusun menyebar di sekeliling batang.


Dalam bayam duri banyak terkandung zat besi, garam fosfat, vitamin A, C, dan K. Kandungan lainnya, amarantin, kalium nitrat dan piridoksin.


Untuk memanfaatkannya dalam mengatasi anemia diperlukan sebanyak setengah genggam daun bayam duri. Cuci bersih, lalu giling halus. Selanjutnya, tambahkan satu kuning telur ayam dan satu sendok makan madu. Aduk campuran itu hingga rata. Ramuan tersebut untuk sekali minum dilakukan dua kali sehari.


Pada penelitian yang dilakukan menggunakan kelinci jantan yang dibuat anemia, pemberian infus herba bayam duri selama 16 hari berturut-turut, menaikkan jumlah eritrosit (sel darah merah) dan kadar Hb setiap empat hari selama masa percobaan.


Tapak liman (Elephantopus scaber) juga bisa dipilih untuk mengatasi anemia. Ia termasuk tanaman semak semusim. Daunnya tunggal berbentuk jorong dengan ujung bulat dan tepinya bergerigi. Permukaannya kasap dan berbulu. Daun tersebut memiliki panjang 15 - 25 cm dan lebar 5 -7 cm. Tumbuhan ini antara lain mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.


Sebagai tanaman obat, tapak liman dapat dipergunakan seutuhnya. Caranya, ambil tiga batang, dicuci, lalu direbus dengan air bersih sebanyak tiga gelas minum sampai airnya kira-kira tinggal tiga perempatnya. Sesudah dingin disaring, lalu ditambahkan madu secukupnya. Ramuan ini pun untuk sekali minum. Dalam sehari dianjurkan minum dua kali.


Apabila hendak menggunakan akarnya, maka jumlah yang dipakai sebanyak seperempat genggam. Cuci bersih, lalu giling halus, remas, campur dengan satu sendok makan madu murni dan dua sendok teh air jeruk nipis. Akhirnya peras dan saring. Ramuan ini untuk sekali minum dan dalam sehari sebaiknya minum dua kali.


Hasil penelitian penetapan kandungan zat besi pada akar dan daun tanaman tapak liman Edi Junirianto menunjukkan, kadar zat besi dalam akar sebesar 45,4 mg% dan pada daun 30,2%.


Pilihan lainnya, lempuyang wangi (Zingiber aromaticum). Meski sering ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat, lempuyang wangi sering pula ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan jati. Tanaman ini berbatang basah tidak berkayu. Tingginya bisa sampai 1,80 m. Daunnya panjang. Bunganya bulir, duduk pada ketiak daun pelindung. Bagian tanaman yang berkhasiat adalah rimpangnya.


Untuk mengobati anemia diperlukan sebanyak tiga perempat jari rimpang lempuyang wangi. Setelah dicuci dan dipotong seperlunya, rebus dengan air bersih sebanyak 4,5 gelas minum hingga tinggal kira-kira setengahnya. Sesudah dingin dapat disaring dan ditambahkan madu seperlunya. Ramuan ini juga untuk sekali minum, dilakukan sebanyak dua kali sehari.


Hasil penelitian Pudjiastuti pada kelinci yang dibuat anemia menunjukkan, ada peningkatan kadar Hb dan jumlah eritrosit setelah kelinci diberi infus rimpang lempuyang wangi selama 16 hari.


DILALAP DAN DIREBUS


Bahan lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi anemia adalah daun kacang panjang (Vigna sinensis). Batangnya memanjat dengan cara melilit pada penopangnya dan bisa mencapai ketinggian hingga 4 m. Daunnya termasuk jenis majemuk.


Untuk mengusir derita anemia, diperlukan setengah genggam daun kacang panjang, dicuci bersih lalu diasapkan sebentar. Tak perlu diolah yang macam-macam, cukup dimakan sebagai urap pada waktu makan. Sebaiknya, dikonsumsi dua kali sehari.


Yang termasuk mudah didapat tentu saja kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Tumbuhan kekacangan ini termasuk perdu berbatang basah dengan cabang tegak. Daunnya berbentuk segitiga menyirip. Sedangkan bungannya berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Dari bunga itulah terbentuk polongan yang berisi 10-15 biji kacang hijau.


Untuk menyembuhkan anemia dibutuhkan sebanyak satu cangkir kacang hijau. Setelah dicuci, campur dengan dua gelas minum air bersih, rebus hingga tersisa sekitar tiga per empatnya. Rebusan yang sudah menjadi suam-suam kuku pun siap diminum. Rebusan untuk sekali minum, dilakukan dua kali sehari. Kacang hijau mengandung vitamin B1,B2, dan niacin.


Nah, sekarang silahkan beraktivitas. Setelah beres, segeralah berburu bahan obat di atas. Bereskan segala derita akibat anemia. Toh, bahan-bahannya relatif mudah didapat.


Source: Majalah Intisari, no.480 - Juli 2003

Udara Panas? Konsumsi Makanan Pedas!

ORANG sakit karena makanan, tetapi juga bisa sembuh atau sehat berkat makanan. Makanan penyembuh itu tentu yang tepat untuk penyakit. 

Berikut beberapa jenis makanan dan minuman yang bermanfaat untuk kondisi kesehatan tertentu:

1. Bubur sumsum dan susu

Bubur sumsum, dikenal pula dengan sebutan bubur beras, mampu menetralkan asam lambung, sehingga bisa meredakan nyeri lambung. Apabila tidak menderita intoleransi laktosa, kita bisa memasak makanan kaya karbohidrat ini dengan susu.
Secara tunggal sejak lama susu dikenal sebagai pereda nyeri lambung. Menurut Ara H. Dermaderosian, Ph.D., profesor farmakognosi di Philadelphia College of Pharmacy and Science, susu cukup membantu asalkan tidak diminum langsung dalam jumlah banyak.

2. Yoghurt

Minuman berbahan dasar susu dan mengandung Lactobacillus acidophillus ini berguna untuk membangkitkan bakteri "baik" dalam lambung. Bakteri tersebut biasanya ikut mati ketika kita menjalani pengobatan dengan antibiotika. Padahal, mereka berguna didalam saluran pencernaan, misalnya menghancurkan sisa-sisa makanan sehingga mudah dikeluarkan.

Secara ilmiah memang belum ditemukan mekanisme kerja yoghurt di saluran pencernaan. Tetapi, berdasarkan pengalaman dokter di Amerika, yoghurt bisa meningkatkan kondisi pasien.

3. Jahe

"Beberapa penelitian membuktikan jahe cukup efektif melawan mual-mual," ujar Varo E. Tyler, Ph.D., profesor farmakognosi di Purdue University. Karenanya, untuk mengatasi mabuk perjalanan kita bisa mengunyahnya. Sayang, rasanya sangat pedas dan kurang praktis. Wanita hamil juga tidak dianjurkan mengonsumsinya. Sebagai gantinya kita bisa mengunyah permen jahe.

4. Kopi

Bila mengalami migrain, kita bisa mengobatinya dengan minum secangkir kopi. Menurut dr. Seymour Diamond, direktur Diamond Headache Clinic, di Chicago, penyakit ini biasanya disebabkan pelebaran pembuluh darah. Sementara, kafein didalam kopi akan mengerutkan pembuluh darah. Supaya manjur, tambahnya, dianjurkan minum kopi disertai obat analgesik ringan atau obat sakit kepala. Kalau tidak ada kopi, minuman berkafein atau teh kental bisa dijadikan penggantinya.

5. Air jeruk dan pisang

Minuman campuran air jeruk dan pisang ternyata ampuh sebagai obat diare. Air jeruk bisa menggantikan air, vitamin, mineral, dan kalori yang hilang karena diare. Sementara, pisang menggantikan potasium yang "diperas" ketika diare. Pisang juga mengandung pektin, sejenis serat yang bisa menyerap air di dalam saluran pencernaan.

Pisang juga manjur untuk mengatasi perut keroncongan di malam hari yang membuat kita sulit tidur. Buah ini mengenyangkan, mudah dicerna, tetapi tidak menggemukkan.

6. Air

Menurut dr. George L. Blackburn, PhD., kepala laboratorium gizi/metabolisme di New England Deaconess Hospital, Boston, air adalah salah satu obat stres paling manjur. Bila gugup ketika hendak tampil di depan umum, segelas penuh air bisa mengatasinya. Air juga mencegah dehidrasi, mengatasi mulut kering lantaran cemas, telapak tangan berkeringat, atau berdebar.

7. Susu

Minum susu merupakan cara paling tepat untuk mengatasi kepedasan karena cabe. Susu full cream lebih efektif dibandingkan dengan susu tanpa lemak, karena lemak di dalam susu full cream menyerap capsaicin, senyawa dalam cabe yang menyebabkan pedas. Sebaliknya, minum air bukanlah cara menghilangkan pedas, karena capsaicin akan menyebar oleh air di dalam mulut.

8. Makanan Pedas

Untuk mengatasi udara panas, kita bisa mengkonsumsi makanan pedas, menurut Dr. DerMarderosian, makanan pedas membuat pembuluh darah melar. Tubuh pun keringatan. Berkeringat ini merupakan mekanisme tubuh untuk menurunkan suhu tubuh.

Source: Majalah Intisari, no.454 - Mei 2001

Kamis, 10 Mei 2012

Cara Tepat Minum Oralit

DIARE aspesifik merupakan penyakit yang sangat sering terjadi di Indonesia, terutama bila dibandingkan dengan negara maju. Penyebabnya antara lain sambal atau makanan lain yang merangsang, virus, toksin kuman stafilokokus dalam makanan basi, intoleransi terhadap susu, dsb. Artikel ini tidak mempersoalkan diare spesifik yang disebabkan oleh amuba, kuman disentri, atau radang usus yang memerlukan pengobatan khusus.

Boleh dikata hampir semua orang di Indonesia pernah mengalami diare aspesifik, yang biasanya berhenti sendiri tanpa pengobatan. Namun, diare jenis ini juga dapat menjadi kronis, malah kadang-kadang menimbulkan komplikasi berat bila tidak ditangani dengan benar.

Diare yang terjadi hanya beberapa kali sehari dan berhenti dalam 1-2 hari tidak memerlukan penanganan khusus. Tetapi bila defekasi (buang air besar) sering, sampai 8 - 15 kali sehari, disertai perut mules, feses cair dan banyak, maka kita perlu waspada. Bahaya terbesar ialah kehilangan cairan tubuh dan garam, terutama natrium dan kalium, apalagi bila terjadi berhari-hari. Pada orang tua dan bayi, kehilangan cairan tubuh mudah berakhir dengan dehidrasi, bahkan tidak jarang, kematian. Tapi, peristiwa seekstrem itu sebenarnya mudah dicegah. Bukankah diare sebenarnya mudah diobati?

Menurut WHO, pengobatan dengan oralit merupakan penemuan terbesar zaman ini. Sayangnya, banyak dokter dan pasien tidak sadar untuk memakai obat sederhana ini sejak awal. Agaknya, karena oralit dipercaya tidak langsung dapat dirasakan manfaatnya untuk menghentikan diare, malah dapat menginduksi muntah. Padahal semua ini terjadi karena baik WHO, UNICEF, maupun Departemen Kesehatan belum cukup mempublikasikan cara pemakaian oralit dengan benar.

Umumnya, yang dilakukan orang adalah mencampur satu sachet oralit dalam segelas (200 cc) air lalu diteguk sekaligus. Sering terjadi, penderita kemudian muntah dan merasa akan buang air besar lagi. Mengapa terjadi demikian? Karena cara minum oralit seperti itu keliru.

Yang benar, larutan oralit diteguk sedikit demi sedikit, 2 - 3 teguk lalu berhenti tiga menit. Dengan demikian kita memberi kesempatan oralit diserap oleh usus untuk menggantikan garam dan cairan yang hilang dalam feses. Prosedur ini harus di ulang terus-menerus sampai satu gelas habis. Bila diare hebat masih berlanjut, minum oralit harus diteruskan sampai beberapa bungkus atau gelas (3 - 8 ) sehari. Dengan cara minum yang benar, oralit biasanya akan menghentikan diare dengan cepat dan efisien.

Pengobatan lain biasanya tidak diperlukan. Menghentikan diare secara artifisial dengan obat yang mengandung loperamid tidak dianjurkan karena ia bekerja seperti morfin atau kodein, yaitu menghentikan periltasis usus, sambil membiarkan isi usus yang kotor mengamuk di dalamnya. Hal ini dapat menimbulkan mules yang luar biasa; pada bayi atau orang tua bisa amat berbahaya. Oleh karena itu pula, obat ini bukan termasuk obat bebas. Pemakaiannya harus atas pengawasan dokter (kenyataannya, konsumen sering dapat membelinya secara bebas). Lebih lanjut perlu diingat, pada dasarnya diare merupakan mekanisme tubuh yang alamiah untuk mengeluarkan isi usus yang "busuk". Bila usus sudah bersih, diare akan berhenti sendiri.


Menambahkan obat yang mengandung garam bismuth (misalnya bismuth salisilat atau karbonat), attapulgit, atau kaolin boleh juga, asalkan jangan berlebihan. Garam bismuth juga berguna untuk menghilangkan kembung yang sering menyertai diare. Antibiotik umumnya tidak perlu diberikan karena mubazir dan dapat sering memperpanjang masa diare.


Selain pemakaian obat, diet perlu diatur. Hentikanlah sementara minum susu dan santan, makan sayur atau buah terlalu banyak, dan terutama sambal tidak boleh sedikit pun.


Dengan penanganan diare seperti di atas, percayakah Anda bahwa lebih dari separuh kasus diare aspesifik di Indonesia akan dapat ditangani sendiri oleh masyarakat dengan cara murah dan efektif.


Source: Majalah Intisari, no.440 - Maret 2000

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes