Rabu, 30 November 2011

Makhluk yang Hidup Dalam Kubur Ratusan Tahun

Beberapa penelitian mengungkapkan ada makhluk yang bisa bertahan hidup dalam keadaan tanpa makan, minum, udara, bahkan sisa ruang yang cukup. Benarkah?


MUSIM dingin 1856, ratusan pekerja Perancis terlibat dalam pengeboran terowongan kereta api yang menghubungkan Saint-Dizier  - Nancy saat mereka menemukan sebongkah batu raksasa di kegelapan. Begitu mesin bor membelah batu itu, suatu makhluk berukuran besar berdiri tegak, mengembangkan sayapnya, dan terbang menerobos kerumunan pekerja di sekelilingnya. Ringkikan "burung" raksasa itu nyaring memecah kegelapan terowongan. Sayang, tak lama kemudian makhluk ini jatuh ke tanah.


Tubuhnya berbentuk seperti angsa besar, meskipun tampangnya sedikit menyeramkan dengan mulut penuh gigi tajam. Empat kakinya yang kuat berakhir di cakar yang kuat berakhir di cakar yang melengkung dan ditautkan dengan membran seperti pada cakar kelelawar. Kulitnya sendiri hitam, tidak berbulu, tebal dan berminyak.


Dalam Illustrated London News, 9 Februari 1856, seorang peneliti hewan dan tumbuh-tumbuhan yang juga ahli palaentologi menyebut mayat binatang itu sebagai Pterodactylus anas.


Penyelidikan atas lapisan batu yang memerangkap perodactil itu pun mengungkapkan umur batu kira-kira sama dengan masa perkembangan pterodactil ribuan tahun yang lalu. Rongga perangkapnya membentuk cetakan yang sama dengan binatang di dalamnya. Artinya binatang itu benar-benar terjepit lapisan batuan sehingga tidak mungkin bergerak. Lalu bagaimana ia bisa bertahan hidup ribuan tahun lamanya?


Terkubur 200 tahun


Mumi Katak
Kasus itu sebenarnya bukan satu-satunya, karena sebelumnya telah banyak ditemui kasus serupa yang kebanyakan melibatkan binatang kecil seperti reptil kecil ataupun kerang-kerangan. Kontroversi seputar hewan yang terperangkap ini menyeruak dengan terbitnya Annual Register pada tahun 1761.


Salah satu kasus yang diungkapkan di sini adalah pengamatan yang dilakukan oleh Ambroise Pare, kepala ahli bedah zaman pemerintahan Henry III (1207 - 1272). Pare menyatakan, pada akhir abad XVI, di rumahnya di Meudon, "Saya melihat seorang penggali memecah sebongkah batu yang sangat besar dan keras. Ternyata di tengahnya ada kodok besar yang masih hidup, tapi tak terlihat tanda-tanda dari mana ia masuk." Kasus ini diceritakan dari waktu ke waktu dan sempat didokumentasikan. Walau ada perbedaan di sana-sini, banyak detilnya yang persis sama. Dalam sebuah ceramah di Caius College, Cambridge, Februari 1818, Dr. Clarke menceritakan pengalamannya selaku pengawas penggalian sebuah gua kapur dengan tujuan menemukan fosil. Di kedalaman 45 depa ia menemukan selapis fosil-fosil sea urchin dan kadal air. Tiga kadal air yang ditemukan dalam keadaan utuh kemudian di pindahkan dan diletakkan di atas selembar kertas. Di bawah sinar matahari, tiba-tiba ketiganya bergerak. Namun, dua diantaranya mati tak lama kemudian, sementara yang seekor diletakkan dalam kolam, " .... langsung bergerak lincah seakan-akan tak pernah mati suri." Begitu aktifnya ia sampai akhirnya ia bisa melarikan diri. Dr. Clarke kemudian mulai mengumpulkan contoh-contoh semua jenis kadal air di daerah itu, namun tak satu pun sama dengan temuannya yang lama terkubur itu. Bahkan menurut Pendeta Richard Cobbold, salah satu peserta ceramah yang sempat melihat kadal air tersebut, "Mereka adalah dari jenis yang sudah punah, tidak pernah dikenal sebelumnya."


Tanggal 8 April 1865, Leeds Mercury melaporkan temuan secara lebih mendetil tentang ekskavasi di Hartlepool Waterwork. Di bawah pimpinan James Yeal, para penggali menemukan seekor katak hidup dalam gumpalan batu gamping di kedalaman 8 m.


Sebagaimana contoh-contoh lainnya, tubuh katak itu pas sekali terjebak dalam batu sehingga rongganya pun serupa cetakan tubuhnya.


Matanya berbinar-binar dan ia nampak penuh semangat menyambut  kebebasan. Mula-mula ia mencoba bernapas tapi rupanya mengalami kesulitan. Yang terdengar malah suara "gonggongan".


Tidak aneh, karena ternyata mulutnya terkunci dan "gonggongan" itu diduga berasal dari nostrilnya (lubang hidung). Koran-koran melaporkan, pertama kali ditemukan kulitnya sepucat batu kapur, namun beberapa saat kemudian perlahan menjadi semakin coklat. Selain semua keanehan itu dan panjang cakarnya yang tidak lumrah, semua kondisi katak itu normal-normal saja. Pendeta Robert Taylor yang juga ahli geologi menduga batu gamping dari zaman magnesium yang memerangkap katak itu paling tidak berumur 200 tahun. Toh si katak bertahan hidup sampai beberapa hari.


Ada lagi laporan dari Benua Amerika, yang dimuat dalam jurnal ilmiah. Majalah Scientific menceritakan tentang pekerja tambang perak bernama Moses Gaines. Ia sedang membongkar batuan sebesar 60 cm2 ketika tiba-tiba batu itu pecah dan di dalamnya ditemukan seekor katak sepanjang 7,5 cm, sangat gemuk dan padat ... dengan mata bulat sebesar koin.


Juga sebuah laporan dari Inggris, yang menggelikan. Sepotong batu marmer yang menutup pendiangan sebuah rumah memotong marmer tersebut, dan menemukan ... seekor katak hidup di dalamnya.


Katak binatang ajaib


Dari begitu banyak kasus, nampaknya katak paling banyak ditemukan terperangkap dalam batuan. Sebenarnya apa kehebatan binatang amfibi ini sehingga bisa bertahan sekian lama tanpa persediaan bahan pendukung kehidupan?


Katak memang telah menarik minat umat manusia sejak awal mula kehidupan. Selama berabad-abad katak banyak dihubungkan dengan sihir dan kekuatan gelap. Mereka sering dipakai sebagai salah satu bahan ramuan kekuatan para tukang sihir. Di abad XII banyak orang percaya, di kepala katak tersimpan batu permata yang sering disebut batu katak. Semakin tua katak itu semakin mahal harga batunya. Bila batu ini di pasang pada cincin akan mampu melawan bisa.


Pendapat membesar-besarkan kemampuan katak itu lahir dengan melihat contoh banyaknya anjing mati dengan mulut berbusa setelah menggigit katak. Jadi katak dianggap memiliki kekuatan magis. Suku Indian di Lembah Amazon mencelup ujung mata panah mereka dengan racun katak, malah para dokter di Cina menggunakan katak olahan dalam mengobati penyakit jantung.


Kepercayaan yang mengaitkan katak dengan kekuatan gelap sebenarnya timbul akibat proses evolusi yang dialaminya dan reaksi untuk bertahan hidup. Dulu nenek moyang katak, hewan amfibi purba, bersisik seperti ikan sebagai perlindungan. Namun entah bagaimana katak kehilangan sisik. Seluruh permukaan tubuh mereka berubah fungsi menjadi paru-paru. Jadilah katak bernapas dengan kulit mereka yang lembab. Seiring dengan proses evolusi itu pun katak perlahan-lahan mulai kehilangan ekornya.


Dengan kulit lembutnya ini katak gampang di serang bakteri, ganggang, dan jamur yang banyak hidup di habitatnya. Maka ia mengembangkan seperangkat senjata pemusnah untuk membunuh fungi dan bakteri, yang dikeluarkan melalui kelenjar kulitnya. Selanjutnya racun ini dikembangkan fungsinya sebagai senjata untuk menyerang musuh yang jauh lebih besar seperti ular, mamalia, dan burung.


Namun katak juga memiliki kekuatan lain berupa racun halusinasi yang disebut bufotenin. Zat halusinogen ini bekerja dengan meniru molekul kimia yang membawa pesan dari sel saraf ke otak, membanjiri otak dengan pesan-pesan menyimpang yang keliru dan menimbulkan halusinasi.


Halusinasi di Abad Pertengahan tidak hanya didominasi oleh para penyihir: orang biasa pun banyak yang dapat merasakan pengalaman. "terbang" atau berubah menjadi serigala. Pada masa lalu, biji-bijian yang bersih disediakan bagi kalangan bangsawan dan rohaniwan. Sedangkan yang terkontaminasi di berikan bagi kaum jelata. Padahal biji-bijian itu bisa saja sudah berjamur. Bila jamurnya Claviceps purpurea, yang dikenal sebagai Lysergic Acid Diethylamide (LSD), maka sering kali kalangan bawah yang memakannya mengalami halusinasi berubah sebagai serigala atau katak.


Bahkan pada tahun 1451 Alfonso de Torado, uskup di Avila, Spanyol, sudah bisa menyimpulkan bahwa para penyihir sebenarnya hanya mengalami halusinasi bisa terbang, bukannya terbang sungguhan selayaknya burung.


Cara masuk ke dalam batuan


Penelitian terhadap katak sebagai makhluk yang terbatas kemampuan pertahanan hidupnya pun diajukan oleh Kapten Buckland yang memaparkan percobaan Dr. Frank Buckland. 


Tahun 1825 Dr. Frank Buckland mengubur sejumlah katak. Ia mengambil dua bongkah batu. Sebongkah batu gamping, sedangkan lainnya bongkahan batu pasir. Masing-masing batu ini dikerok secukupnya untuk memasukkan beberapa kotak. Kedua bongkahan ini disegel dengan selembar kaca dan semen, lalu di tanam sedalam 1 m di kebun. Setahun kemudian batu ini dibongkar dan dipecah. Katak-katak di dalam batu pasir, sedangkan yang dalam batu gamping, sedangkan lainnya bongkahan batu pasir. Masing-masing batu ini dikerok secukupnya untuk memasukkan beberapa katak. Kedua bongkahan ini disegel dengan selembar kaca dan semen, lalu ditanam sedalam 1 m di kebun. Setahun kemudian batu ini dibongkar dan dipecah. Katak-katak di dalam batu pasir semua mati, sedangkan yang dalam batu gamping bisa bertahan hidup. Malah dua ekor di antaranya bertambah gemuk. Namun dari pengamatannya nampak ada beberapa retakan kecil dalam kaca segel. Dugaannya, beberapa serangga kecil masuk dan dimangsa. Ketika percobaan diulangi, kali ini dengan segel penutup yang jauh lebih rapat, hasilnya semua katak percobaan mati.


Bagi banyak ilmuwan, percobaan Dr. Buckman mengakhiri semua rasa penasaran yang timbul. Begitu pun masih ada yang mencoba menerangkan bagaimana katak mungkin saja dapat bertahan walau terkubur hidup-hidup. Salah satu kelompok diwakili oleh William Howitt. Menurutnya, semua pengamat hewan tahu bahwa katak terbiasa membenamkan dirinya dalam lumpur di dasar kolam selama musim dingin. Ia memaparkan kembali pengalamannya di Farnsfield. Nottinghamshire. Saat menggali parit, ia melihat selapis kumpulan katak yang begitu terekat dalam lumpur pekat seperti mentega. Begitu tergali, berpuluh-puluh katak tiba-tiba bangun dan melompat untuk mencari udara segar. Jika katak ini bisa hidup selama enam bulan dalam lumpur yang nyaris padat, tentunya ia bisa juga bertahan lebih lama lagi di tempat yang serupa.


Lambat laun lumpur itu tentu akan mengeras menjadi batu, sehingga muncul pertanyaan lagi: bagaimana katak itu mampu mengatasi tekanan selama proses pengerasan?? Belum lagi waktu amat lama yang mengiringi proses itu?


Bahwa tubuh katak dapat mengatasi tekanan pengerasan batu, dibuktikan oleh temuan pengamat dunia hewan dan tumbuhan abad XVIII yang terkenal, Gilbert White. Ia beberapa kali menemukan katak di dalam batu berupa mumi, bukan fosil. Kunci jawabannya barangkali pada fakta bahwa batuan yang semula masih elastis kemudian mengeras sesuai dengan bentuk binatang yang diperangkapnya. Sementara kegagalan Buckland diperkirakan karena bentuk ceruk batunya tidak sama dengan tubuh katak yang dimasukkannya. Contohnya  adalah percobaan yang dilakukan oleh Monsieur Seguin dari Prancis, menurut The Times edisi 23 september 1862, yang menguburkan 20 ekor katak dalam adukan semen di Paris, kemudian dibiarkan mengeras dan dikubur. Setelah 12 tahun, ternyata empat ekor di antaranya ditemukan hidup.


Teorinya berikutnya diajukan oleh A.H. Worthen di American Naturalist tahun 1871. Mengamati katak yang hidup di batu gamping dekat St. Louis, Worthen menemukan bahwa batu gamping dekat St. Louis, Worthen menemukan bahwa batu gamping induk dilapisi kalsium karbonat sampai setebal 2,5 cm. Menurut dugaannya, semula katak itu mati suri di salah satu celah pada batu induk. Ia kemudian terkubur oleh lapisan kalsium karbonat. Ketika lapisan ini mengeras, terperangkaplah ia di sana. Secara awam memang sulit dibedakan mana batuan induk dan mana yang baru. Yang penting, penelitian Worthen ini mampu sedikit menyingkap muasal penyebab kasus itu yang terjadi dalam keadaan tertentu


Source: Majalah Intisari, no.375 - Oktober 1994

Selasa, 29 November 2011

ANTIBIOTIK, Jangan Di Campur Susu

ANTIBIOTIK sebaiknya diminum pada saat perut dalam keadaan kosong. Paling cepat 0,5 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Tujuannya, agar obat dapat diserap dari saluran cerna dengan baik sehingga diperoleh kadar yang optimal dalam darah.


Antibiotik, terutama derivat tetrasikin, sebaiknya tidak diminum bersama susu, atau obat sakit maag. Karena di dalam ketiganya terdapat unsur-unsur logam yang dapat berkaitan dengan antibiotik, sehingga mempersulit pencernaan.


Tak cuma harus diminum selama jangka waktu tertentu, tapi sebaiknya antibiotik  diminum dalam selang waktu teratur dan tetap. Misalnya yang harus diminum tiga kali sehari, berarti diminum dengan selang waktu lebih kurang 8 jam sekali. Bukan sekedar pada pagi, siang dan sore dengan selang waktu lebih kurang 8 jam sekali. Bukan sekedar pada pagi, siang dan sore dengan selang waktu berbeda-beda. Ini agar mendapatkan kadar obat dalam darah yan g lebih stabil di sekitar kadar optimalnya.


Penderita penyakit hati dan ginjal harus lebih hati-hati menggunakan antibiotik  maupun obat-obatan lain. Karena pada umumnya antibiotik "di cerna" di hati dan di "buang" melalui ginjal, sehingga dapat memperberat fungsi ginjal dan hati yang mulai menurun. Gangguan fungsi kedua organ tersebut juga menyebabkan penimbunan dan peningkatan kadar antibiotik di dalam darah, sehingga dapat memperberat fungsi ginjal dan hati yang mulai menurun. Gangguan fungsi kedua organ tersebut juga akan menyebabkan penimbunan dan peninggalan kadar antibiotik di dalam darah, sehingga makin memperbesar risiko timbulnya akibat sampingan. Dalam hal ini dosis antibiotik harus dikurangi.


Pada kasus tertentu misalnya demam tifoid, antibiotik harus diminum terus sampai beberapa hari setelah gejala penyakit tersebut hilang. Ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya karier (kuman masih ngendon di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala sakit) yang dapat memicu kekambuhan atau penularan.


Seperti obat-obat lainnya, antibiotik juga dapat menimbulkan efek sampingan. Jika efeknya hanya ringan dan dapat menimbulkan efek sampingan. Jika efek hanya ringan dan dapat ditoleransi seperti mual saja, obat ini tetap boleh diminum. Namun bila sampai menimbulkan efek berat dan mengkhawatirkan, segera hentikan dan konsultasikan dengan dokter yang memberi resepnya.


Berdasarkan sifat kerjanya terhadap bakteri, antibiotik terbagi dalam 2 golongan. Yaitu yang bersifat bakterisida (dapat membunuh bakteri) dan yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Yang termasuk golongan pertama adalah derivat penisilin. Sedangkan yang termasuk golongan kedua yaitu derivat tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan sulfonamida.


Kombinasi di antara sesama antibiotik bakterisida atau di antara sesama antibiotik bakteriostatik, secara klinis tidak merugikan. Tetapi belum tentu juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan preparat tunggal. Namun, gabungan antara antibiostik bakteriostatik kadang-kadang dapat merugikan.
Contohnya, kombinasi antara derivat tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan sulfonamida.


Kombinasi di antara sesama antibiotik bakterisida atau di antara sesama antibiotik bakteriostatik, secara klinis tidak merugikan. Tetapi belum tentu juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan preparat tunggal. Namun gabungan antara antibiotik bakteriostatik kadang-kadang dapat merugikan.


Contohnya, kombinasi antara derivat tetrasiklin dan penisilin.


Tetrasiklin, yang menghambat pertumbuhan bakteri akan mengurangi kegunaan penisilin.


Karena penisilin justru bekerja aktif terhadap bakteri yang sedang tumbuh cepat. Walaupun demikian, ada juga kombinasi bakterisida-bakteriostatik yang ternyata menguntungkan secara empiris.


Yang perlu diingat, pemakaian antibiotik memang tidak boleh sembarangan, tetapi antibiotik bukanlah obat yang harus ditakuti atau dihindari.


Pemakaiannya yang terlambat justru dapat memperberat suatu penyakit, bahkan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu gunakanlah antibiotik secara cermat dan tepat.


Source: Majalah Intisari, Maret 1995

Senin, 28 November 2011

Vitamin A dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia

HATI merupakan sumber utama vitamin A, karena kadarnya mencapai 43.900 SI per 100g. Selain itu, vitamin A banyak juga dalam keju, kuning telur, mentega, dan margarin yang terbuat dari minyak kelapa sawit.


Provitamin A makanan nabati


Sayuran dan buah-buahan pun dapat diandalkan sebagai sumber vitamin A. Cuma, pada bahan nabati zat ini terdapat dalam bentuk karoten alias provitamin A, yang harus diolah dulu oleh tubuh agar siap diserap sebagai vitamin A.


Sayuran yang kaya vitamin A umumnya adalah sayuran daun hijau dan sayuran buah yang warnanya kuning-oranye. Seperti bayam,daun kacang panjang (lembayung), daun ubi jalar, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, daun talas, kangkung, daun katuk, sawi (caisim), dan wortel. Juga dalam ubi jalar merah. Beberapa buah berwarna oranye lumayan kandungan vitamin A-nya, antara lain mangga - khususnya mangga gadung, kesemek, pepaya dan tomat.


Sebagai pelengkap masakan, minyak kelapa sawit tinggi juga kadar vitamin A-nya (60.000 SI per 100g). Begitu pun minyak ikan, mencapai 80.000 SI per 100 g! Sementara kebutuhan tubuh akan vitamin A 1.200 - 2.400 SI per hari untuk bayi dan anak-anak kurang dari 10 tahun, sedangkan bagi dewasa 3.500 - 4.000 SI per hari.


Vitamin A akan lebih mudah diserap tubuh jika bahan makanan bervitamin A dimasak bersama lemak/minyak atau berbahan minyak. Lantaran vitamin A larut dalam lemak/minyak. Seperti ditumis, diberi santan, diurap, dibikin botok (bersama kelapa muda parut). Kalau tidak, bisa juga dengan menyertakan masakan berminyak dalam menu harian. Misalnya, sayur bening bayam dikombinasikan dengan tempe goreng atau oseng-oseng tempe.


Kurang makan sayur dan buah


Ironisnya, prevalensi penderita kekurangan vitamin A justru lebih banyak terdapat didaerah tropis dan subtropis basah daripada kawasan lain. Khususnya di kawasan Asia, tak terkecuali Indonesia, dan Amerika Selatan. Padahal, secara ekologis di daerah tersebut beragam sayuran dan buah-buahan   sumber vitamin A dapat tumbuh dengan baik.


Jadi, masalah sesungguhnya bukan terletak pada ketiadaan bahan makanan sumber vitamin A. Namun lebih pada ketakacuhan masyarakat akan pentingnya menambahkan sayuran lebih banyak pada segunung nasi! Soalnya, semua bahan makanan pokok, baik beras, gandum, jagung putih, maupun ubi-ubian, sangat miskin vitamin A. Lagi pula, berapa banyak sih masyarakat kita yang membiasakan diri menyantap buah segar seusai makan?


Tanda-tanda dini kekurangan vitamin A adalah hilang selera makan, tubuh gampang sekali terserang infeksi, dan terhambatnya pertumbuhan. Kekurangan menahun vitamin A dapat menimbulkan kerusakan pada mata (xeroftalmia). Mula-mula penderita mengalami rabun senja atau buta ayam. Ia tidak mampu melihat dalam keadaan remang-remang, seperti saat petang hari atau ketika berada di dalam rumah yang kurang penerangan.


Jika dibiarkan berlarut-larut, kelopak matanya akan mengering (xerosis), berkerut, berpigmen, dan tampak kotor sehingga kebeningannya berkurang. Bersamaan dengan itu terlihat bercak perak kelabu berbuih di kornea matanya, biasanya disebut bercak Bitot. Sampai tahap ini penyakit akibat kekurangan vitamin masih bisa diobati dengan suplemen vitamin A.


Kalau keadaan gizi penderita payah, misalnya selain kekurangan vitamin A ia pun kekurangan protein, maka kerusakan mata makin serius. Ia pun kekurangan protein, maka kerusakan mata makin serius. Ia akan menderita keratomalasia, kornea matanya melunak! Pemberian suplemen vitamin A tak mungkin lagi bisa menyembuhkan matanya.


DARI MATA SAMPAI TUA

BAYANGKAN! Anak-anak penderita kekurangan Vitamin A bertambah 60.000 setiap tahun. Itulah kenyataan dari hasil survey Depkes dan Helen Keller International tahun 1977. Sementara sepertiganya, sekitar 20.000 anak, menjadi buta. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara subur, dimana buah-buahan dan sayur-sayuran melimpah. Andai saja ibu-ibu mau memberikan sayuran setiap hari, kasus-kasus seperti di bawah ini tentu tak akan terjadi.

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Kekurangan Vit. A dapat berakibat langsung pada mata (xerophthalmia), turunnya daya tahan selaput lendir (mucosa) pada usus. Gejala ini mencemaskan, karena rentetannya adalah infeksi selaput pencernaan, infeksi tenggorokan, dan kekurangan gizi. 

Sementara itu, Dr. Bambang Sutrisna MHSC dalam disertasinya menyebutkan, pemberian Vit. A dosis tinggi dapat mencegah kematian dan mengurangi penderitaan penyakit pneumonia (radang paru). Kematian bayi akibat pneumonia terutama terjadi pada kelompok usia dua bulan. Berarti pemberian Vit. A sebanyak 50.000 IU sudah bisa diberikan kepada bayi usia 1 bulan. Bayi dan anak balita yang tidak mendapatkan Vit. A mempunyai resiko meninggal 14,8 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mendapatkannya secara teratur.

Pneumonia yang tergolong infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), adalah penyebab kematian 150.000 balita setiap tahunnya di Indonesia. "Berarti di Indonesia setiap tiga menit terdapat seorang bayi/balita meninggal karena ISPA/pneumonia," kata Bambang.

KANKER PAYUDARA

Dr. David J. Hunter menyimpulkan, wanita yang setiap hari mengkonsumsi kurang dari 20% makanan yang mengandung Vit. A menghadapi risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan yang cukup mengkonsumsi Vit. A. Temuan yang pernah di muat di New England Journal of Medicine mengungkapkan survei kebiasaan makan 80.494 wanita pada tahun 1980. Delapan tahun kemudian, kenyataan yang diperoleh sungguh menakutkan. Di antara mereka, 1.439 orang mengidap kanker payudara. Kemudian mereka dikelompokkan menjadi empat group dalam mengkonsumsi vitamin A. Yang terendah mengkonsumsi Vit. A 6.630 IU per hari, dan yang tertinggi  17.640 IU. Nah, mereka yang mengkonsumsi Vit A. lebih dari 6.630 IU, terbukti lebih kecil kemungkinan terkena kanker payudara 20% lebih tinggi.

ANEMIA

Dr. Djoko Suharno - staf peneliti Puslitbang Gizi, Depkes-Bogor mengadakan penelitian terhadap ibu-ibu hamil. Ia menemukan, kombinasi zat besi dengan Vit. A berkhasiat memerangi anemia - kekurangan sel-sel darah merah atau menurunnya kadar haemoglobin dalam sel darah merah. Ia membuktikan, bila ibu hamil diberi Vit. A saja yang bebas anemi menjadi 35%, diberi zat besi saja yang bebas anemi menjadi 68%, tetapi kalau diberi Vit. A dan besi yang bebas anemi menjadi 92%. Jadi yang paling efektif kalau diberi Vit. A dan zat besi.

AWET MUDA

Dr. Muhilal, Kepala Puslitbang Gizi, Depkes RI - Bogor berpendapat, bila orang banyak mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung beta carotene, ia akan awet muda. Proses menua ini disebabkan oleh rusaknya jaringan tubuh oleh radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh dengan satu atau lebih elektron tanpa pasangan itu sangat reaktif, karena itulah radikal bebas sangat berbahaya. Untuk memusnahkannya, biasanya digunakan antioksidan yang terdapat pada Vit. E, Vit. C dan beta carotene. Selain sayuran hijau dan buah-buahan, makanan kesehatan seperti Spirulina, sangat baik sebagai sumber beta carotene.

UPAYA

Syukurlah, upaya Depkes memberantas kebutaan akibat kekurangan Vit. A dengan memberikan kapsul Vit. A dosis tinggi kepada masyarakat, sukses besar.

Yang paling baik dilakukan adalah menyantap sayuran hijau dan buah-buahan. Namun banyak kebiasaan memasak yang justru menghilangkan Vit. A.

Kini dengan kemajuan ilmu dan teknologi, tak hanya makanan konvensional yang digunakan untuk menanggulangi kekurangan Vit. A. Seperti dikatakan Dr. Muhilal, Spirulina adalah ganggang biru-hijau yang kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral. Kandungan provitamin A (beta carotene) sebanyak 23.000 IU per 10 gram. Ini berarti 4 kali lebih tinggi dibanding 1/2 mangkuk wortel dan ubi jalar. Ganggang itu kini diproduksi oleh Jepang dengan nama Hi-Liena.

Source: Majalah Intisari, No.375 - Oktober 1994

Sabtu, 26 November 2011

Memisahkan Sampah, Menyelamatkan Lingkungan

KITA sudah telanjur terbiasa membuang sampah rumah tangga dengan campur aduk. Tidak ada waktu untuk memisahkan mana sampah organik yang mudah mengompos (berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang sisa bahan makanan dari dapur kita), dan mana sampah nonorganik yang tidak mungkin menjadi kompos. Kantung plastik, botol gelas, kaleng aluminium. Bahan keras ini kalau ikut di timbun bersama bahan organik di tempat penimbunan sampah akan menghambat pembentukan kompos. Sampai lama, sampah itu mencemari lingkungan sebagai sampah terus. Tak ada tanda akan membentuk tanah baru yang tidak berbau.

Untunglah ada beberapa pabrik pendaur ulang yang meminta para pemulung untuk mengumpulkan gelas dan plastik dari timbunan campur aduk itu. Juga kertas yang setengah mampu mengompos. Bahan ini didaur ulang dalam pabrik pemrosesan mereka menjadi bahan asal masing-masing. Itu bisa dijual lagi sebagai recycled paper, gelas dan plastik daur ulang.

Sementara itu, sampah organik yang sudah bebas dari benda kerasnya itu lalu berhasil dijadikan kompos, yang dapat dijual pula sebagai "pupuk" (sebenarnya hanya pemerbaik tanah) kebun buah dan tanaman hias. Terbukalah kenyataan: ada nilai uang halal dalam sampah rumah tangga, kalau ditangani secara terpisah. Sebaliknya, ia tidak berharga (dan berbau) kalau ditangani campur-aduk seperti dulu.

Muncullah kemudian barisan pemulung yang mengaduk-aduk sampah rumah tangga dari pintu ke pintu. Tempat sampah kita yang sudah rapi ditutup, dirobek lagi dengan besi runcing dan diaduk-aduk sampahnya untuk diambil benda kerasnya. Sampah berantakan ini merepotkan petugas pengumpul yang memindahkannya ke gerobak dan dari sana ke truk Mercy sampah.


Beberapa kompleks perumahan di Jakarta mengorganisasikan para penghuninya  untuk memisahkan benda keras itu sejak awal, dan membungkusnya secara terpisah ke bak sampah. Para pemulung dilarang masuk kompleks merobek kantung sampah. Tapi ini hanya teori.


Di beberapa mancanegara yang sadar lingkungan banget, bak sampahlah yang malahan disediakan sendiri-sendiri secara terpisah. Ada bak untuk bahan organik sisa dapur, dan ada bak untuk bahan organik sisa dapur, dan ada bak untuk gelas, plastik, kertas. Pemulung (kalau ada), tinggal mengangkat kantung yang bersangkutan saja. Tidak perlu merobek kantung-kantung sampai berantakan.


Dengan dipisah dan dibungkus tersendiri ini, pengambilan sampah oleh para petugas sampah sangat dipermudah. Beberapa real estate untuk "memupuk" tanah di taman, jalur hijau, dan deretan tanah tepian dari jaringan jalan dalam  real estate itu sendiri. Daripada harus membeli kompos dari orang lain, memang lebih lihai membuat kompos sendiri. Gratis lagi!


Sementara itu, lingkungan hidup kita masing-masing tidak berantakan lagi sampahnya. Karena sampah organik terbungkus rapat dalam kantung plastik, tidak ada lagi bau menyengat yang mengganggu lingkungan. Tak ada bau sampah, berarti tak ada minat dari pihak lalat untuk bertelur dan beranak menyebar penyakit menular. Kolera, tifus, paratifus.


Tindakan pengelola real estate yang menyehatkan sampah rumah tangga di lingkungannya sendiri itu perlu diteladani. Ia mudah ditiru oleh pengurus RT dan RW di lingkungan lainnya masing-masing. Asal ada kemauan untuk menyelamatkan lingkungan.


Source: Majalah Intisari, no.375 - Oktober 1994

ALERGI, Bisa Karena Keturunan (BAGIAN 2)

Diagnosis asma

Untuk memastikan seseorang menderita asma ternyata cukup sulit dan memerlukan pengalaman seorang dokter. Tak jarang orang tua anak merasa bosan karena pengobatan asma berat ini memakan waktu lama. Tahapan yang harus ditempuh mulai dari wawancara, pemeriksaan jasmani, hingga pemeriksaan  penunjang (diagnosis).

Pemeriksaan penunjang ini antara lain, meliputi:

1. Pemeriksaan paru-paru (rontgen) untuk mengetahui ada tidaknya kelainan khas paru-paru;

2. Tes alergi, untuk membantu mencari alergen penyebab asma;

3. Pemeriksaan darah, untuk mengetahui kadar imunoglobulin E dalam darah;

4. Pemeriksaan spirometri, untuk mengukur penyempitan saluran napas;

5. Tes provokasi bronkial, untuk mengukur sensitivitas saluran napas.

Akan tetapi pengobatan terbaik asma kronis ini tak lain adalah pencegahan. Orang tua harus mencegah terjadinya serangan asma pada anak dengan menjaga kesehatannya, menjaga kesehatannya, menjaga kebersihan lingkungan atau memberi obat antiasma, dan juga menghindarkan faktor pencetus (alergen) serangan asma.


Obat-obat yang diberikan dalam jangka panjang oleh dokter untuk penderita asma kronis ini bisa berupa kortikosteroid, bronkodilator, aerosol hirup, natrium gromoglikat, zaditen. Namun, ada kalanya meskipun obat-obat itu sudah diberikan dan penghindaran alergen sudah dilakukan, anak masih tetap saja batuk dan sesak napas. Untuk kasus semacam ini dapat dilakukan desensitisasi seperti pada penderita rinitis alergis.


Biduren bisa karena psikis


Alergi pada kulit bisa berupa eksema (dermatitis alergis) dan urtikaria (biduren alias kaligata). Pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun, gejala eksema yang timbul adalah gatal-gatal pada kulit, kulit berwarna kemerahan, dan timbul gelembung-gelembung kecil berisi cairan. Umumnya eksem ini terjadi pada pipi, kulit kepala, daerah sekitar leher, belakang telinga, dan bagian tungkai. Hanya sebagian kecil yang akan menjadi kronis (menahun).


Bilamana gejala ini muncul pada anak berusia 2-12 tahun, bagian kulit yang terserang akan berwarna kehitaman (hiperpigmentasi), terutama pada lipatan sendi siku atau lutut dan bagian belakang kulit leher. Rasa gatal kian menjadi-jadi bila terkena panas matahari, keringat, atau garukan. Garukan pada tempat yang gatal akan menyebabkan lebih hebatnya penyakit eksema berkembang.


Penyebab umumnya adalah alergen makanan, walaupun alergen hirup yang kontak langsung dengan kulit juga dapat menjadi penyebabnya.


Pengobatannya, disamping alergen harus dihindarkan, anak diberi obat minum antihistamin dan diusahakan supaya kulit jangan kering. Untuk menghilangkan rasa gatalnya, kulit diolesi salep yang mengandung steroid.


Berbeda dengan eksem, biduren sering sulit diketahui faktor pencetusnya karena begitu banyaknya, misalnya makanan, obat-obatan, infeksi, alergen hidup, penyakit kolagen, penyakit hati, bisa juga karena faktor psikis.


Dari faktor makanan saja banyak yang bisa merangsang timbulnya biduren, misalnya pada usia bayi makanan itu dapat berupa susu sapi atau telur, pada usia bayi makanan itu dapat berupa susu sapi atau telur, pada usia anak bisa berupa ikan laut, coklat, kacang-kacangan, dsb.


Bila diperkirakan faktor makanan yang menjadi penyebabnya, perlu dilakukan uji eliminasi dan provokasi terhadap makanan yang dicurigai sebagai penyebabnya. Makanan tersangka tersebut untuk beberapa waktu tidak diberikan dulu pada anak (dieliminasi). Beberapa waktu kemudian makanan yang dicurigai itu diberikan lagi kepada si penderita (provokasi). Bila terbukti makanan itu menjadi penyebabnya, sebaiknya jangan diberikan lagi kepada si anak.


Bila biduren sedang menyerang, anak bisa diberi suntikan antihistamin, atau golongan epinefrin untuk segera menghilangkannya. Sedang pada anak yang menderita biduren yang bersifat kronis diberi antihistamin dalam jangka panjang.


Di antara penyakit-penyakit alergi tadi, yang paling jarang terjadi adalah alergi yang menyerang mata (konjungtivitis alergis). Gejala yang timbul adalah gatal-gatal, mata merah, fotofobi, kadang-kadang keluar air mata yang berlebihan. Penyebabnya pun sulit diketahui. Pengobatannya dengan menggunakan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid.


Menurut dr. Siawitri, alergi memang tidak dapat disembuhkan, karena merupakan bakat yang dibawa sejak lahir. Bakat alergi yang sudah ada tidak bisa diubah, tetapi alergi yang masuk ke dalam tubuh bisa dimanipulasi, sehingga alergi tidak timbul, diantaranya menggunakan obat-obat antialergi seperti antihistamin.


Source: Majalah Intisari, Februari 1995

ALERGI, Bisa Karena Keturunan (BAGIAN 1)

BERBAHAGIALAH kalau anak-anak Anda tidak alergi terhadap sesuatu. Soalnya, alergi bisa sangat mengganggu, apalagi kalau kepekaan terhadap sesuatu sudah melekat padanya.


Ibu si Andi risau, gara-gara anaknya itu sering batuk hebat dan sesak napas. "Aduh, bosan deh ke dokter. Sudah minum obat ini, obat itu, eh masih kambuh lagi," keluhnya.


Dokter akhirnya menganjurkan agar Andi (6) dibawa saja ke dokter ahli alergi, sebab dari hasil wawancara dengan ibunya, diketahui bahwa Andi senang sekali bermain dengan si Coco, anjing kesayangannya. Sehabis main dengan Coco, batuknya menjadi-jadi diikuti sesak napas.


Dari hasil tes yang dilakukan seorang dokter ahli alergi, diketahui Andi tidak tahan serpihan bulu binatang, benda-benda berbulu, dan debu rumah. Andi dilarang dekat-dekat pada penyebab alergi itu.


Gatal gara-gara sandal karet


Gejala batuk dan sesak napas cuma salah satu dari manifestasi reaksi alergi terhadap organ tubuh, kata dr. Sjawitri Siregar, ahli alergi pada anak dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.


Orang lain mungkin tidak apa-apa bila mengalami kontak dengan bulu binatang atau debu rumah, tetapi organ tubuh Andi akan memberi reaksi abnormal terhadap benda-benda itu. Bukan cuma bulu binatang atau debu rumah yang dapat memacu timbulnya alergi. Kita tahu ada orang yang merasa gatal-gatal seluruh tubuhnya kalau makan udang, atau jontor bibirnya dan bengkak kelopak matanya kalau makan obat tertentu, padahal Anda tidak apa-apa.


Ada banyak zat yang dapat memacu timbulnya alergi, misalnya saja:


1. Makanan seperti telur, susu, ikan laut, kacang bahkan jeruk;


2. Bahan hirupan (ibalant) seperti debu rumah, tungau debu rumah, asap rokok, jamur, tepung sari bunga, serpihan bulu binatang, serpihan benda berbulu (wol, karpet, kapuk);


3. Obat-obatan (baik yang disuntikkan maupun yang ditelan) seperti suntikan serum tetanus, difteri, rabies, obat penisilin, bahkan obat penurun panas yang bisa dibeli dengan mudah di warung.


Itu cuma sekedar contoh. Masih banyak zat lain di sekeliling kita seperti deterjen, kosmetik, zat warna, parfum, insektisida, logam berat, plastik, semen, karet dll. (Mungkin Anda mempunyai teman yang kakinya bengkak dan gatal-gatal gara-gara memakai sandal karet).


Mengapa Andi alergi terhadap bulu binatang, sedangkan orang lain tidak? Dalam hal alergi ini, faktor keturunan memegang peranan penting di samping faktor-faktor lain seperti lingkungan, ras, iklim, ketidakseimbangan susunan saraf otonom, dll.


Delapan puluh tujuh persen anak yang mendapat serangan alergi sebelum berumur 10 tahun, lahir dari orang tua yang keduanya alergis. Namun, kalau kedua orang tua alergis, belum tentu anaknya mengidap penyakit alergi pula. Bisa juga terjadi anak alergis padahal kedua orang tuanya tidak. Pada kasus-kasus tertentu, faktor seperti infeksi memegang peranan.


Yang jelas, semua orang dapat menderita alergi.


Asma yang tersering


Berdasarkan hasil penelitian dr. Sjawitri di RSCM, alergi yang terbanyak menyerang anak adalah asma bronkial (pada saluran pernapasan), rinitis alergis (pada hidung), dermatis alergis dan urtikaria (pada kulit), dan konjungtivitis alergis (pada mata).


Rinitis alergis atau sering disebut alergi hidung, sering disebabkan oleh debu rumah, tungau debu rumah, tepung sari bunga, serpihan bulu binatang, jamur, makanan seperti coklat, kacang tanah, hidangan laut.


Penyakit ini ditandai dengan bersin-bersin, pilek, hidung berwarna merah, gatal-gatal pada hidung, serta hidung mampet. Penyakit ini bisa terus-menerus atau bersifat musiman. Gejala-gejala tadi muncul paling sering pada pagi hari atau pada perubahan cuaca.


Bila penyakit ini tidak di obati dengan baik dapat menimbulkan gejala sampingan seperti polip hidung, sinusitis, atau peradangan telinga tengah berulang. Penderita dapat diberi obat-obat golongan antihistamin dan denkongestan. Namun pengobatan yang terbaik, menurut dr. Sjawitri, yaitu dengan menghindarkan alergen penyebabnya.


Apabila pemakaian obat-obatan dan usaha preventif itu tidak memberikan hasil yang baik, penderita disuntik dengan larutan berisi alergen yang diketahui sebagai penyebabnya secara bertahap dalam konsentrasi encer hingga pekat. Cara ini disebut dengan desensitisasi, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita terhadap alergen yang masuk dengan harapan bisa mengurangi terjadinya alergi atau menghilangkan sama sekali reaksi alergi.


Debu rumah, tungau, dsb., itu bisa juga menimbulkan reaksi alergi pada saluran pernapasan. Karena itu tak jarang dijumpai anak menderita alergi hidung sekaligus juga alergi pada saluran pernapasan. Reaksi alergi pada saluran pernapasan itu ditandai dengan adanya gejala sesak napas disertai batuk-batuk dan mengi ("napas berbunyi") yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Gejala-gejala semacam ini lazim dikenal dengan sebutan asma (bronkial).


Batuk-batuk itu terjadi terutama pada malam hari atau menjelang pagi. Batuk sering timbul atau menjadi lebih berat setela anak berlari-lari, naik sepeda, atau tertawa keras.


Asma karena alergi (juga dikenal sebagai bengek atau mengi) merupakan salah satu penyakit yang paling sering di jumpai di antara penyakit-penyakit kronis lainnya pada anak, yakni 1-12%. Untunglah, angka kematiannya rendah, yaitu 5,3% per 100.000 kasus. Sebagian besar (75%) asma pada anak adalah ringan. Asma ringan ini jarang menyerang dan biasanya mudah disembuhkan dan akan menghilang menjelang usia remaja. Hanya sebagian kecil anak yang menderita asma berat yang sering dapat menghambat pertumbuhan tubuh mereka dan kadang-kadang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dada (pigeon chest). Asma yang kronis dan berat ini memerlukan perhatian khusus dari dokter.


Bersambung - ALERGI, Bisa Karena Keturunan (BAGIAN 2)

Selasa, 22 November 2011

FLU, Tak Bisa Diremehkan

ADA tiga penyebab, mengapa pada musim hujan kita mudah terserang flu. Pertama, dengan jatuhnya hujan ada sejumlah besar bakteri dan virus dari lapisan udara setebal 10 m terempas bersama air hujan ke tempat tinggal kita. Udara berkuman ini kita hirup seperti biasa, dan masuklah kuman-kuman itu ke saluran pernapasan kita. Flu adalah penyakit infeksi saluran pernapasan.


Kedua, turunnya hujan menurunkan suhu udara juga. Tubuh kita yang hangat tidak sempat menyesuaikan diri dan kita masuk angin. Karena tidak terurus, tubuh menjadi lemah dan tak mampu menanggulangi serbuan bakteri dan virus yang dihirup bersama udara lembab itu. Bakteri dan virus memang gemar ngerjain orang lemah.


Ketiga, pada musim hujan biasanya kita tinggal di rumah atau kamar saja, yang meskipun pengap, ya apa boleh buat! Daripada keluyuran di luar yang becek jelek, karena hujan. Dalam ruangan pengap penuh orang itulah biasanya virus influenza yang sebelumnya memang sudah menyerang seseorang, mempunyai peluang besar untuk menular. Flu memang penyakit menular.


Mula-mula masuk angin


Kalau suhu badan kita yang normal (kurang lebih 37 derajat celcius) terganggu oleh suhu dingin, badan itu akan berusaha mengatasi kedinginan dengan "memanaskan" kembali bagian yang tertimpa dingin tadi. Kalau cepat berhasil, karena kita kebetulan "berdarah panas", ya selamat. Tidak apa-apa! Kalau tidak ya meriang.


Kita bisa kedinginan karena duduk dekat AC yang menyemburkan dingin, misalnya. Bisa karena mengobrol berkepanjangan di ambang pintu yang terbuka, dan bisa juga duduk dekat jendela bus yang "full angin". Rasa tidak enak badan lalu disebut masuk angin.


Dapat juga karena perut kosong yang belum ada bahan penghasil panas, tiba-tiba dimasuki es teler. Maka yang masuk angin ialah lambung perut, meskipun tidak ada angin sama sekali yang masuk.


Biang keladi lain yang terkenal ialah begadang laruik malam, sampai yang kedinginan tenggorokan dan paru-paru.


Nenek moyang kita mengobati masuk angin dengan membantu menghangatkan kembali bagian yang dingin. Ada yang dengan mengerok kulit dengan uang logam dan minyak goreng. Ada yang menggosoknya dengan minyak angin (berisi minyak asiri) penghangat tubuh. Para penggemar kerok berdalih, bahwa sesudah dikerok, badan terasa enak karena angin yang masuk sebelumnya sudah keluar lagi melalui pori-pori kulit yang melebar.


Ada pula yang muncul dengan selang waktu yang lebih lama dan menular ke daerah lain yang lebih luas sebagai pandemi. Penyakitnya lalu tidak main-main hanya menimbulkan demam, pilek-batuk, dan pegal-pegal linu, tapi sungguh-sungguh merenggut jiwa secara masal. Pandemi yang masih segar dalam ingatan kita (berdasarkan tuturan nenek menjelang kita tidur) ialah wabah 1918 yang melanda Spanyol, sampai terkenal sebagai Spaanse griep. Dengan cepat ia menular ke seluruh dunia melalui kota-kota pelabuhan, sampai ke Amerika dan Indonesia juga. Korban yang ditelan sampai 22 juta orang. Baru berhenti pada awal tahun 1920.


Pada tahun 1933, akhirnya para peneliti Inggris: Smith, Andrews, dan Laidlaw berhasil menunjukkan bahwa cairan kumur dari rongga hidung dan tenggorokan pasien flu mengandung virus, yang sesudah ditularkan pada binatang percobaan menimbulkan sakit flu juga. Virus ini mereka sebut virus A. Belakangan baru diberi nama genus Ortomyxovirus.


Pada tahun 1938, virolog Amerika, Richard Slope membuktikan bahwa virus flu yang menyerang babi-babi negara bagian barat tengah Amerika ternyata dari tipe A seperti yang mewabah tahun 1918 di Spanyol itu.


Pada tahun 1940 ditemukan lagi virus flu serupa tapi tak sama, lalu disebut virus B. Bedanya dengan virus A hanya terletak pada pengaruhnya terhadap kekebalan seseorang. Antibodi yang dihasilkan tubuh pasien flu A tidak mempan terhadap flu B. Begitu juga sebaliknya, Untunglah, virus B ini tidak begitu galak.


Virus tipe A ini sendiri juga mampu mengubah susunan kimianya, walaupun ujudnya tetap sama. Lalu ia mewabah lagi sebagai epidemi kecil-kecil diberbagai daerah setempat. Baru pada tahun 1957 ia merajalela pandemik lagi sebagai flu Asia. Lalu berubah lagi dan mewabah pandemik lagi sebagai flu Hongkong, pada tahun 1968. Tahulah kita sekarang mengapa flu itu melanda secara berkala. Bukan karena "under the influence" planet-planet, tapi karena virus yang suka bermutasi susunan kimianya.


Tak boleh diremehkan


Serangan flu sering diikuti pneumonia (radang paru-paru) oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Justru serangan ikutan ini yang lebih berbahaya, karena dapat menewaskan pasien ceroboh yang tidak menganggapnya serius flu yang dideritanya, sampai serangannya berkepanjangan.


Dulu, flu memang dapat di obati aspirin atau obat kombinasinya dengan fenasetin dan kofeina (APC atau aspeco), yang mampu menghilangkan rasa sakit, radang, dan demamnya, tapi virusnya sendiri tidak. Untunglah, pada awal serangan, tubuh kita yang sehat sudah mampu mengerahkan sel-sel pertahanan granulosit, limfosit, dan makrofag, pengganyang kuman, untuk menggulung komplotan virus yang menyerbu korong-lorong pembuluh darah di "pintu gerbang" tenggorokan.


Sayang, aspirin berisi asam asetosalisilat itu mengganggu lambung yang tidak tahan terhadap asam berlebihan, lalu merasa pedih. Sedangkan fenasetin dalam APC ternyata melumpuhkan butir-butir darah putih balatentara kita sendiri juga. Pelan-pelan dalam jangka panjang.


Para dokter kemudian beralih ke asetaminofen dan salisilamida yang tidak merugikan.


Akan tetapi, kalau virus itu diboncengi bakteri Streptococcus pneumoniae terlalu banyak, obat-obat mutakhir itu tidak mempan. Khasiatnya memang hanya menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan suhu demam. Kumannya sendiri tidak. Karena itu, dikerahkanlah obat antibiotik juga sebagai penumpas bakteri pembonceng kelebihan itu. Cespleng juga, tapi mahalnya minta ampun!


Mencegah sebelumnya, lebih murah


Supaya penyakit itu tidak menimbulkan penderitaan baru (lahir batin), karena mahalnya obat antibiotik dokter, kita sendiri dapat mengupayakan biaya murah, dengan jalan mencegah jangan sampai kita masuk angin saja, yang memperlemah daya tahan tubuh. Dalam bulan-bulan masa flu mewabah ini, sebaiknya kita lebih serius menjaga kebersihan tangan dan mulut, jangan sampai ada bakteri pneumonia yang nebeng masuk tenggorokan. Misalnya, menenggak minuman dingin yang diberi es batu pinggir jalan yang dicuci dengan air ember yang tak jelas asal-usulnya. Penjual esnya sedang flu, lagi!


Penularan bakteri dapat juga melalui jabatan tangan dan pegangan (atau kunci) pembuka pintu. Dapat juga oleh kunci kontak mobil (atau motor) yang tadinya dipegang penderita flu yang berkali-kali buang ingus, tapi tidak mencuco tangan. Kemudian kunci ini kita pegang, Kalau kita kemudian makan semar mendem tanpa mencuci tangan dulu, virus flu dan bakteri pneumonia akan masuk ke tenggorokan kita bersama semar mendem.


Begitu juga kalau ada pembantu rumah tangga sedang flu. Ia mesti diminta dengan sangat kalau menyiapkan makanan seperti selada, lotis, atau rujak gobet, tangannya dicuci bersih dulu. Melalui rujak mentah ini pun, kuman radang tenggorokan bisa menular.


Source: Majalah Intisari, Juli 1995

Senin, 21 November 2011

Migren, Nyeri Kepala Misterius

SEOLAH-OLAH sudah menjadi langganan, gadis berusia 18 tahun ini mengalami nyeri kepala pada waktu-waktu tertentu. Gadis pintar, rajin dan tekun di sekolahnya itu jarang menderita sakit. Sebaliknya, ia selalu tampak lincah dan sehat. Hanya nyeri kepala tiba-tiba itulah yang selalu datang mengganggunya.


Serangan nyeri datang kapan saja tanpa permisi, meski sebelumnya memberikan tanda peringatan. Misalnya penglihatannya mulai berkunang-kunang. Di tengah lapang pandangnya muncul bintik yang terang-benderang. Lambat-laun dalam beberapa saat bintik tadi membesar menjadi sebuah bulatan telur yang menyebar ke samping kiri.


Bulatan tadi tampak kabur atau gelap di tengahnya dan dikelilingi cahaya terang.  Gambaran ini berlangsung sekitar 5 menit, untuk kemudian memudar pelan-pelan hingga penglihatannya kembali normal. Tak pelak lagi beberapa saat beberapa saat lagi giliran datang di kepala sisi kanan. Nyeri dirasakan sebagai berdenyut-denyut disertai rasa mual, rasa takut cahaya, dan takut suara. "Anda terserang migren," kata dokter yang memeriksanya.


Korbannya wanita langsing


Migren, terjemahan kata Prancis migraine itu berasal dari kata Yunani hemikrania. Artinya,nyeri dirasakan pada satu sisi kepala.


Penyebab pastinya masih merupakan teka-teki, meskipun migren sudah di amati orang sejak zaman Hipocrates tahun 400 SM. Malah para ahli migren sampai tahun 1988 masih sepakat bahwa migren merupakan gangguan nyeri kepala yang idiopatik (tak diketahui sebabnya), datang dalam serangan berulang-ulang dan berlangsung antara 4 dan 72 jam.


Ciri khasnya ialah kepala dirasakan berdenyut-denyut pada satu sisi, intensitasnya bisa sedang hebat disertai rasa mual, takut cahaya (fotofobi), dan takut suara (fonofobi). Pekerjaan rutin akan menambah intensitas nyeri.


Begitulah serangan jenis nyeri kepala yang disebut sebagai migren umum (common migraine). Orang yang bersangkutan biasanya sehat fisik dan mental. Hanya mengalami penderitaan kalau migren umum datang menggodanya sewaktu-waktu. Korban umumnya wanita dan anehnya justru mereka yang berperawakan kecil, langsing, dengan sifat lincah, idealistis dan perfeksionis. Hal ini merupakan suatu kenyataan walaupun tidak pernah dapat dijelaskan mengapa. Jarang sekali wanita dengan perawakan besar dan sifat acuh tak acuh menjadi penderita migren.


Cuaca panas atau dingin, kelelahan fisik atau mental, terlambat makan, makanan tertentu, dan masih banyak lagi, bisa menjadi faktor pencetus timbulnya serangan migren.


Kalau ditelusuri, biasanya ada faktor keturunan dari pihak ibu. Angka kejadian migren di luar negeri cukup tinggi, disebutkan angka 10%. Di Indonesia belum pernah diteliti, tapi agaknya tidak akan mencapai angka sepuluh tersebut.


Diagnosisnya mudah ditegakkan karena riwayatnya mempunyai pola tertentu yang khas. Dokter hanya perlu mendengarkan keluhan pasien dengan saksama dan mengarahkannya. Tidak diperlukan peralatan canggih. Apalagi kalau setiap serangan nyeri kepala di dahului suatu gangguan penglihatan berupa melihat bintik terang yang berkembang jadi bulatan telur yang terang-benderang di sekitarnya dan gelap di tengahnya, seperti di alami gadis tadi. Gangguan penglihatan itu namanya aura, suatu keadaan yang mendahului datangnya serangan nyeri kepala.


Ada beberapa ujud gejala aura, mulai dari halusinasi visual sederhana sampai yang kompleks, gangguan afek, keadaan mimpi, gangguan wicara, disorientasi waktu dan tempat, sampai kesurupan.


Migren yang serangannya didahului dengan aura disebut migren klasik (classic migraine). Migren jenis inilah yang menjadi perhatian utama para pakar migren. Mereka tak habis-habisnya meneliti gejala aura ini sejak dulu hingga sekarang untuk lebih memahami kerahasiaannya. Memang aura inilah yang menyebabkan sifat kerahasiaan migren.


Warni-warni


Di abad XII Hildegrad, seorang biarawati dari Blingen, Jerman, mencoba menggambarkan aura yang dialaminya sendiri. Salah satu yang terkenal adalah The vision of Heavenly City, sebuah gambar bagaikan benteng berwarna-warni yang tampak dari atas, dinamakan fortification.


Ada pula pakar migren yang melakukannya. Lashley, misalnya. Ia tidak hanya menggambarkan, tapi juga mengikuti terjadinya aura penglihatan yang dialaminya sendiri, dan mengukur lamanya aura berlangsung. Mengambil patokan dari pengalaman Lashley, umumnya aura berlangsung antara 10 dan 20 menit.


Selain adanya aura, migren klasik dibedakan dengan migren umum dari intensitas nyerinya yang lebih hebat dan terjadi tanpa dicetuskan oleh faktor tertentu. 


Pokoknya, serangan migren klasik terjadi secara tiba-tiba dan periodik, dan waktu berlangsungnya lebih pendek. Aura biasanya berupa gangguan penglihatan yang bisa berbentuk gambaran tertentu yang bercahaya warna-warni atau gambaran kabur dan gelap. Namun perlu diingat, aura bisa juga terjadi pada serangan epilepsi. Bedanya, pada epilepsi aura berlangsung cepat, cuma beberapa menit, dan tidak disusul dengan nyeri kepala.


Kalau aura berlangsung lebih dari satu jam, maka tidak termasuk migren klasik lagi, melainkan migren dengan aura berkepanjangan (migraine with prolonged aura). Kalau itu yang terjadi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih cermat untuk menyingkirkan hal-hal yang jelas penyebabnya dan lebih serius, seperti penyakit peredaran darah otak atau tumor otak. Padahal migren bukan penyakit yang serius, dalam arti tidak fatal, cuma mengganggu.


Dua mekanisme


Walaupun penyebabnya belum diketahui, mekanisme terjadinya migren merupakan masalah yang selalu menarik untuk diperdebatkan. Beberapa puluh tahun yang lalu, Harold Wolff dengan penelitiannya yang monumental membuat laporan tentang mekanisme migren. Teorinya dikenal sebagai teori vaskuler. Lagi-lagi yang dibahas adalah migren klasik dengan fase aura dan nyeri kepalanya.


Proses vaskuler ini mula-mula menimbulkan penyempitan pembuluh darah otak dengan akibat terjadinya kekurangan oksigen setempat dan timbul gangguan saraf yang dikenal sebagai aura. Selanjutnya disusul fase nyeri kepala berdenyut yang disebabkan adanya pelebaran pembuluh darah di luar tengkorak, biasanya pembuluh darah di pelipis.


Namun, beberapa tahun yang lalu muncul aliran lain yang kurang menyetujui teori vaskuler tadi. Menurut para pakar ini, aura yang terjadi tidak dapat diterangkan dari adanya proses penyempitan pembuluh darah, tapi oleh adanya  sel-sel otak yang mengalami eksitasi (perangsangan) dan berkembang seperti tampak pada pengalaman dan pengamatan Lashley. Teori ini dinamakan teori neurogen. Sementara itu untuk menjelaskan fase nyeri kepala yang menyusul aura tadi, para pakar ini masih menyetujui adanya suatu pelebaran pembuluh darah.


Ubah pola hidup


Penanganan semua jenis migren sama. Bagi penderita migren umum yang paling penting ialah menghindari faktor pencetus. Misalnya, tidak terlambat makan, tidak makan makanan yang bisa mencetuskan migren, menghindari stress, dsb. Pokoknya, mengubah pola hidup.


Pada saat migren menyerang, penderita diberi terapi akut. Artinya, diberi obat yang dapat menghilangkan nyeri kepalanya. Mula-mula dipakai obat analgesik sederhana seperti aspirin, parasetamol, atau asam mefenamat. Kalau ada rasa mual atau muntah, dapat ditambahkan obat penawarnya. Makin awal obat-obat  ini diberikan, makin baik hasilnya.


Kalau obat ini tak berhasil, baru dipertimbangkan obat yang berkhasiat vasokonstriksi cepat (menyempitkan pembuluh darah), misalnya obat argotamin, yang diberikan dengan resep dokter. Di luar negeri obat ini banyak dipakai, bahkan berlebihan hingga menimbulkan banyak efek sampingan. Sementara di Indonesia belum. Dosisnya hanya 0,5 - 1 mg sekali pakai saat nyeri menyerang. Kalau setengah jam kemudian nyeri belum mereda, boleh di ulangi sekali lagi, asal dosis tak boleh lebih dari 6 mg dalam seminggu.


Jika frekuensi serangan lebih dari dua kali sebulan, baru diberikan cara pengobatan lain, yakni terapi profilaktik. Pasien diberi obat untuk mencegah timbulnya serangan berikutnya. Obat yang diberikan berkhasiat vasokonstriksi lemah, misalnya pizotifen, dengan dosis tertentu selama beberapa bulan. Dengan demikian diharapkan serangan migren bisa dicegah atau setidaknya frekuensinya dikurangi, sebab pembuluh darah tidak dapat menguncup (teori vaskuler). Dapat pula di pakai teori neurogen dalam terapi profilaktik ini. Untuk itu obatnya flunarizin.


Berhenti sendiri


Pemberian terapi profilaktik ini hanya menghilangkan serangan migren, tidak menyembuhkannya. Bisa saja setelah beberapa bulan atau tahun menghilang, serangan datang lagi. Namun, terapi profilaktik bisa diulangi lagi dan biasanya serangan migren saat ini sudah menjadi lebih lunak. Artinya, lebih mudah dikendalikan dengan dosis obat lebih rendah dan jangka pemberian lebih pendek.


Apakah migren selalu perlu obat? Jawabannya tentu tergantung pada yang bersangkutan, karena migren memang akan berhenti sendiri dalam waktu tertentu dengan atau tanpa obat.


Serangan migren dapat berhenti secara alamiah melalui tiga cara resolusi. Pertama, melalui kelelahan dan tidur lelap. Memang, tidur atau istirahat sejenak merupakan cara terbaik untuk mengakhiri serangan migren secara alamiah. Yang kedua ialah cara lysis, contohnya ialah berkeringat atau muntah. Banyak orang yang merasakan bahwa muntah dapat mengakhiri serangan migren. Yang terakhir ialah melalui cara crisis. Serangan dapat diakhiri dengan melakukan kegiatan fisik atau mental sewaktu mendapat serangan migren. Misalnya dengan berolah raga atau senam.


Tidak salah kalau kalimat pendek yang mengandung tiga "M" ini, Migraine, Mistery and Misery, mempunyai makna dalam. Memang benar migren yang masih penuh rahasia ini tidak jarang membuat orang penuh derita.


Namun, pada masa kini bagi mereka yang mengalami serangan migren berulang-ulang tidak perlu khawatir, karena pengetahuan dan penanganan masalah ini sudah cukup canggih untuk membebaskan mereka dari derita yang ditimbulkannya. Kunci sukses terletak pada kesabaran dan keuletan dokter maupun pasien.


Source: Majalah Intisari, Agustus 1994

Sabtu, 19 November 2011

Mengambil Keputusan

MENGAMBIL keputusan bukan perkara mudah. Namun, bukan pula pekerjaan sulit. Orang yang butuh waktu untuk sampai pada suatu keputusan, memiliki keputusan besar. Dr. Sigmund Freud menyatakan, "Untuk membuat keputusan kecil, saya selalu mempertimbangkan untung-ruginya. Namun, dalam masalah-masalah amat penting, seperti memilih jodoh dan profesi, keputusan harus muncul dari diri sendiri. Untuk mengambil keputusan penting, pedomannya adalah kebutuhan mendasar kita yang terdalam."


Sangatlah berguna bila kita "mengendapkan" masalah terlebih dahulu sebelum bertindak. Waktu merupakan komponen penting dari banyak keputusan. Ia membawa situasi tak menentu menjadi suatu kepastian.


Seorang rektor mengatakan, "Bila saya punya problem yang harus dihadapi pada pukul 03.00 Selasa mendatang, saya tidak akan membuat keputusan sampai hari Selasa tiba. Sementara itu, saya mengkonsentrasikan diri untuk mendapatkan semua fakta yang menyebabkan masalah itu. Bila saya mendapatkan semua fakta pada hari Selasa, biasanya masalah sudah akan terpecahkan dengan sendirinya."


Sekali keputusan dibuat, tak berarti mutlak sifatnya. Keputusan mestilah fleksibel. "Kita harus melakukan yang terbaik menurut apa yang kita ketahui pada suatu saat. Bila ternyata tidak berhasil, kita dapat memodifikasinya sambil jalan," demikian ujar Franklin D. Roosevelt, satu-satunya presiden AS yang berkuasa sampai 4 masa jabatan. 


Dalam suatu keputusan besar, tak mungkin kita mengharapkan kepuasan penuh pada hasil akhirnya. Selalu ada sisi untung-ruginya. Namun, keputusan yang benar harus membawa lebih banyak keuntungan.


Dalam mengambil keputusan, peran teman bicara tidak bisa diabaikan. Tidaklah benar ungkapan yang menyatakan, membicarakan segala sesuatu dengan orang lain mungkin membawa fakta baru dan memperjelas masalah. Seandainya pun itu tak tercapai, perbincangan biasanya membuat masalahnya terfokus dan prospek pemecahannya lebih nampak.


Menunda suatu keputusan bukan berarti bimbang atau tidak tegas. Kata Chester L. Barnard, presiden New Jersey Bell Telephone Company, "Seni pengambilan keputusan seorang eksekutif adalah: tidak memutuskan masalah-masalah yang kini belum relevan, tidak memutuskan secara terburu-buru, tidak membuat keputusan yang tidak dapat dilaksanakan dant tidak membuat keputusan yang sebenarnya jadi wewenang orang lain.


Source: Majalah Intisari, no.401- Desember 1996

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes