Sabtu, 19 November 2011

Mengambil Keputusan

MENGAMBIL keputusan bukan perkara mudah. Namun, bukan pula pekerjaan sulit. Orang yang butuh waktu untuk sampai pada suatu keputusan, memiliki keputusan besar. Dr. Sigmund Freud menyatakan, "Untuk membuat keputusan kecil, saya selalu mempertimbangkan untung-ruginya. Namun, dalam masalah-masalah amat penting, seperti memilih jodoh dan profesi, keputusan harus muncul dari diri sendiri. Untuk mengambil keputusan penting, pedomannya adalah kebutuhan mendasar kita yang terdalam."


Sangatlah berguna bila kita "mengendapkan" masalah terlebih dahulu sebelum bertindak. Waktu merupakan komponen penting dari banyak keputusan. Ia membawa situasi tak menentu menjadi suatu kepastian.


Seorang rektor mengatakan, "Bila saya punya problem yang harus dihadapi pada pukul 03.00 Selasa mendatang, saya tidak akan membuat keputusan sampai hari Selasa tiba. Sementara itu, saya mengkonsentrasikan diri untuk mendapatkan semua fakta yang menyebabkan masalah itu. Bila saya mendapatkan semua fakta pada hari Selasa, biasanya masalah sudah akan terpecahkan dengan sendirinya."


Sekali keputusan dibuat, tak berarti mutlak sifatnya. Keputusan mestilah fleksibel. "Kita harus melakukan yang terbaik menurut apa yang kita ketahui pada suatu saat. Bila ternyata tidak berhasil, kita dapat memodifikasinya sambil jalan," demikian ujar Franklin D. Roosevelt, satu-satunya presiden AS yang berkuasa sampai 4 masa jabatan. 


Dalam suatu keputusan besar, tak mungkin kita mengharapkan kepuasan penuh pada hasil akhirnya. Selalu ada sisi untung-ruginya. Namun, keputusan yang benar harus membawa lebih banyak keuntungan.


Dalam mengambil keputusan, peran teman bicara tidak bisa diabaikan. Tidaklah benar ungkapan yang menyatakan, membicarakan segala sesuatu dengan orang lain mungkin membawa fakta baru dan memperjelas masalah. Seandainya pun itu tak tercapai, perbincangan biasanya membuat masalahnya terfokus dan prospek pemecahannya lebih nampak.


Menunda suatu keputusan bukan berarti bimbang atau tidak tegas. Kata Chester L. Barnard, presiden New Jersey Bell Telephone Company, "Seni pengambilan keputusan seorang eksekutif adalah: tidak memutuskan masalah-masalah yang kini belum relevan, tidak memutuskan secara terburu-buru, tidak membuat keputusan yang tidak dapat dilaksanakan dant tidak membuat keputusan yang sebenarnya jadi wewenang orang lain.


Source: Majalah Intisari, no.401- Desember 1996

0 comments:

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...