Selasa, 29 November 2011

ANTIBIOTIK, Jangan Di Campur Susu

ANTIBIOTIK sebaiknya diminum pada saat perut dalam keadaan kosong. Paling cepat 0,5 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Tujuannya, agar obat dapat diserap dari saluran cerna dengan baik sehingga diperoleh kadar yang optimal dalam darah.


Antibiotik, terutama derivat tetrasikin, sebaiknya tidak diminum bersama susu, atau obat sakit maag. Karena di dalam ketiganya terdapat unsur-unsur logam yang dapat berkaitan dengan antibiotik, sehingga mempersulit pencernaan.


Tak cuma harus diminum selama jangka waktu tertentu, tapi sebaiknya antibiotik  diminum dalam selang waktu teratur dan tetap. Misalnya yang harus diminum tiga kali sehari, berarti diminum dengan selang waktu lebih kurang 8 jam sekali. Bukan sekedar pada pagi, siang dan sore dengan selang waktu lebih kurang 8 jam sekali. Bukan sekedar pada pagi, siang dan sore dengan selang waktu berbeda-beda. Ini agar mendapatkan kadar obat dalam darah yan g lebih stabil di sekitar kadar optimalnya.


Penderita penyakit hati dan ginjal harus lebih hati-hati menggunakan antibiotik  maupun obat-obatan lain. Karena pada umumnya antibiotik "di cerna" di hati dan di "buang" melalui ginjal, sehingga dapat memperberat fungsi ginjal dan hati yang mulai menurun. Gangguan fungsi kedua organ tersebut juga menyebabkan penimbunan dan peningkatan kadar antibiotik di dalam darah, sehingga dapat memperberat fungsi ginjal dan hati yang mulai menurun. Gangguan fungsi kedua organ tersebut juga akan menyebabkan penimbunan dan peninggalan kadar antibiotik di dalam darah, sehingga makin memperbesar risiko timbulnya akibat sampingan. Dalam hal ini dosis antibiotik harus dikurangi.


Pada kasus tertentu misalnya demam tifoid, antibiotik harus diminum terus sampai beberapa hari setelah gejala penyakit tersebut hilang. Ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya karier (kuman masih ngendon di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala sakit) yang dapat memicu kekambuhan atau penularan.


Seperti obat-obat lainnya, antibiotik juga dapat menimbulkan efek sampingan. Jika efeknya hanya ringan dan dapat menimbulkan efek sampingan. Jika efek hanya ringan dan dapat ditoleransi seperti mual saja, obat ini tetap boleh diminum. Namun bila sampai menimbulkan efek berat dan mengkhawatirkan, segera hentikan dan konsultasikan dengan dokter yang memberi resepnya.


Berdasarkan sifat kerjanya terhadap bakteri, antibiotik terbagi dalam 2 golongan. Yaitu yang bersifat bakterisida (dapat membunuh bakteri) dan yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Yang termasuk golongan pertama adalah derivat penisilin. Sedangkan yang termasuk golongan kedua yaitu derivat tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan sulfonamida.


Kombinasi di antara sesama antibiotik bakterisida atau di antara sesama antibiotik bakteriostatik, secara klinis tidak merugikan. Tetapi belum tentu juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan preparat tunggal. Namun, gabungan antara antibiostik bakteriostatik kadang-kadang dapat merugikan.
Contohnya, kombinasi antara derivat tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan sulfonamida.


Kombinasi di antara sesama antibiotik bakterisida atau di antara sesama antibiotik bakteriostatik, secara klinis tidak merugikan. Tetapi belum tentu juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan preparat tunggal. Namun gabungan antara antibiotik bakteriostatik kadang-kadang dapat merugikan.


Contohnya, kombinasi antara derivat tetrasiklin dan penisilin.


Tetrasiklin, yang menghambat pertumbuhan bakteri akan mengurangi kegunaan penisilin.


Karena penisilin justru bekerja aktif terhadap bakteri yang sedang tumbuh cepat. Walaupun demikian, ada juga kombinasi bakterisida-bakteriostatik yang ternyata menguntungkan secara empiris.


Yang perlu diingat, pemakaian antibiotik memang tidak boleh sembarangan, tetapi antibiotik bukanlah obat yang harus ditakuti atau dihindari.


Pemakaiannya yang terlambat justru dapat memperberat suatu penyakit, bahkan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu gunakanlah antibiotik secara cermat dan tepat.


Source: Majalah Intisari, Maret 1995

2 comments:

terapi qolbu mengatakan...

artikel yang bermanfaat...terima kasih

JIMMY mengatakan...

baru tau gan klo minum antibiotik tuh harus siminum sebelum makan, saya biasanya setelah makan huhhu..
thanks infonya ya gann

SALAM,

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...