Sabtu, 06 Agustus 2011

Hidup Tanpa Rahim

Di AS, diperkirakan 650.000 operasi pengangkatan rahim dilakukan setiap tahunnya. Dua pertiga di antaranya dilakukan terhadap wanita berusia di bawah 45 tahun. Jumlah itu sebenarnya sudah jauh berkurang sejak pertengahan tahun 1970. Ada dua penyebabnya. Yang pertama, para dokter sekarang berusaha menghindari hysterectomy bila tidak didukung oleh indikasi yang kuat. Yang kedua dan yang terpenting, kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran mampu memberikan pilihan lain.

LALU muncul pertanyaan, indikasi apa yang benar-benar kuat untuk mendukung hysterectomy?

Menurut FXS, seorang dokter dari bagian kebidanan dan penyakit kandungan di Rumah Sakit Atmajaya, Jakarta, kanker leher rahim (ini yang terbanyak setelah kanker payudara), kanker rahim (Chorio carsinoma), dan kanker indung telur merupakan alasan kuat untuk melakukan hysterectomy.


Selain itu tindakan ini juga akan dilakukan bila terjadi komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan. Misalnya, rahim robek (ruptura uteri) karena sewaktu hamil si ibu jatuh tertelungkup atau perutnya kena benturan keras. Biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan yang akan mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan bila tidak segera mendapat pertolongan. Bisa juga pada saat melahirkan si ibu dipaksa mengejan, padahal pembukaannya belum sempurna. Apalagi kalau ditambah dengan menekan perut si ibu.


Contoh lain adalah rahim yang tidak mengecil kembali setelah proses kelahiran. Dalam keadaan normal, beberapa saat setelah bayi lahir, rahim akan mengecil dengan sendirinya. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, walaupun sang bayi sudah lahir rahim tetap mengembang. Keadaan ini ditandai dengan perdarahan. Adakalanya perdarahan ini tidak berhenti juga, walaupun si ibu sudah diberi obat-obatan untuk mengecilkan rahim. Kalau ini yang terjadi, operasi pengangkatan rahim harus segera dilakukan untuk menyelamatkan si ibu.



Perdarahan-perdarahan yang tidak teratur di luar jadwal menstruasi, perlu mendapatkan perhatian dan pemeriksaan yang baik. Apalagi kalau perdarahan tersebut sampai memerlukan transfusi darah. Tergantung pada diagnosanya, kadangkala pada kasus itu hysterectomy terpaksa dilakukan. Misalnya, dalam pemeriksaan ditemukan adanya Hyperplasia Glandularis Cystica (pertumbuhan selaput lendir rahim yang berlebihan dan cenderung ganas) pada wanita yang menjelang mati haid (di atas 42 tahun). Apalagi kalau keadaan itu tidak membaik walaupun telah diberi obat-obatan

Bertangkai

Indikasi lain yang kadang-kadang juga memerlukan tindakan hysterectomy antara lain adanya myoma atau fibroids di rahim atau organ sekitarnya. Myoma ini sebenarnya jaringan otot dinding rahim yang berubah menjadi tumor. Dalam pertumbuhannya ia bisa berdiri sendiri tetapi bisa juga berkawan. Kalau cuma satu dikenal dengan nama myoma uteri, sedangkan kalau banyak disebut uterus myomathosus.

Posisinya di dalam rahim juga bisa bermacam-macam. Ada yang menempel pada dinding rahim dan ada juga yang bertangkai. Belum lagi kalau myoma yang membesar ini akan menekan organ-organ lain disekitarnya dan menimbulkan rasa sakit pada si penderita. Pada keadaan yang lebih parah bisa menimbulkan perdarahan, adanya gangguan pada saat buang air kecil dan umumnya susah buang air besar. Kalau sudah begini biasanya ada indikasi untuk melakukan hysterectomy.

Tidak selalu perlu dihilangkan

Namun, tidak semua myoma mengakibatkan hysterectomy. Pada myoma yang kecil dan hanya satu atau dua saja, bisa diatasi dengan myomectomy sebagai alternatif hysterectomy. Pada myomectomy hanya myoma-nya saja yang diangkat. Dahulu memang myomectomy ini selalu dihindari. Soalnya, risiko kehilangan darah pada prosedur ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan hysterectomy, Tetapi setelah ditemukan metode penyimpanan darah yang semakin canggih (termasuk metode penyimpanan darah sendiri sebelum suatu operasi, autologous), myomectomy lebih disukai karena ini berarti si penderita tidak perlu kehilangan rahim. Bahkan, menurut The Medical Forum edisi Mei 1998, dalam waktu yang tidak lama lagi akan ada obat-obatan yang dapat mengecilkan myoma.

"Namun, satu hal yang perlu diingat. Semua usaha diatas hanya bisa dilakukan bila dokter yakin bahwa myoma tersebut tidak berdegenerasi ganas. Kalau myoma-nya ganas , tidak boleh melakukan tindakan yang setengah-setengah, harus hysterectomy," kata dokter yang tidak mau disebut namanya dengan tegas.

Yang numpang tinggal

Yang penanganannya agak mirip dengan myoma adalah endometriosis. Keadaan di mana jaringan selaput lendir rahim yang seharusnya berada di rongga rahim juga tumbuh ditempat lain. Misalnya, didalam otot rahim, diindung telur, di saluran telur, di dinding-dinding usus dan bisa juga di jaringan sekitar rahim.

Bila kelainan ini diketahui sejak dini, selaput lendir rahim yang tidak pada tempatnya itu bisa mengecil dengan pemberian obat-obatan. Tetapi bila penderita tidak segera memeriksakan diri ke dokter, kelainan ini bisa menyebabkan penderita tidak mempunyai keturunan. Soalnya, biar tempatnya bukan didalam rongga rahim, selaput lendir rahim yang numpang tinggal di organ tubuh lain ini tidak berbeda dengan yang di dalam rongga rahim.

Artinya, ia juga mengikuti siklus efek hormon yang berpengaruh terhadap proses menstruasi. Bila selaput lendir rahim yang asli mencapai stadium penebalan, ia juga ikut menebal. Nanti pada waktu stadium menstruasi, ia juga ikut melepaskan penebalan itu. Hanya disini materi penebalan itu tidak bisa dikeluarkan dari dalam tubuh. Akibatnya, materi itu terus menumpuk sebagai kista coklat didalam rongga perut atau bisa juga diindung telur, tergantung pada lokasi selaput lendir rahim tersebut. Kalau dibiarkan terus, kista yang membesar ini bisa menekan dan merusak rahim. Bila kista yang membesar itu berada di dalam indung telur, indung telur akan rusak.

Yang agak mirip dengan endometriosis tetapi pengobatannya memerlukan tindakan hysterectomy adalah adenomyosis, waktu menstruasi sebagian materi penebalan tertinggal di dinding rahim. Lama-kelamaan tumpukan materi penebalan tersebut akan membentuk kista coklat juga. Seperti myoma, kista coklat pun akan mendesak pertumbuhan jabang bayi, yang sering kali mengakibatkan keguguran.

Salah satu gejala endometriosis dan adenomyosis adalah rasa nyeri dipinggul beberapa hari sebelum dan sesudah menstruasi. Adakalanya rasa nyeri ini tetap berlangsung selama masa menstruasi dan biasanya dibarengi dengan adanya gangguan pada kandung kemih dan usus besar. "Rasa nyeri pada saat menstruasi memang tidak selalu menjadi tanda endometriosis atau adenomyosis.

Oleh karena itu, bila merasakan gejala-gejala di atas, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter," demikian nasihat dokter tadi.

Kekosongan tak mengganggu

Sebelum melakukan tindakan hysterectomy, biasanya dokter tidak bisa memastikan organ reproduksi mana yang akan di angkat. Soalnya, hasil pemeriksaan awal kadang-kadang tidak mampu memberikan gambaran keadaan dalam perut yang pasti. Misalnya saja dalam kasus myoma. Ada kalanya dari hasil pemeriksaan awal, dokter meyimpulkan bahwa myoma itu hanya satu sehingga cukup dilakukan myomectomy. Tetapi setelah perut "dibuka", ternyata myoma yang ada lebih dari satu dan cukup mengganggu rahim. Kalau keadaannya begini, dokter terpaksa mengangkat rahim. Tentunya dengan persetujuan keluarga penderita.

Dalam kasus lain, bisa saja penderita tidak hanya kehilangan rahim. Kalau keadaannya parah, ia juga akan kehilangan indung telur, saluran telur, kelenjar-kelenjar getah bening dan jaringan ikat di sekitar rahim. Biasanya ini dilakukan terhadap penderita kanker stadium lanjut (lihat boks).

Sesudah operasi tempat rahim di rongga perut tetap kosong. Kekosongan ini tidak mengganggu organ tubuh yang lain.

Bila yang diangkat hanya rahim, sementara indung dan saluran telurnya tetap ada, maka telur-telur yang matang setiap bulan akan jatuh ke dalam rongga perut dan tubuh akan menyerapnya secara alamiah. Walaupun berlangsung bertahun-tahun, keadaan ini tidak akan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Sementara itu saluran telur yang kehilangan pegangan karena hilangnya rahim, akan diikatkan pada jaringan ikat yang ada disekitarnya, agar tidak "melambai-lambai".

Tak benar akan melembung

Menurut The Medical Forum, dalam seribu operasi pengangkatan rahim, terjadi satu sampai dua kematian. Risiko kematian ini disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain kondisi pasien pada saat operasi, terjadinya perdarahan juga sering menjadi penyebab kematian. Dari data yang ada, diketahui bahwa 5 - 15% hysterectomy membutuhkan transfusi darah. Selain itu, timbulnya infeksi setelah operasi bila tidak segera diatasi kadangkala juga menyebabkan kematian. Tetapi yang terakhir ini bisa dihindari berkat penggunaan antibiotika selama operasi.

Di samping risiko keselamatan, masih ada hal lain yang perlu diketahui pasien. Setelah menjalani hysterectomy, pasien tidak lagi mengalami menstruasi setiap bulan, dan berarti juga tidak mungkin mempunyai anak lagi. "Tetapi tidak benar kalau dikatakan bahwa setelah hysterectomy, bobot badan pasien akan bertambah terus atau akan kehilangan fungsi seksualnya," tegas dokter dari RS. Atmajaya tersebut. Selain risiko-risiko di atas, hidup tanpa rahim tidak akan mengganggu aktivitas harian seorang wanita.


MACAM-MACAM HYSTERECTOMY

PADA penderita kanker stadium lanjut, dokter tidak hanya akan mengangkat rahim. Operasi pengangkatan organ-organ tubuh tersebut terkenal dengan nama radical hysterectomy. Pada kasus yang lebih ringan dokter akan melakukan total hysterectomy, dimana yang diangkat hanya badan dan leher rahimnya saja, dokter akan melakukan subtotal hysterectomy. Kadangkala subtotal hysterectomy ini juga dilakukan bila secara teknis dokter tidak bisa mengangkat keseluruhan rahim. Mungkin karena kondisi rahim yang sudah sangat parah.

Source : Majalah Intisari, no.311 - Juni 1989     

4 comments:

JIMMY mengatakan...

ihh serem yaa, jadi ngeri bacanya
BTW good artikel :)

SALAM,

mampir2 yaa :D

Klinik RA mengatakan...

Halo Indonesia !! Kanker rahim (adenomyosis, dll) dapat disembuhkan tanpa operasi sampai ke akar-akarnya.

Segera di obati di Klinik RA
081808412311

http://klinik-ra.com/contact.html

Klinik RA mengatakan...

Halo Indonesia !! Kanker rahim (adenomyosis, dll) dapat disembuhkan tanpa operasi sampai ke akar-akarnya.

Segera di obati di Klinik RA
081808412311

http://klinik-ra.com/contact.html

Klinik RA mengatakan...

Halo Indonesia !! Kanker rahim (adenomyosis, dll) dapat disembuhkan tanpa operasi sampai ke akar-akarnya.

Segera di obati di Klinik RA
081808412311

http://klinik-ra.com/contact.html

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...