Jumat, 05 Agustus 2011

SUSU, Minuman Kolonial Belanda Yang Bikin Sehat (BAGIAN 2)

KALAUPUN mau sarapan dengan susu, tetap harus ditambahkan karbohidrat yang juga berprotein tinggi seperti sereal. Pola sarapan yang diterapkan orang Barat yakni susu plus sereal atau roti tawar disisipi keju cukup baik untuk mencukupi kebutuhan gizi di pagi hari.


Sisi lain dari kandungan gizi susu adalah menyangkut kadar zat besi yang juga relatif kecil. Di negara maju seperti Amerika Serikat, ternyata dijumpai masalah anemia (kurang zat besi) pada anak-anak. Penyebabnya tak lain adalah konsumsi susu yang menurut takaran kita berlebihan, sehingga anak-anak tersebut mengurangi konsumsi makanan lain yang lebih kaya zat besi.


Oleh karena itu perhatikan konsumsi susu anak kita. Jangan memaksa anak untuk mengkonsumsi susu terlalu banyak, karena anak akan merasa kenyang mengingat kandungan airnya yang mencapai 90%.

Konsumsi susu sampai bayi berusia enam bulan adalah sekitar 900 - 1.200cc per hari. Setelah lebih dari  6 bulan kebutuhan susu semakin berkurang karena anak sudah mengenal makanan sehingga cukup diberikan 300 - 400cc per hari. Setelah lebih dari dua tahun mungkin cukup sekitar 200 cc. Pada usia di atas dua tahun, anak-anak harus diprioritaskan makan tiga kali. Sungguh tidak benar kalau kita sebagai orang tua memaksa anak untuk 4 - 5 botol dan membiarkannya  makan hanya dua kali sehari.

Susu bubuk kemasan kaleng yang dipromosikan sebagai susu keluarga dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur kecuali anak-anak di bawah usia dua atau tiga tahun. Sebagian besar susu keluarga ini adalah susu full cream yang berkadar lemak tinggi. Susu bubuk keluarga sering ditambah dengan beberapa vitamin dan mineral, ini untuk mengantisipasi kehilangan gizi akibat proses pengolahan susu bubuk dari susu cair.

Meskipun terdapat perbedaan harga, namun analisis yang dilakukan YLKI menunjukkan bahwa kandungan zat gizi antara beberapa merek tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok, khususnya dalam hal energi, karbohidrat, vitamin A dan D. Oleh karena itu susu yang mahal tidak berarti kandungan gizinya juga lebih tinggi dari yang lain.



Susu adalah sumber kalsium dan fosfor. Oleh karena itu tanpa iklan pun kita seharusnya menyadari tentang tingginya kalsium dalam susu. Bila sebuah produk susu mengandung kalsium lebih tinggi dan kita harus membayar lebih mahal, apakah uang kita memang layak digunakan untuk membeli kelebihan kalsium tersebut? Bukankah kita tahu bahwa semua susu sapi mengandung kalsium tinggi?

Kontribusi susu terhadap kecukupan gizi dapat dilihat pada Tabel 3. Dengan takaran susu full cream 3 sendok makan penuh dan segelas air (200cc) yang diminum dua kali sehari, maka terlihat bahwa kontribusi proteinnya cukup tinggi 25 - 40%. Namun sumbangan energinya hanya sekitar 15%. Oleh karena itu sarapan dengan hanya segelas susu membuat kita kurang dapat bertahan dalam melakukan aktivitas selama disekolah bila tidak ditambah dengan sumber energi yang lain.

Terlihat pada Tabel 3 bahwa susu full cream yang berkadar lemak tinggi juga memberikan sumbangan lemak relatif lebih tinggi. Mereka yang sedang berdiet rendah lemak sebaiknya berhati-hati mengkonsumsi susu ini. Anak-anak yang mempunyai bakat kegemukan juga harus mengatur konsumsi susu jenis ini dengan tepat. Lebih baik kalau mereka yang sedang berdiet ini mengkonsumsi susu skim.

Tabel 3. Kontribusi 2 Gelas Susu terhadap Angka Kecukupan Gizi.

             Umur                  Energi                       Protein                Lemak
                                      %                          %                      %
           4-9 th                 16                          44                     74
         10-19th (pria)        12                          25                     56
         10-59th (wanita)    15                          32                     70
         20-59th (pria)        10                          30                     47
         20-59th (wanita)    13                          34                     64
         Wanita hamil         12                          27                     55
         Wanita menyusui   10                          25                     48
Sumber: YLKI (1995)

Salah kaprah air tajin

Sering ibu-ibu mempunyai anggapan bahwa supaya anaknya gemuk, sebaiknya diperbanyak minum susunya. Menyambut milenium baru, kita sebagai orang tua jangan lagi mempunyai cita-cita ingin mempunyai anak gemuk. Yang kita dambakan adalah anak yang sehat dan cerdas.

Gemuk adalah indikasi ketidakseimbangan gizi karena lemak yang menumpuk di berbagai bagian tubuh. Gemuk juga merupakan faktor risiko berbagai penyakit seperti hipertensi dan jantung koroner. Anak-anak yang gemuk sejak kecil akan mengalami kesulitan untuk menurunkan berat badan ketika dewasa kelak.


Minum susu, terutama bila berlebihan, memang bisa menggemukkan karena kontribusi lemak yang relatif tinggi (lihat Tabel 3). Oleh karena itu minum susu harus sesuai dengan takarannya. Susu dikonsumsi bukan untuk menggemukkan badan, tetapi untuk memberikan kontribusi protein yang meskipun kecil tetapi berkualitas. Juga untuk menyumbangkan kalsium yang dapat menguatkan tulang dan mencegah osteoporosis (tulang rapuh).


Dengan semakin melambungnya harga susu maka sebagian ibu-ibu ingin menggantikannya dengan air tajin untuk diberikan kepada anak-anaknya yang masih balita. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa untuk anak-anak usia di bawah dua tahun alternatif terbaik adalah ASI. Kalau tidak bisa memberi ASI maka susu formula dapat menjadi pengganti. Air tajin tidak dapat menggantikan ASI atau susu formula dari segi kualitas. Kandungan proteinnya mungkin setara atau bahkan lebih rendah dari pada beras, demikian pula kandungan vitamin dan mineralnya. Oleh karena itu bisa diduga kalau air tajin tidak akan mampu menandingi susu terutama dari segi kandungan kalsium dan fosfor.


Selain itu, air tajin yang tak lain berasal dari pangan nabati mengandung protein dengan susunan asam amino tidak selengkap protein hewani (susu). Jadi, jangan hanya melihat warna putihnya air tajin yang seperti susu maka diasumsikan bahwa itu dapat menggantikan susu. Susu adalah makanan terlengkap di dunia bagi bayi usia 0 - 4 bulan. Susu adalah makanan yang baik dengan mutu gizi tinggi. Namun, susu bukan magic food karena yang terbaik bagi kita setelah usia dua tahun adalah aneka ragam makanan yang dikonsumsi secara seimbang. 


Keseimbangan konsumsi gizi dari aneka ragam makanan tidak perlu diukur dengan berapa gram kita makan nasi, daging, telur, sayur, dan buah dalam sehari. Biarkan tubuh menakar sendiri berapa kebutuhannya. Badan kita akan terasa enak kalau tidak makan sayur atau buah karena metabolisme karbohidrat dari nasi sebenarnya sangat dibantu oleh kehadiran vitamin-vitamin yang terdapat dalam sayur atau buah.


Demikian pula bila kita makan nasi terlalu sedikit, maka kita akan cepat lelah karena kurangnya suplai karbohidrat yang akan dibakar menjadi energi tubuh. Dengan teknik toleransi tubuh inilah kita bisa hidup sehat tanpa harus mendewakan bahwa satu jenis makanan mempunyai khasiat lebih tinggi ketimbang lainnya, karena kondisi tubuh yang prima adalah akibat dari konsumsi aneka ragam makanan yang seimbang.


Source : Majalah Intisari, no.448 - November 2000

0 comments:

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...