Selasa, 02 Agustus 2011

Labu, Tidak Sekedar Buat Kolak

DI BULAN PUASA, setiap keluarga biasanya menyajikan menu-menu favorit. Menu-menu itu tidak biasa disediakan di hari-hari biasa. Salah satu menu favorit keluarga adalah kolak. Ada bermacam-macam bahan menu kolak. Ada yang terbuat dari pisang, ketela pohon, ketela rambat atau labu. Untuk menambah sedap, bisa ditambah nangka, sirsak atau jenis buah yang lain. Tapi sesungguhnya, labu tidak tidak hanya enak untuk dibuat menu kolak, bisa juga dibuat roti, kue bolu, martabak, pudding, dan jenis yang lain.


Selain itu, buah labu dapat dimasak untuk sayur dan dodol. Berbagai jenis makanan dari labu tidak asing bagi masyarakat kita di berbagai daerah. Di Sumatera Barat yang terkenal kreativitasnya dalam memasak, labu telah dibuat menjadi berbagai jenis makanan yang menarik. Makanan dari labu itu dihidangkan saat sarapan pagi, saat santap malam, atau sebagai makanan selingan. Dengan pola seperti itu, labu sesungguhnya telah mengurangi atau menggantikan sebagian makanan dari beras.


Tekstur buah labu biasanya padat, renyah, dan berasa manis. Banyak mengandung air. Buah keringnya bisa disimpan hingga setahunan. Kulit buahnya keras, sehingga disejumlah daerah kulit labu dimanfaatkan untuk tempat air. Di China malah dipakai untuk meyimpan arak.


Di sejumlah daerah, nama tanaman yang dalam bahasa latin dikenal dengan Curcubata moschata yang termasuk suku Cucurbiaceae ini berbeda-beda. Di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat, buah ini dikenal dengan nama waluh atau labu merah. Di Madura disebut labuh. Ada pula yang menyebutnya labu-parang. Orang Malaysia menyebutnya labu-metah.


Jika dimasak untuk kolak, sebaiknya bijinya disertakan. Menurut sejumlah penelitian, biji labu (merah atau kuning) banyak mengandung zat yang berguna bagi kesehatan. Dalam biji merah, ditemukan sejumlah asam amino yang langka, seperti m-karbosifenilalanina, pirazoalanina, asam aminobutirat, etilasparagina, dan strulina. Biji labu merah juga mengandung mineral Zn (Seng) dan Mg (magnesium), yang sangat penting untuk kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat. Ada juga kandungan lemak utama, seperti asam linoleat, asam oleat dan sedikit asam linolenat. Juga vitamin E (tokoferol) dan karotenoid, yaitu lutein dan beta-karoten.



Labu juga mengandung sejumlah asam amino penting yang diperlukan kelenjar prostat, yaitu alanina, glisina, dan asam glutamat. Asam amino ini ditemukan baik di labu merah maupun labu kuning. Dari berbagai literatur ditemukan, asam amino ini memiliki khasiat bisa mencegah atau mengatasi hipertrofi atau pembesaran prostat jinak (begin prostatic hyperplasia) pada kaum pria. 


Hipertrofi adalah salah satu penyakit yang ditakuti kaum pria dewasa, karena disinilah diproduksi cairan prostat yang akan menyediakan makanan bagi sperma. Kerusakan kelenjar prostat yang ditandai ketidakmampuan memproduksi cairan prostat akan berujung kemandulan.


Pemanfaatan biji labu untuk pengobatan hipertrofi sudah dikenal sejak zaman baheula. Dr. W Devrient dari Berlin, Jerman, menganjurkan kepada pasiennya agar mengkonsumsi biji labu, terutama labu merah, secara teratur untuk menghambat pembesaran kelenjar prostat. Bahkan, biji labu merah diyakini punya khasiat memudakan kembali daya seksualitas pria. Di Eropa dan Amerika, biji labu merah juga populer sebagai obat pencegah gangguan prostat. Terbukti, berdasarkan penelitian, para pria yang terbiasa mengkonsumsi biji labu merah dilaporkan tidak mengalami gangguan kelenjar prostat selama hidupnya. Biji labu bisa dikonsumsi dalam bentuk kolak, kuaci, direbus, atau disangrai. Tidak ada batasan berapa banyak yang harus dimakan.


Labu diduga berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Varietasnya pun cukup beragam.


Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1944), ada dua jenis labu merah, yaitu Duch ex Poir dan Curcubita pepo L. Keduanya sangat mudah dijumpai di berbagai daerah di Tanah Air.

Labu dapat dikembangkan secara cepat melalui perbanyakan dengan biji. Setelah ditanam selama 4-5 bulan, labu akan berbuah. Pada bulan kelima, buah labu sudah bisa dipanen. Satu pohon, maksimal bisa menghasilkan sekitar 10 buah. Berat buahnya rata-rata antara 5 sampai 15 kg. Di beberapa daerah, buah labu dihasilkan dalam ukuran sedang. Tapi di Kopeng, Jawa Tengah, banyak ditemui buah labu berukuran besar dengan beragam jenis. Ada labu batik, labu kuning, labu merah, atau labu hitam. Disebut labu batik karena kulitnya berwarna coklat, belang-belang gelap menyerupai kain batik.


Dari berbagai jenis labu tadi, labu hitam dikenal paling enak rasa daging buahnya. Selain pulen, rasanya juga gurih. Jika dibuat bubur, bisa menguatkan lambung dan limpa.


Source : Majalah Insani, Islamic Digest No.30 - Oktober 2004

0 comments:

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...