Ibu si Andi risau, gara-gara anaknya itu sering batuk hebat dan sesak napas. "Aduh, bosan deh ke dokter. Sudah minum obat ini, obat itu, eh masih kambuh lagi," keluhnya.
Dokter akhirnya menganjurkan agar Andi (6) dibawa saja ke dokter ahli alergi, sebab dari hasil wawancara dengan ibunya, diketahui bahwa Andi senang sekali bermain dengan si Coco, anjing kesayangannya. Sehabis main dengan Coco, batuknya menjadi-jadi diikuti sesak napas.
Dari hasil tes yang dilakukan seorang dokter ahli alergi, diketahui Andi tidak tahan serpihan bulu binatang, benda-benda berbulu, dan debu rumah. Andi dilarang dekat-dekat pada penyebab alergi itu.
Gatal gara-gara sandal karet
Gejala batuk dan sesak napas cuma salah satu dari manifestasi reaksi alergi terhadap organ tubuh, kata dr. Sjawitri Siregar, ahli alergi pada anak dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Orang lain mungkin tidak apa-apa bila mengalami kontak dengan bulu binatang atau debu rumah, tetapi organ tubuh Andi akan memberi reaksi abnormal terhadap benda-benda itu. Bukan cuma bulu binatang atau debu rumah yang dapat memacu timbulnya alergi. Kita tahu ada orang yang merasa gatal-gatal seluruh tubuhnya kalau makan udang, atau jontor bibirnya dan bengkak kelopak matanya kalau makan obat tertentu, padahal Anda tidak apa-apa.
Ada banyak zat yang dapat memacu timbulnya alergi, misalnya saja:
1. Makanan seperti telur, susu, ikan laut, kacang bahkan jeruk;
2. Bahan hirupan (ibalant) seperti debu rumah, tungau debu rumah, asap rokok, jamur, tepung sari bunga, serpihan bulu binatang, serpihan benda berbulu (wol, karpet, kapuk);
3. Obat-obatan (baik yang disuntikkan maupun yang ditelan) seperti suntikan serum tetanus, difteri, rabies, obat penisilin, bahkan obat penurun panas yang bisa dibeli dengan mudah di warung.
Itu cuma sekedar contoh. Masih banyak zat lain di sekeliling kita seperti deterjen, kosmetik, zat warna, parfum, insektisida, logam berat, plastik, semen, karet dll. (Mungkin Anda mempunyai teman yang kakinya bengkak dan gatal-gatal gara-gara memakai sandal karet).
Mengapa Andi alergi terhadap bulu binatang, sedangkan orang lain tidak? Dalam hal alergi ini, faktor keturunan memegang peranan penting di samping faktor-faktor lain seperti lingkungan, ras, iklim, ketidakseimbangan susunan saraf otonom, dll.
Delapan puluh tujuh persen anak yang mendapat serangan alergi sebelum berumur 10 tahun, lahir dari orang tua yang keduanya alergis. Namun, kalau kedua orang tua alergis, belum tentu anaknya mengidap penyakit alergi pula. Bisa juga terjadi anak alergis padahal kedua orang tuanya tidak. Pada kasus-kasus tertentu, faktor seperti infeksi memegang peranan.
Yang jelas, semua orang dapat menderita alergi.
Asma yang tersering
Berdasarkan hasil penelitian dr. Sjawitri di RSCM, alergi yang terbanyak menyerang anak adalah asma bronkial (pada saluran pernapasan), rinitis alergis (pada hidung), dermatis alergis dan urtikaria (pada kulit), dan konjungtivitis alergis (pada mata).
Rinitis alergis atau sering disebut alergi hidung, sering disebabkan oleh debu rumah, tungau debu rumah, tepung sari bunga, serpihan bulu binatang, jamur, makanan seperti coklat, kacang tanah, hidangan laut.
Penyakit ini ditandai dengan bersin-bersin, pilek, hidung berwarna merah, gatal-gatal pada hidung, serta hidung mampet. Penyakit ini bisa terus-menerus atau bersifat musiman. Gejala-gejala tadi muncul paling sering pada pagi hari atau pada perubahan cuaca.
Bila penyakit ini tidak di obati dengan baik dapat menimbulkan gejala sampingan seperti polip hidung, sinusitis, atau peradangan telinga tengah berulang. Penderita dapat diberi obat-obat golongan antihistamin dan denkongestan. Namun pengobatan yang terbaik, menurut dr. Sjawitri, yaitu dengan menghindarkan alergen penyebabnya.
Apabila pemakaian obat-obatan dan usaha preventif itu tidak memberikan hasil yang baik, penderita disuntik dengan larutan berisi alergen yang diketahui sebagai penyebabnya secara bertahap dalam konsentrasi encer hingga pekat. Cara ini disebut dengan desensitisasi, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita terhadap alergen yang masuk dengan harapan bisa mengurangi terjadinya alergi atau menghilangkan sama sekali reaksi alergi.
Debu rumah, tungau, dsb., itu bisa juga menimbulkan reaksi alergi pada saluran pernapasan. Karena itu tak jarang dijumpai anak menderita alergi hidung sekaligus juga alergi pada saluran pernapasan. Reaksi alergi pada saluran pernapasan itu ditandai dengan adanya gejala sesak napas disertai batuk-batuk dan mengi ("napas berbunyi") yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Gejala-gejala semacam ini lazim dikenal dengan sebutan asma (bronkial).
Batuk-batuk itu terjadi terutama pada malam hari atau menjelang pagi. Batuk sering timbul atau menjadi lebih berat setela anak berlari-lari, naik sepeda, atau tertawa keras.
Asma karena alergi (juga dikenal sebagai bengek atau mengi) merupakan salah satu penyakit yang paling sering di jumpai di antara penyakit-penyakit kronis lainnya pada anak, yakni 1-12%. Untunglah, angka kematiannya rendah, yaitu 5,3% per 100.000 kasus. Sebagian besar (75%) asma pada anak adalah ringan. Asma ringan ini jarang menyerang dan biasanya mudah disembuhkan dan akan menghilang menjelang usia remaja. Hanya sebagian kecil anak yang menderita asma berat yang sering dapat menghambat pertumbuhan tubuh mereka dan kadang-kadang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dada (pigeon chest). Asma yang kronis dan berat ini memerlukan perhatian khusus dari dokter.
Bersambung - ALERGI, Bisa Karena Keturunan (BAGIAN 2)
2 comments:
Alhamdulillah,
admin taman bacaan hingga hari ini masih sehat wal'afiat.
terus berbagi, salam blogger
kalau alergi gatal itu bagaimana?
Posting Komentar