LEBIH dari setengah penduduk negara-negara kaya didunia menjadi korban penyakit itu. Penyakit itu muncul bisa saja diakibatkan karena terlalu banyak makan makanan berlemak dan malas bergerak. Usia bertambah lanjut atau "warisan" dari pihak ayah atau ibu yang menyimpan kecenderungan penyakit itu dalam inti sel juga bisa menjadi penyebabnya. Penyakit itu adalah penyakit penyempitan pembuluh darah selama bertahun-tahun pada mulanya memang tidak menimbulkan keluhan apa-apa. Meskipun demikian pada suatu saat, sang penderita akan merasa sakit kalau melangkah dan pada akhirnya jantung jadi "mogok".
Para dokter tidak hanya menyarankan untuk menghentikan merokok dan menggalakkan olah raga, tetapi juga menganjurkan untuk mengganti mentega dengan margarin. Dengan segala upaya, para dokter berusaha untuk menanggulangi penyempitan pembuluh darah tersebut.
Penyempitan Pembuluh Darah |
Sampai saat ini , para dokter terutama memakai dua buah teknik penanggulangan. Mereka membuatkan semacam jalan pintas (by pass) sebagai upaya menghindari penyumbatan darah. Atau, mereka memasukkan sebuah kateter yang di ujungnya tergantung sebuah balon yang kempes. Mereka akan meniup balon itu di bagian pembuluh darah yang sempit itu. Dengan cara itu, mereka menjauhkan dinding pembuluh darah dan menyisihkan penimbunan.
Sebaliknya, Simpson memakai kateter yang ujungnya ada selongsong yang sampingnya terbuka. Dalam selongsong itu berputar sebuah pisau. Jadi mirip dengan alat cukur janggut listrik. Pisau itu akan mengikis kapur dan lemak. Kapur dan lemak akan jatuh dalam selongsong dan bersama-sama akan ditarik ke luar oleh kateter dari pembuluh darah.
"Serutan kami berhasil mengeluarkan kotoran itu, sedangkan balon hanya menekannya," kata Simpson mengenai kelebihan metodenya.
Namun demikian, metode Simpson saat ini ada beberapa kekurangannya. Selongsong hanya bisa menampung kotoran sedikit sekali sehingga para dokter harus memasukkan dan mengeluarkan kateter sebanyak dua belas kali kalau pembuluhnya besar sebelum pembuluh itu bebas dari penyumbatan. Lagi pula meskipun Simpson telah menciptakan tiga buah kateter dalam ukuran yang berbeda, bahkan serutan yang paling kecil bergaris tengah dua milimeter dengan panjang dua sentimeter, alat itu masih terlalu besar dan hanya bisa disisipkan di pembuluh nadi pinggul dan pembuluh nadi kaki.
Source : Majalah Intisari, No.276 - Juli 1986
0 comments:
Posting Komentar