"Sementara lemak adalah suatu jaringan. Ia dengan sesuatu yang tak begitu saja bisa di pisahkan. Ini yang belum banyak diketahui orang."
Yang penting, menurut Rachmad, apa pun bentuk dietnya, jangan sampai menganggu metabolisme tubuh. "Saya percaya bahwa berat badan bisa dibuat, bahkan diangkakan secara matematis, dalam sekian bulan akan turun sekian kilogram. Tapi apakah itu dalam jangka panjang? Bisa-bisa, turun untuk sementara, setelah 1 atau 2 tahun naik kembali."
Diet Sepanjang Hidup
Hasil akhir memang tak seindah gambar yang ditunjukkan dalam iklan lembaga perawatan tubuh. Lembaga atau studio perawatan tubuh sangat tergantung pada tanggapan dan sikap para pelanggan. Maka, fungsi konsultan, ahli gizi, atau siapapun yang selalu mengingatkan mereka, sangatlah penting. Lebih dari itu, kadang tercipta juga kondisi rasa malu atau tidak enak jika pelanggan tak menjalankan program secara benar.
Tapi terlepas dari itu, program detoksifikasi, memang penting. Betapa kehidupan yang makin maju, kemakmuran yang makin tinggi, kemudahan dalam mengkonsumsi berbagai hal, berakibat pada makin banyaknya segala unsur yang masuk ke dalam tubuh. Untuk itulah, racun-racun sesekali perlu dikeluarkan, sebagaimana, ditawarkan lembaga-lembaga tersebut.
Lantas, apakah kebugaran tercipta disini? Tentu saja tidak.
Meissy Jap membenarkan, setiap orang bisa bugar dengan kedisiplinan diri.
Cuma, ketika sampai pada tahap yang memerlukan bantuan pihak lain, tak ada salahnya mencoba beberapa cara.
Bagi Rachmad Soegih, diet haruslah dipakai sebagai gaya hidup kalau orang mau bugar. "Menurut saya diet itu seumur hidup. Ia harus menjadi pola yang disenangi, karenanya menjadi kebiasaan."
Lagi-lagi tak sederhana. Nyatanya banyak sekali orang gagal merawat diri, dan hanya sedikit yang sampai pada kebugaran maksimal. Barangkali memang perilaku konsumsi dan daya tahan manusia terhadap rasa tak akan bisa diredam. Dengan kata lain, produk-produk perawatan badan, pelangsing, pembentuk otot, pengencang payudara, peluntur lemak, atau apapun namanya, tak akan pernah kehabisan pembeli sampai kapan pun.
Source : Majalah Intisari - No.400, November 1996
0 comments:
Posting Komentar