Sediaan antinyamuk digunakan untuk melindungi kulit tubuh yang tak tertutup pakaian dari gigitan nyamuk atau serangga lainnya. Baik dengan mengoleskan krim atau lotion, menyemprotkan spray, ataupun mengusapkan tisu basah ke kulit. Sejauh ini di Indonesia belum pernah dilaporkan adanya keracunan. Namun Clem, J.R. dkk., seperti termuat dalam majalah ilmiah Annals Parmacotherapy Maret 1993, melaporkan efek racunnya, yakni dapat merusak jantung dan saraf.
Di luar negeri, sediaan antinyamuk yang mengandung DET mulai dipasarkan pada 1957, namun kasus terjadinya efek sampingan jarang terjadi.
Clem, J.R. dkk. meneliti laporan kasus keracunan yang disebabkan DET dari seluruh dunia yang terekam dalam program CD-ROM Medline sampai akhir 1992. Ternyata memang ada beberapa kasus, terutama pada anak-anak - dan jarang pada orang dewasa.
Konon, 38% penduduk AS menggunakan sediaan anti nyamuk dan 25% diantaranya memakai yang mengandung DET 15 - 20%. Di Indonesia umumnya sediaan antinyamuk mengandung DET 15%.
Masuk ke dalam tubuh!
DET merupakan bahan kimia yang mudah menembus jaringan kulit. Penelitian terhadap orang berkulit sehat menyimpulkan DET lolos menembus kulit 9-56%, sedangkan 17%-nya masuk dalam aliran darah sistemik (yang akan menyebar ke seluruh bagian tubuh).
Jumlah DET yang masuk dalam aliran darah bergantung pada jumlah dan kadar sediaan yang digunakan. Makin banyak dan tinggi kadarnya, makin banyak dan tinggi kadarnya, makin banyak pula yang terlarut dalam darah. Pada orang yang memakai sediaan DET 50%, maka dosis tersebut akan selesai diserap lewat kulit dalam waktu 6 jam. Namun kadar maksimumnya dalam darah sudah akan tercapai hanya dalam tempo 1 jam!
DET sangat mudah menembus kulit anak-anak, dan juga kulit orang dewasa yang luka. Sediaan anti nyamuk yang mengandung DET memudahkan bahan obat lain yang dioleskan ke kulit menembus tubuh. Untuk menetralkannya, hati akan memetabolismekannya lewat proses oksidasi dan membuang zat hasil metabolisme itu lewat ginjal bersama urine.
Beberapa gejala pernah dilaporkan sebagai efek racun penggunaan sediaan anti nyamuk, khususnya yang mengandung DET. Seperti merosotnya tekanan darah (hipotensi) dan melemahnya denyut jantung (bradikardia).
Yang paling jelas adalah adanya reaksi alergi, seperti bercak-bercak kecil berwarna merah (eritma), bintil-bintil merah (erupsi bulbous), bilur-bilur merah (urtikaria kontakta), reaksi alergi yang hebat (anafilaksis).
Racun DET juga bisa berakibat negatif bagi sistem saraf. Diantaranya melemahnya koordinasi otot (ataksia), kram otot, sulit tidur (insomnia), gemetaran tak terkendali (tremor), kejang.
Kiat agar aman
Dengan menggunakan sediaan anti nyamuk yang mengandung DET, kulit akan terbebas dari gigitan nyamuk selama satu sampai beberapa jam. Kadar DET pada kulit akan cepat habis terkena gesekan baju atau air (tercuci, keringat, mandi, kehujanan, berenang).
Bila sering memakainya, maka kemungkinan terkena efek racunnya lebih besar. Keracunan DET lewat mulut memang jarang terjadi, tapi pernah dilaporkan adanya 5 kasus keracunan. Gejala hipotensi, kejang, dan koma muncul sejam setelah menggunakannya. Dua orang dilaporkan meninggal, yang 3 orang lainnya tertolong dan menjalani perawatan cukup lama di rumah sakit. Berdasarkan laporan tersebut bisa disimpulkan bahwa akibat akut lantaran menelan DET sudah akan terjadi 1 jam kemudian.
Namun menggunakannya dengan cara mengoleskannya berlebihan dan terus menerus pun bisa mengakibatkan efek keracunan kronis beberapa hari, minggu, atau bulan berikutnya; bergantung pada banyak-sedikitnya dan seberapa sering mengoleskannya.
Agar tidak sampai membahayakan, gunakanlah sediaan antinyamuk secukupnya saja dan hanya untuk kulit tubuh, bukan kulit muka. Hindari menggunakannya pada kulit anak-anak. Jangan sampai tersedot, tertelan, atau terkena mata. Lebih baik kalau sediaan anti nyamuk tidak dibiarkan mengotori tangan, karena bisa tanpa sadar nyasar ke dalam mulut.
Gunakan baju atau kain pelindung tubuh untuk mengurangi serangan nyamuk, agar tidak perlu menggunakan sediaan DET kelewat banyak. Jangan dioleskan atau disemprotkan pada kulit yang luka atau terbuka. Pemakaiannya paling banyak 4 - 8 jam sekali dan digunakan bila perlu saja. Cuci bersih kulit setelah tidak dipakai.
Mengoleskan atau menyemprotkannya banyak-banyak sama sekali tidak mempengaruhi efektivitasnya dalam "mengusir" nyamuk. Makanya, gunakan secukupnya saja. Bila ada gejala keracunan, segera cuci kulit dan hubungi dokter.
Source: Majalah Intisari no.393 - April 1996
2 comments:
klo saya lbh suka basmi sarangnya yg deket2 rumah :)
jgn lupa mampir ke eMingko Blog
klo pake obat nyamuk lotion aman gak yaa??
SALAM,
mampir2 yaa ^^
Posting Komentar