BUAH-BUAHAN dikenal sebagai sumber utama vitamin, terutama vitamin C dan mineral. Sudah begitu, kandungan energi atau kalorinya pun rendah, sebab lemak yang dikandungnya juga rendah. Namun, ada pengecualian, misalnya kurma.
Kandungan lemak pada kurma juga bisa diabaikan. Namun, karbohidratnya yang tinggi membuat buah ini bisa menyediakan energi yang tinggi pula. Malah paling tinggi di antara keluarga besar buah-buahan. Keunggulan lainnya, kurma mengandung zat gizi penting bagi fungsi tubuh, terutama jantung dan pembuluh darah, yaitu kalium. Fungsi mineral ini membuat denyut jantung makin teratur, mengaktifkan kontraksi otot, serta membantu mengatur tekanan darah.
Itulah sebabnya kurma menjadi istimewa. Apalagi beberapa penelitian membuktikan, makanan tinggi kalium bisa menurunkan risiko serangan stroke.
Cukup lima butir sehari
Dari penelitian terhadap pola makan yang dilakukan terhadap 859 orang pria dan wanita berusia di atas 50 tahun di California Utara, AS, diketahui, perbedaan kecil konsentrasi kalium pada pola makan bisa memprediksi mereka yang diperkirakan berpeluang meninggal akibat stroke 12 tahun kemudian. Tak ada seorang pun yang asupan kaliumnya paling tinggi (lebih dari 3.500 mg setiap hari) meninggal akibat stroke.
Sebaliknya, orang yang secara teratur mengonsumsi kalium paling rendah (kurang dari 1.950 mg setiap hari) mempunyai risiko stroke fatal jauh lebih tinggo dibandingkan dengan yang lain. Di antara mereka yang konsumsi kaliumnya paling rendah, harapan meninggal akibat stroke 2,6 kali pria dan 4,8 kali pada wanita.
Makin banyak makanan kaya kalium yang dikonsumsi, biasanya makin kecil kemungkinan orang menderita stroke. Para peneliti menyimpulkan, dengan hanya makan satu porsi ekstra makanan kaya kalium (minimal 400 mg setiap hari) risiko fatal, bisa diturunkan sampai 40 persen. Batas krisis 400 mg kalium itu mudah sekali Anda penuhi dengan makan kurma kering sekitar 65 g saja, atau setara dengan lima butir kurma.
Makanan tinggi kalium, menurut Dr. Louis Tobian, Jr., pakar penyakit darah tinggi dari Minnesota University AS, juga bisa membantu menurunkan tekanan darah, serta bisa memberi kekuatan tambahan dalam mencegah stroke secara langsung, bagaimanapun kondisi tekanan darah seseorang.
Untuk membuktikan hal itu, Dr. Tobian melakukan eksperimen pada dua kelompok tikus yang terserang hipertensi. Satu kelompok tikus diberi diet tinggi kalium dan kelompok lain diet kalium normal. Hasilnya luar biasa. Di antara kelompok tikus yang mendapat asupan kalium tinggi, tak satu pun mengalami perdarahan otak. Sementara 40 persen pada kelompok tikus yang mendapat kalium normal menderita stroke ringan yang dibuktikan dengan adanya perdarahan pada otak.
Dari hasil penelitian itu Dr. Tobian lalu menarik kesimpulan, konsumsi ekstra kalsium bisa menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah.
Jadi jelas, kurma yang secara tradisional disuguhkan sebagai salah satu hidangan untuk berbuka puasa di Bulan Ramadhan, bukan makanan pembuka puasa yang biasa. Diam-diam ia menyimpan senjata potensial anti stroke dan anti serangan jantung. Meski demikian, untuk memastikan dampak positif kurma, agaknya masih perlu dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian.
Memiliki aktivitas seperti aspirin
Selain kalium, yang berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, kurma juga mengandung salisilat. Zat ini dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang atau penghilang rasa sakit dan demam.
Salisilat bersifat mencegah pembekuan darah, antiinflamasi, dan berdampak melenyapkan rasa nyeri. Kecuali itu, menurut Nurfi Afriansyah, staff peneliti KIE Gizi Puslitbang Gizi Bogor, seperti dikutip Ayahbunda, salisilat juga bisa mempengaruhi prostaglandin (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot polos, menurunkan tekanan darah).
Sementara itu Jean Carper lewat bukunya Food, Your Miracle Medicine menyatakan, kurma mempunyai aktivitas seperti aspirin. Kurma kering, katanya, sangat tinggi kandungan salisilat alias aspirin alaminya. Buah ceri, prune, dan kismis kering yang juga kaya akan kalium ikut beruntung karena mereka juga mengandung salisilat.
Orang yang peka dengan aspirin, kalau menyantap makanan mengandung salisilat, akan bereaksi mirip dengan orang minum aspirin. Karena itu, pakar kesehatan yang mendalami alergi biasanya akan mewanti-wanti mereka yang peka terhadap aspirin supaya menjauhi makanan mengandung salisilat, termasuk kurma.
Di lain pihak, para pakar tergugah rasa ingin tahunya terhadap perkembangan bahwa salisilat pada makanan bisa memberikan prestasi yang sama dengan minum aspirin. Memang, ada studi yang membuktikan, aspirin reguler dosis rendah (kurang atau separuh dosis yang biasa diminum per hari) sanggup membantu mencegah serangan jantung dan stroke.
Berdasarkan hal itu, para pakar mengharapkan, dosis rendah salisilat dalam makanan yang dikonsumsi secara kontinyu bisa juga meredakan sakit kepala.
Komposisi gizi
Buah kurma bisa disantap langsung dalam keadaan kering atau segar. Di samping itu, juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai hidangan seperti aneka produk roti, permen, es krim, selada dan sirup.
Di negeri Arab kurma bahkan mendapat tempat yang cukup baik di masyarakat. Buah berbentuk silinder dengan biji beralur tunggal ini biasanya dikonsumsi bersama hasil olahan susu.
Nilai gizi utama yang diandalkan memang kandungan karbohidrat sederhananya, alias gulanya, yang tinggi. Kandungan karbohidratnya berkisar dari sekitar 60% pada kurma lembek (yang dipanen sewaktu masih lembek dan mentah) hingga sekitar 70% pada kurma kering (yang mengering di pohon, terjemur matahari).
Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula yang ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Namun, satu varietasnya yang bernama Deglet Noor yang tumbuh di Kalifornia hanya mengandung gula sukrosa (dikenal juga sebagai gula pasir).
Menurut dr. Anwar El Mufti dari Mesir, seperti dikutip Harian Buana Minggu, kurma mengandung zat gula 70%.
Sebagian besar zat gula yang terdapat di dalamnya sudah diolah secara alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Seperti halnya gula pada buah-buahan yang dinamai fruktosa, zat ini mudah dicerna dan mudah dibakar oleh tubuh. Dengan demikian akan menghasilkan tenaga yang tinggi, tanpa mempersulit tubuh untuk mengolah, mencerna, dan menjadikannya sebagai gizi yang baik. Itu sebabnya mengapa kurma dianggap sebagai buah yang ideal untuk hidangan berbuka puasa ataupun sahur.
Segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning, direktur jenderal British Nutrition Foundation, seperti dikutip Panasea, akan diserap tubuh dalam 20 - 30 menit. Tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45 - 60 menit. Makanya, orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya akan serat.
Keunggulan kurma lainnya, mengandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A, tiamin, dan riboflavin dalam jumlah yang bisa diandalkan, serta niasin dan kalium dalam jumlah yang sangat andal. Selain itu, buah ini ternyata juga memuat berbagai zat gizi lain seperti zat besi, vitamin B1, asam nikotinat, serta serat (bukan zat gizi) dalam jumlah memadai.
Dalam setiap 100 g kurma kering terkandung vitamin A 50 IU, tiamin 0,09 mg, riboflavin 0,10 mg, niasin 2,20 mg, serta kalium 666 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energi, menjaga kulit dan saraf agar tetap sehat, serta penting untuk fungsi jantung.
Riboflavin dan niasin, misalnya, akan membantu melepaskan energi dari makanan, sementara tiamin membantu melepaskan energi dari karbohidrat. Vitamin A dan niasin memainkan peranan dalam bentuk dan memelihara kulit yang sehat. Tiamin penting bagi sel-sel saraf, sementara niasin menjaga fungsi normal saraf.
Kurma juga mengandung banyak mineral penting, seperti magnesium, potasium, dan kalsium. Mineral-mineral itu sangat diperlukan oleh tubuh. Serat yang terdapat dalam kurma berfungsi melunakkan usus dan mengaktifkannya, yang secara alami bisa mempermudah buang air besar. Dalam kurma juga terkandung semacam hormon (potuchsin) yang bisa menciutkan pembuluh darah dalam rahim, sehingga dengan demikian bisa mencegah terjadinya perdarahan rahim.
Source: Majalah Intisari, no.436 - November 1999
1 comments:
namun kita harus tahu terlebih dahulu, kurma yang dimaksud disini adalah kurma yang baru dipetik atau yang masih segar, sedangkan kurma yang kita makan sehari-hari adalah manisan kurma
Posting Komentar