Sabtu, 10 September 2011

Petunjuk Ringan Memadamkan Kebakaran

SECARA spontan orang akan langsung mengguyurkan air ketika melihat nyala api   yang tak dikehendaki. Cara ini mungkin benar, tetapi tak semua kebakaran bisa dipadamkan dengan air. Ia hanya cocok untuk kebakaran klasifikasi biasa (A) yang berpangkal dari kertas, kayu, karet, kain, dan plastik. Kalau berasal dari bahan cair atau gas yang mudah menyala (klasifikasi B), pengguyuran dengan air tak akan menyelesaikan perkara. Begitu pun kebakaran akibat korsleting listrik (generator, setrika, dll.) yang biasanya dimasukkan ke dalam klasifikasi C. Atau klasifikasi D yang berasal dari logam semacam magnesium, titanium, zirconium, sodium, potasium, lithium, dan seng. Dibutuhkan bahan dan peralatan yang tidak  sederhana untuk menamatkan riwayat api.


Dipasaran terdapat banyak merk dan tipe pemadam api. Dari yang ukuran kecil (APAR - alat pemadam api ringan) sampai yang berat dan harus diletakkan pada alas beroda. Semua terkemas di dalam tabung berwarna mencolok: kuning, merah, jingga, hijau, atau biru muda. Yang perlu diperhatikan dari setiap tabung adalah isinya: air, busa, gas karbondioksida (CO2), tepung kimia kering (dry chemical power), atau halon (cairan yang mudah menguap). Sebab perbedaan isi juga membedakan penggunaannya. Biasanya, setiap tabung hanya menyertakan keterangan isi dan tujuan penggunaannya - klasifikasi A, B, B dan C, dan sejenisnya.


Menurut pengalaman, kebanyakan kebakaran di Indonesia berpangkal dari listrik (klasifikasi C) dan kompor (B). Karenanya, kebanyakan APAR yang dijual hanya bertanda B dan C. Jika ingin membeli, perlulah di waspadai kebakaran klasifikasi lain.


Dalam kebakaran, unsur ketenangan menjadi kunci. Begitu pun saat Anda menggunakan APAR. Ingat, isi tabung, yang beratnya antara 0,5 dan 16 kg, itu hanya sedikit. Waktu penyemprotan bukan dalam hitungan menit, melainkan detik, 5-16 detik saja. Maka yang perlu dilakukan ketika terjadi kebakaran adalah: ambil APAR dari tempatnya dan bawa ke dekat api. Sesampai disana baru cabut pen atau kunci pengaman, pegang tabung dan moncong penyemprotnya secara terpisah. Tekan pengatup hingga isinya memancar, dan arahkan pada api. Jika yang terbakar benda cair, arahkan semprotkan pada permukaannya. Jika benda padat, arahkan pada pusat bagian yang terbakar. Ingat, penyemprotan harus searah dengan angin. Jika tak memungkinkan bisa dari samping, jangan berlawanan arah. Penyemprotan harus diawali dengan api yang kecil, kemudian bertahap sampai yang besar. Jangan terbalik.


Bagi rumah tangga yang tidak mempunyai tabung pemadam kebakaran, bisa berjaga-jaga dengan karung atau keset. Jika kompor terbakar tanpa kendali, misalnya, rendamkan karung atau keset ke dalam air, kemudian kerukupkan pada kompor itu. Bila api belum padam, kerukupkan lagi karung atau keset basah berikutnya. Usahakan tetap tenang, berlindung dibalik karung atau keset basah agar bisa menjangkau api sedekat mungkin.


Jika kebakaran berpangkal dari listrik, putuskan dulu aliran listrik, baru kemudian mencoba memadamkan api dengan cara sederhana tadi.


Unsur ketenangan juga memungkinkan Anda mengukur kemampuan diri, sanggup atau tidak menanggulangi api.


Kalau kebakaran tak bisa lagi diatasi, tinggalkan tempat. Jika ada orang lain disitu, selamatkan dulu wanita, anak-anak, dan orang cacat, atau orang yang berada di atas bagian yang terbakar. Lepaskan sepatu bertumit tinggi, tinggalkan tempat dalam keadaan tertutup, dan melaporlah kepada petugas yang berwenang menggantinya.


Source: Majalah Intisari, no.375 Oktober 1994

1 comments:

Unknown mengatakan...

Mantabs, lae...

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...