Rabu, 01 Februari 2012

Akupunktur Dapat Meningkatkan IQ

SEJAK PAGI puluhan pasien sudah antre di klinik akupunktur pada Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan (P3) Akupunktur di Jln. Indrapura, Surabaya. Mereka hendak menjalani terapi tusuk jarum (akupunktur). Tiap harinya 12 akupunkturis melayani 50-an pasien, yang umumnya menderita kelainan fungsional.

"Paling banyak stroke, alergi, kegemukan, nyeri sendi, nyeri pinggang, rematik, tekanan darah tinggi, diabetes, asma, migren, dan gangguan lambung," ujar dr. Agustin Idayanti, M.S., di klinik Lab P3 Akupunktur, yang diresmikan sejak 7 April 1990.

Klinik akupunktur menekankan pada penyakit/gangguan fungsi organ. Bukan kelainan anatomi organ. "Patah tulang, jelas tidak bisa. Kelainan anatomi harus dibawa ke rumah sakit," tegas Dr. Koosnadi Saputra, D.S.R., ketua Lab Akupunktur Pusat Penelitian Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan Depkes, Surabaya.

Akupunktur, lanjut Koosnadi, populer untuk nyeri. Namun bisa untuk mengobati kelainan daya tahan tubuh, termasuk asma dan alergi. Juga mampu mengatasi gangguan fungsi organ usus/lambung, serta penurunan fungsi hormon. Kelainan pada anak-anak, semisal keterlambatan bicara, bisa diterapi dengan laserpunktur. Bahkan, "IQ rendah pun bisa ditingkatkan," katanya.

Stroke dan asam urat sembuh

Terapi akupunktur, menurut Agustin Idayanti, melibatkan kombinasi titik-titik akupunktur badan, telinga dan kepala. Ada sekitar 360 titik akupunktur badan. Belum lagi titik akupunktur telinga, kepala, hidung, dan telapak.

Untuk pengobatan asma, misalnya, sejumlah titik akupunktur perlu dirangsang. Juga titik organ (titik target) paru, di daerah kepala. Secara global perangsangan dilakukan untuk meningkatkan endomorfin. Tentu juga merangsang titik organ supaya endomorfin tadi terkonsentrasi pada organ tertentu.

Lain lagi terhadap penderita stroke yang adakalanya tak bisa berbicara. "Itu bisa karena kelainan fungsi. Bisa karena ototnya lemah. Nah, titik otot itu digarap,"jelas Agustin Idayanti.

Kalau gejala stroke segera diterapi akupunktur, hasilnya bisa bagus. Suwarno (52), contohnya, mengalami stroke sejak Maret 1998. Namun sejak Agustus 1998, ia bisa berjalan dan makan pakai sendok. "Banyak perbaikan. Padahal dulu saya pakai krug (penopang), kaki dan tangan kanan lumpuh," tutur Suwarno, salah satu pasien di Klinik Lab P3 Akupunktur, Surabaya.

Sama halnya dengan Nasrullah (49), penderita kolesterol dan stroke sebelah kiri selama tiga bulan. Dulunya pakai tongkat, sekarang sudah bisa naik motor. "Tusukannya hebat, tidak terasa sakit," komentarnya.

Lama-tidaknya terapi tergantung pada berat dan lama penyakit itu diderita. Untuk kasus asam urat, menurut dr. Agustin, perlu terapi 1-2 bulan. Maryoto (50), penderita asam urat, sembuh setelah sepuluh kali terapi akupunktur. "Sekarang saya bisa jalan normal, tidak terbungkuk-bungkuk lagi. Dulu lutut kiri kaku dan tak bisa digerakkan," ujarnya.

Kesembuhan juga dialami Mariam (31), penderita asam urat, setelah delapan kali terapi tusuk jarum. Namun karena tidak kontrol, ia kambuh lagi. "Mestinya dua seri (24 kali terapi). Karena asam urat sudah kasip. Kalau masih baru, cukup satu seri (12 kali)," ujar Sudarso, salah seorang akupunkturis di klinik Lab P3 Akupunktur.

Nyeri dan asma termasuk paling mudah sembuh. "Nyeri dijamin langsung sembuh. "Nyeri dijamin langsung sembuh dengan 1-2 kali terapi. Asma diterapi empat kali, membaik. "Tapi biasanya perlu tiga seri (36 kali) supaya tuntas," kata Agustin Idayanti.

Begitu pula migren, lanjut Agustin, cukup dua kali terapi. Paling banyak empat kali, di jamin sembuh. Kalau alergi kulit, diakuinya, agak sukar. Paling tidak satu seri, perlu waktu empat minggu.

Terhadap penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, ada tiga titik target. Titik emosi, titik pembuluh darah, dan titik metabolisme. Semuanya ada ditangan. Ditambah titik hegu di sela (pangkal) ibu jari.

Untuk diabetes, menurut Agustin, mudah terutama yang belum bergantung pada suntikan insulin. Biasanya terapi satu seri sudah stabil, meski adakalanya masih minum obat. Juga perlu disertai diet. Namun, dengan terapi ulang, konsumsi obat pelan-pelan berkurang sampai akhirnya tidak tergantung obat lagi.

Lain lagi perlakuan untuk kasus kegemukan (obesitas). Selain menerima terapi akupunktur, yang bersangkutan juga menjalani diet dan olahraga. "Makanan diatur sesuai berat badan. Misal, rata-rata 1.500 kalori. Olahraga lari paling tidak 15 - 30 menit," jelas Agustin.

Yang juga penting diketahui adalah penyebab dari kegemukan itu. Apakah karena sistem hormonal, intake terlalu besar, atau faktor lain? "Kalau memang ada masalah intake, yang digarap titik metabolisme dan titik nafsu makan. Kalau gara-gara faktor hormonal, titik hormonal yang digarap," papar Agustin.

Dengan merangsang titik metabolisme, proses metabolisme bisa berlangsung cepat. Titik lemak di perut dirangsang, timbunan lemak cepat dihancurkan. Perangsangan titik lapar/haus di bagian telinga untuk menghilangkan keinginan makan/minum. Juga perlu melemahkan titik hormon endokron, empat jari di bawah lutut.

Seminggu tiga kali terapi, dengan target berat badan turun 1 kg atau maksimal 5 kg/bln. Kalau kelebihan, fisiologis tubuh tak tahan. Lamanya terapi tergantung kelebihan berat badannya. Kalau kelebihan 10 kg, menurut Agustin, paling-paling dua bulan. Minggu pertama tiga kali terapi, minggu berikutnya dua kali terapi. "Tapi kalau gemuk sekali, bisa sampai 6 bulan," ujarnya. Ia pernah memiliki pasien super gemuk (tinggi 150 cm, berat badan 87,5 kg)

Sekarang tinggal 50-an kg dan sudah stabil.

Cerebral palsy bisa membaik

Autis, menurut dr. Agustin Idayanti, biasanya baru ketahuan setelah anak berusia 3 - 4 tahun. Titik-titik mana yang digarap? "Dilihat dulu penyebabnya. Etimologinya apa. Apakah ada kelainan otak, kelainan emosi atau perilaku, atau ada kelainan anatomi?" tuturnya.

Kalau ada kelainan otak, misalnya di daerah parietal, lanjut Agustin, sel-sel daerah itu dirangsang supaya bisa bekerja normal kembali. Kalau anak tidak bisa bicara, titik bicara dirangsang. Titik emosi di telinga dan tangan juga dirangsang supaya pasien menjadi tenang, emosi teratur dan mau berkomunikasi. Sehingga pasien gampang diatur. Titik otak di telinga juga dirangsang.

Pada kasus anak yang tidak bisa berbicara gara-gara kelainan emosi, menurut Agustin, titik emosi yang digarap. Kalau emosinya sudah stabil, kepandaian akan meningkat dan kooperatif, titik kepandaian (otak) di bagian telinga dan kepala digarap. Begitu pula titik ginjal ikut dirangsang.

Bahkan ada beberapa kasus khusus. Antara lain, cerebral palsy (CP) sejak lahir. Kelainan motorik kualitatif menetap ini timbul sebelum usia tiga tahun gara-gara kerusakan nonprogresif pada otak. Bisa karena radang otak. Pasien demikian ini biasanya badannya melungker (bongkok), tak bisa tegak. Ada juga epilepsi. Untuk kasus khusus, perlu penanganan khusus dan lama.

Menurut Agustin, penderita epilepsi dengan diterapi satu seri sudah menunjukkan kemajuan. "Penderita CP dan epilepsi umur dua tahun, kini sudah bisa jalan, setelah menjalani 20 kali terapi laserpunktur," jelasnya. Untuk pasien anak-anak memang digunakan laser, bukan jarum! Laserpunktur dengan kekuatan rendah (5 - 30 mWatt). Lima detik - 1 menit untuk satu titik akupunktur.

"Ada pasien yang bisa berlari setelah menjalani 2 - 3 seri terapi laserpunktur. Padahal anak itu awalnya duduk saja tidak bisa. Tapi ia belum bisa ngomong," tutur dr. Agustin.

Yang lain, lanjut Agustin, anak (3 tahun) penderita CP tanpa epilepsi, sudah bisa jalan setelah menjalani terapi 20 kali. Pandangan matanya sudah normal, tidak serong ke samping. Padahal sebelumnya sempat berobat ke Singapura, tapi tak kunjung membaik.

Untuk kasus CP, menurutnya, makin dini diterapi, makin bagus hasilnya. Pasien dari Gresik, Jawa Timur, misalnya sekarang sudah bisa berlari dan berceloteh "ma - ma - ma - ma". Malahan ia sudah masuk TK. "Untuk itu, paling tidak butuh waktu setahun," ujarnya.

Sementara untuk penyakit infeksi, menurut dr. Eko Suyanto, spesialis anak di RS Adi Husada Kapasari, Surabaya, tetap harus menggunakan antibiotika untuk memerangi kumannya. Dalam hal ini akupunktur atau laserpunktur bisa membantu meningkatkan immune respons (respon kekebalan).

"Adakalanya infeksi paru-paru hebat yang diobati antibiotika kurang memberikan hasil yang baik. Tapi begitu disertai terapi laserpunktur hasilnya sangat menakjubkan," tutur dr. Eko, yang pernah meneliti pengaruh laserpunktur untuk peningkatan berat badan balita kurang gizi. Hasilnya, nafsu makan bertambah, jarang sakit, atau lebih tahan terhadap infeksi.

Di tempat praktiknya di RS. Adi Husada Kapasari, Surabaya, dr. Eko juga menangani anak-anak CP, asma, alergi, dan sinusitis. Arsan (4,5), nama samaran, pasien alergi pilek dan sesak napas membaik setelah 10 kali terapi.

Bisa meningkatkan IQ

Berdasarkan teori akupunktur, tutur dr. Eko, yang pernah meneliti pengaruh akupunktur terhadap peningkatan IQ anak, "proses berpikir" menjadi tanggung jawab organ limfa, jantung, dan ginjal. Limfa bertanggung jawab atas proses belajar, konsentrasi, mengingat, analisis dan sintesis.

Jantung bertanggung jawab atas pemecahan problem sehari-hari, termasuk stress.

Sedangkan proses penyimpanan memori jangka lama menjadi urusan ginjal. Eko Suyanto memberikan gambaran begini. Orang tua, yang umumnya ginjalnya lemah, mampu ingat peristiwa lampau, tetapi sering lupa pada kejadian baru. Kenapa begitu? Karena ketika muda organ ginjalnya masih kuat, sehingga kuat menyimpan memori. Tapi setelah tua, ginjal tidak kuat lagi menyimpan memori. Karena itu orang pikun masih bisa menceritakan masa mudanya, tetapi gampang lupa dengan peristiwa yang baru terjadi.

Untuk meningkatkan IQ, menurut dr. Eko, yang digarap titik limfa, titik jantung, dan titik ginjal. Juga merangsang titik otak, titik emosi dan endokrin.

Penelitiannya melibatkan 22 murid SMP ber IQ 70 - 90. Titik-titik IQ diterapi laserpunktur satu seri. Hasilnya? "Nilai IQ naik. Rata-rata naik 7 - 15 poin. Ada yang naik sampai 50 poin. Efek pertama, konsentrasi belajar tambah bagus. Angka prestasi pun naik," tuturnya.

Rizal (12), nama samaran, dari Jakarta, pertama kali datang IQ-nya 43. Setelah satu seri terapi, angka IQ menjadi 45. Setelah dua seri terapi IQnya 67. "Lumayan kemajuannya! Begitu pula perilakunya bagus. Sudah berubah. Emosinya lebih terkontrol. Lebih penurut" tambahnya.

Deni (SMU), bukan nama sebenarnya, dari Denpasar, memiliki IQ awal 84. Setelah satu seri terapi, IQ-nya menjadi 97. Lina (13), nama samaran, dari Jawa Timur, awalnya IQ-nya 97. Setelah satu seri terapi, menjadi 106. "Yang menonjol, prestasi di sekolahnya makin bagus."

Liza (13), sebut saja begitu, termasuk anak lamban belajar, dengan IQ awal 78. Setelah satu seri terapi, IQ-nya 88. "Ngomong-nya tidak lancar. Setelah diterapi, pemahamannya lebih membaik," ujar ibunya.

Terbuktilah, akupunktur atau laserpunktur memberi hasil positif dalam penanggulangan masalah kesehatan. Bahkan, kecerdasan pun bisa didongkrak bila dengan rutin melakukan terapi yang berasal dari daratan Cina ini.

Source: Majalah Intisari, no.441 - April 2000

1 comments:

DiborongDotCom mengatakan...

Jiaaaa, akhirnya adsense muncul jg. selamat :-) (y)

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...