Sabtu, 18 Februari 2012

Hidup Sehat Bersama Diabetes (BAGIAN 1)

Sepertinya hal itu tidak mungkin terjadi. Namun dengan kepatuhan, kedisiplinan, dan kemauan mengontrol diri dalam berdiet, berolahraga, dan memeriksakan diri ke dokter, hidup sehat dengan kencing manis (diabetes mellitus) bukan sesuatu yang mustahil.


PAK DODI MINO (sebut saja begitu) sering mengeluh susah tidur. Kalau malam hari sebentar-sebentar ingin buang air kecil. Nafsu makan pria berusia 50 itu menurun, tetapi rasa haus sering tidak tertahankan. Sampai-sampai ia bolak-balik membuka lemari es. Macam-macam minuman yang ada didalamnya habis diminumnya dalam beberapa hari. Namun, badannya semakin lesu dan lemas. Dalam satu bulan berat badannya turun sampai 10 kg.


Pada awalnya dokter menduga ia menderita lesu darah atau hipertiroid. Penyakitnya mulai ketahuan ketika pada suatu pagi pandangan matanya kabur dan ia sempoyongan, tapi tidak sampai pingsan. Setelah diperiksakan, ternyata kadar gula dalam darahnya tinggi, 500 mg/dl (normalnya 80 - 120 mg/dl.). Kesimpulannya, ia mengidap penyakit diabetes mellitus (DM), atau lebih populer dikenal sebagai sakit gula atau kencing manis. Untuk itu beristirahat dan berdiet makanan ketat harus dilakukannya.


Dengan kepatuhan dan kedisiplinannya yang tinggi, bersama penyakit diabetesnya Pak Dodi tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya dengan baik layaknya manusia sehat lainnya.


Bagaimana seluk-beluk dan perawatan penyakit kencing manis ini?


Dikerumuni semut


Tingginya kadar gula dalam darah pada penderita sakit gula terjadi akibat hormon insulin, dikeluarkan oleh sel-sel beta dari pulau Langerhans pada pankreas, yang bertugas mengatur kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi sarat dengan glukosa (lihat boks "Ibarat Busi Macet"). Kemudian oleh ginjal - yang tugasnya menyaring dan mengeluarkan "sampah" dari darah dan air - kelebihan itu sebagian dikeluarkan melalui air seni. Itu sebabnya air seni penderita sakit gula bisa mendatangkan kerumunan semut.


Apakah penderita kencing manis seperti Pak Dodi lalu membutuhkan suntikan insulin?


Jawabannya, tidak selalu. Perlu tidaknya suntikan insulin tergantung pada jenis DM yang diidap.


Jika diketahui seseorang menderita insuline dependant diabetes mellitus (DM-tergantung-insulin), suntikan insulin selalu dibutuhkan. Jenis ini umumnya justru menyerang anak-anak atau remaja karena faktor keturunan. Namun tingkat kejadiannya (prevalensi) hanya kurang lebih 10 persen dari seluruh penderita DM.


Munculnya penyakit pada PBI begitu tiba-tiba. Ia mendadak merasa sangat haus dan lapar, lalu sering buang air kecil. Tapi berat badan turun drastis, badan lemas dan capek, merasa mual, pandangan mata kabur, dan terus mengantuk. Itu semua karena tubuhnya tidak mampu memproduksi cukup insulin. Makanya, sepanjang hayat ia terus membutuhkan suntikan insulin.


Beda dengan penderita PTBI (penderita tidak bergantung insulin atau non-insuline dependant diabetes mellitus). Kebanyakan tidak membutuhkan insulin. Tubuhnya tetap memproduksi insulin, hanya saja jumlahnya tidak mencukupi, atau tubuh tidak lagi bisa menggunakannya dengan baik. Justru PTBI inilah yang paling sering ditemui pada penderita diabetes (90% penderita diabetes adalah PTBI).


PTBI bisa karena faktor keturunan. Namun kemunculannya kebanyakan di atas usia 40, terutama pada orang yang berbadan gemuk. Serangannya sering kali tanpa terasa, karena gejalanya bisa bertahun-tahun. Namun, sering merasa kaku atau kebal pada kaki dan tangan atau gatal-gatal, bisa merupakan tanda-tanda awal serangan. Tanda lain, kalau luka pada kaki, lama sembuhnya. Penderita sering terkena infeksi kulit, timbul rasa gatal di kemaluan pada bekas kencing.


Perawatan bagi PTBI umumnya cukup dengan mengatur pola makannya, yakni dengan diet rendah karbohidrat (lihat "Diet Sehat Penderita Diabetes") dan berolahraga, walaupun pada pasien tertentu di perlukan obat atau suntikan insulin.


Selain itu, ada juga penyakit kencing manis karena gangguan toleransi glukosa (IGT), yang juga disebut borderline diabetes atau pradiabetes. Ini terjadi bila kadar gula dalam darah cukup tinggi, namun masih dalam ambang batas normal. Tentu saja penderita harus mulai waspada.


Ada lagi, DM karena kehamilan. Umumnya gejala akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Namun menurut Federasi Diabetes Sedunia, setengah dari wanita yang saat hamil kadar gula darahnya tinggi, di kemudian hari diketahui sebagai PTBI atau PBI.


Seperti sudah disebut, penderita kencing manis (baik PBI maupun PTBI) bisa karena faktor keturunan, di samping faktor kegemukan, pola makan yang tak sehat, dan lingkungan. Bila saudara kembar Anda berpenyakit DM, Anda pasti terkena. Bila kedua orang tua Anda berpenyakit DM, dapat dipastikan Anda 100% menderita DM. Jika salah satu orang tua Anda menderita DM, tapi nenek atau kakek tidak, kemungkinan terkena 60%. Kalau ayah atau ibu terkena DM, dan salah satu saudara kandung Anda terkena, kemungkinannya 50%. Salah satu orang tua dan salah satu bibi atau paman terkena DM, kemungkinannya 35%. Seorang saudara kandung terkena DM, kemungkinan Anda terkena 25%.


Produk Kemajuan


Dari hasil berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia, menurut Perkeni (Persatuan Endokrinologi Indonesia) kita mendapat gambaran bahwa penyakit DM tidak pandang tempat dan usia. Angka prevalensi penderita DM, 1,5 - 2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan tahun 2020 nanti, dengan asumsi prevalensinya 2% terdapat 3,56 juta pasien DM dari 178 juta penduduk usia 20 tahun ke atas.


Menurut catatan WHO sejak pertengahan tahun 80-an penderita DM meningkat 3 kali lipat. Tahun 1993 lebih dari 100 juta penduduk dunia terserang DM. Semakin meningkatnya jumlah penderita DM antara lain disebabkan oleh usia harapan hidup yang semakin tinggi dan gaya hidup serta kebiasaan makan yang tidak mengikuti pola makan yang sehat, terutama di kota-kota besar dan negara maju.


Apakah angka tersebut dapat diturunkan atau paling tidak dipertahankan? Menurut Perkeni, yang terpenting pelayanan dan pengetahuan rinci tentang penyakit ini perlu terus disampaikan kepada masyarakat. Ini mengingat kesadaran akan bahaya penyakit ini masih rendah.


Pengetahuan itu antara lain tentang kapan seseorang perlu mengecek kadar gula darah, bagaimana perawatannya setelah terkena DM, bagaimana mengendalikan kadar gula dalam darah agar tidak meninggi, lalu bagaimana mencegah komplikasinya.


Tes Glukosa


Ada cara mudah untuk mengetahui apakah urine Anda mengandung kadar gula yang tinggi atau tidak. Dekatkan saja air seni pada semut. Bila semut datang mengerumuninya, berarti air seni Anda positif mengandung gula.


Cara yang lebih "canggih" ialah dengan glukotest berupa tongkat kecil berlapis kertas khusus yang bisa dibeli di apotek. Celupkan alat itu ke dalam air seni. Selang beberapa menit akan muncul warna pada kertas yang membedakan tingkat ketinggian gula darah. Warna kuning menandakan kadar gula normal. Selanjutnya, semakin hijau semakin tinggi kadar gulanya.


Bisa juga mencampur air seni dengan cairan Fehling atau Benedict lalu dipanaskan sampai mendidih sehingga terjadi perubahan warna pada larutan tersebut. Jika warnanya hijau, berarti ada kecenderungan mengidap DM. Kuning artinya kadar gula cukup tinggi, sedangkan warna merah sangat tinggi.


Namun, hasil yang lebih pasti tentu lewat pemeriksaan darah dan urine di laboratorium. Pengambilan darah di lakukan dua kali, yakni dalam keadaan puasa dan 2 jam setelah makan. Bila kadar gula darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl (baik: 80 - 120 mg/dl) dan 2 jam setelah makan kadar gula lebih dari 200 mg/dl (baik: 80 - 160 mg/dl), menandakan adanya gejala DM. Hasilnya semakin pasti apabila pemeriksaan urine pun positif.


Pemeriksaan yang lebih rinci dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) di lab. Selama pemeriksaan, pasien beristirahat dan dilarang merokok. Dengan cara ini hasilnya mendekati kenyataan.


Awas komplikasi!


Bila Anda ketahuan mengidap DM, sebaiknya jangan menganggap sepele. Perawatan serta pengontrolan penyakit DM amat penting dilakukan agar terhindar dari komplikasi. Untuk itu disarankan seminggu sekali Anda mengecek kadar gula dalam darah dan urine.


Komplikasi memang merupakan momok bagi para penderita DM, karena DM merupakan salah satu kemungkinan penyebab kebutaan pada kaum usia setengah baya, Retinopati, katarak, dan glaukoma adakah komplikasi pada mata yang bisa terjadi. Retinopati, kelainan pada pembuluh darah retina, bisa mengakibatkan kebutaan kalau tidak segera ditanggulangi.


Komplikasi lain ialah neuropati. Yang ini bisa mengakibatkan impotensi atau kehilangan rasa pada beberapa bagian tubuh karena fungsi saraf menurun atau hilang sama sekali. DM bisa juga menyebabkan perubahan pada pembuluh darah ginjal sehingga ginjal mudah terganggu bahkan rusak (nefropati).


Pada penderita DM berat, pembuluh darah cepat menua, menyempit dan kaku sehingga daerah tertentu kurang mendapat pasokan darah (eskemia). Akibatnya, daerah itu kurang mendapat makanan, oksigen, dan kebutuhan zat-zat lain. Kalau tidak cepat ditanggulangi, bisa menimbulkan gangren, yakni rusak dan membusuknya jaringan. Yang terkena biasanya bagian ujung-ujung kaki atau tangan. Untuk mencegah menjalarnya pembusukan biasanya bagian itu diamputasi.


Komplikasi lain ialah timbulnya penyakit jantung koroner (PJK) akibat terjadinya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Risiko terkena PJK pada pria 2 - 3 kali lebih besar daripada wanita. Radang paru-paru, mulut dan gigi, gangguan reproduksi, dan kemampuan seksual menurun, termasuk komplikasi DM.


Pasien akan menghadapi kondisi sangat fatal kalau sampai mengalami diabetic ketocidosis, akibat kadar gula dalam darah begitu tinggi. Situasi ini bisa menyebabkan penderita koma atau jiwanya tidak tertolong lagi.


Yang tidak kalah fatalnya kalau sampai terjadi sebaliknya, hipoglikemia atau insuline shock. Penderita merasa lemas, berkeringat, mual dan bisa pingsan. Bila tidak cepat diatasi, bisa menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi akibat penggunaan insulin atau obat diabetes yang tidak terkontrol (berlebihan) sehingga kadar gula turun drastis. Cara mengatasinya pasien segera diberi minuman berkadar gula atau setidaknya permen.


Perlu "kumpul-kumpul"


Sebenarnya komplikasi ataupun kondisi seperti itu tidak perlu terjadi. Asalkan penderita mau mengontrol diri secara ajek, melakukan diet menurut anjuran dokter atau ahli gizi, menjaga kondisi tubuh dengan olahraga yang seimbang, menjaga berat badan selalu seimbang, dan makan obat sesuai petunjuk dokter.


Umumnya pengelolaan penderita DM dimulai dengan pengaturan makan untuk berapa waktu (4 - 8 minggu), disertai kegiatan fisik yang cukup. Kalau ini dilakukan dengan baik namun kadar glukosa darah belum memenuhi kadar sasaran metabolik, pasien diberi obat penurun glukosa darah secukupnya, berupa oral atau suntikan.


Jangan lupa, peranan penderita sangat penting dalam upaya merawat dirinya sendiri. Meskipun pelayanan dari pihak medis juga diperlukan terutama dalam memberikan edukasi, dorongan semangat, serta kepercayaan diri. Dukungan keluarga penderita juga dibutuhkan dalam membantu proses edukasi.


Selain membaca buku panduan tentang penyakit DM, mengadakan suatu forum ceramah, "kumpul-kumpul", atau semacamnya bagi penderita DM, merupakan satu langkah yang baik. Tujuannya terutama agar penderita sakit gula tidak merasa sendirian. Penyakit ini memang tidak bisa disembuhkan, namun tidak perlu sampai harus mengurangi aktivitas sehari-hari. Menerima hidup bersama diabetes mellitus, hidup rukun dengan pasangan, patuh dan disiplin pada nasihat ahlinya, merupakan kunci perawatan penyakit menahun ini.


Bersambung - HIDUP SEHAT BERSAMA DIABETES (BAGIAN 2)

1 comments:

Follow G+ Pages R10 mengatakan...

diabetes memang penyakit menakutkan, penderita mau tak mau harus berpola hidup sehat agar diabets tidak kambuh

*soal GA aku juga mulai berpikir untuk menawarkan orang lain beriklan di blogku,

**soal facebook aku juga berpikir untuk membuat pagesnya juga

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...