Jumat, 30 Desember 2011

Kenali Ragam Komplikasi Diabetes (BAGIAN 2)

PENDERITA DM mempunyai kecenderungan 25 kali lebih mudah terserang kebutaan. Akibat kadar gula dalam darah mendadak tinggi, lensa mata berubah cembung dengan keluhan pandangan mata kabur. Kalau didiamkan, penderita akan sering mengeluh kacamatanya tak lagi jelas. Tapi dengan perawatan yang baik penglihatan akan pulih dalam waktu 2 - 4 minggu. Bila terjadi katarak, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter mata untuk kemungkinan operasi.


Dalam soal mata, yang perlu diwaspadai ialah rasa sakit yang hebat di sekitar mata akibat meningkatnya tekanan bola mata. Sebab itu merupakan salah satu pertanda glaukoma - penglihatan secara berangsur-angsur menghilang dan menjadi buta jika tidak diobati.


Umumnya retinopati diabetik ini mengancam penderita DM yang sudah lama (10-15 tahun). Masalahnya, terjadi penyempitan dan kebocoran pembuluh darah kapiler retina. Kebocoran ini mengakibatkan perdarahan yang akan menutup sinar yang menuju retina. Penderita DM dengan komplikasi retinopati memerlukan perawatan dan pengobatan secara cermat, baik terhadap penyakit DM-nya maupun kondisi matanya yang perlu pengawasan dokter mata. Pada stadium tertentu kelainan ini dapat diobati lewat tembak laser.


Yang juga bisa terjadi pada penderita DM menahun ialah gangguan pembengkakan organ telinga. Ini menyebabkan pendengaran sering terasa mendenging. Kalau tidak dirawat dengan baik, mudah rusak.


Kesehatan mulut juga menuntut perhatian. Pada penderita DM menahun acap kali lidah menjadi lebih besar atau terasa tebal. Ada kalanya timbul gangguan indera pengecapan. Keadaan ludah pun sering lebih kental sehingga mulut terasa kering (xerostomia diabetik). Atau sebaliknya, produksi ludah berlebihan (hipersalivasi diabetik). Keadaan yang demikian bisa mengganggu kesehatan rongga mulut serta menimbulkan bau mulut kurang sedap.


Gigi penderita DM menahun gampang goyah atau lepas. Sedangkan gusinya mudah bengkak dan gampang terkena infeksi. Karena itu kebersihan gigi dengan menggosoknya setiap kali selesai makan dan mengontrolnya secara berkala ke dokter gigi sangat dianjurkan.


Lebih mudah kena PJK


Kontrol terhadap ksehatan organ lain macam paru-paru, jantung, hati, ginjal, dan lambung pun hendaknya jangan sampai dilupakan. Dibandingkan dengan orang sehat, penderita DM dua kali lebih mudah terkena PJK sebab lebih mudah terjadi penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Karena nutrisi dan oksigen yang diterima otot jantung berkurang, kapiler jantung pun bisa gampang rusak.


Selain itu, penderita DM punya kecenderungan 17 kali lebih mudah mengalami gangguan fungsi ginjal atau mengidap batu ginjal (nefropati diabetik), bila kurang merawat diri. Ini karena infeksi berulang serta penyempitan pembuluh darah kapiler dalam ginjal.


Saluran kencing pun perlu perhatian karena kandung kemih melemah akibat otot polos serta saraf yang memeliharanya mengalami gangguan. Sifat kontrol sarafnya sering ikut terganggu sehingga air seni tanpa terasa keluar dengan sendirinya.


Pada pengidap DM menahun, otot serta saraf lambungnya juga mudah terganggu akibat gangguan proses pengosongan lambung dan makanan lebih lama tinggal didalamnya. Bisa terjadi komplikasi pada otot serta sistem saraf usus, khususnya usus besar. Kadar glukosa tinggi dalam darah pun bisa menjadi bahan toksis sehingga mudah merusak saraf penderita DM menahun.


Yang paling dicemaskan penderita pria kalau sampai terjadi gangguan seksual dalam jangka waktu lama. Bila sampai terjadi impotensi, menurut dr. David, tidak perlu diobati dengan suntikan hormon seks pria (testosteron) karena biasanya hormon testosteron pada penderita DM masih normal. Yang rusak hanya sarafnya.


Gangren (kematian dan pembusukan jaringan) pada kaki juga merupakan komplikasi yang ditakuti. Untuk menghindarinya, penderita sebaiknya setiap hari tidak lupa memeriksa kakinya. Gosok kaki dengan minyak perawatan kaki untuk menjaga kulit tetap lunak, tidak kering. Hindari menyikat, mengiris kulit kaki, memotong kuku terlalu pendek sebab akan lebih memudahkan terjadinya infeksi.



DIET DAN OLAHRAGA

OLAHRAGA secara teratur bagi penderita DM sangat dianjurkan. Dr. Sadoso Sumosardjuno, pakar kesehatan olahraga, menyarankan agar berolahraga 6 hari seminggu dalam proses sedang. Jenisnya aerobik seperti jalan kaki atau senam, paling tidak 20 - 45 menit/hari.

Denyut nadi dikontrol kira-kira 60% melebihi denyut nadi maksimal normal (tidak melebihi 85% denyut nadi maksimal). Antara 60% - 80% denyut nadi maksimal ini disebut zone latihan. Denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi usia (dalam tahun).

Namun jangan lupa melakukan pemanasan dan cooling down (menurunkan intensitas latihan secara bertahap). Satu sampai tiga jam sebelum berolahraga berat yang berlangsung lama, dianjurkan menyantap snack setiap 30 menit. Juga banyak minum air putih (dingin atau tidak).

"Sebelum mulai berolahraga perlu diketahui keadaan fisik dan status penyakitnya secara pasti," tambah dr. David. Jangan memilih olahraga yang berhenti mendadak seperti tenis atau badminton. Sebaiknya tidak berolahraga di ruang ber-AC atau terlalu panas. Jika menggunakan suntikan insulin, kadar gula darah harus dipantau sendiri sebelum, selama, dan sehabis olahraga. Jika kadar gula 250 mg% ke atas, olahraga ditunda dulu.

Dalam hal diet, perhatikan konsumsi takaran karbohidrat. Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi, ada 2 golongan karbohidrat, yakni kompleks dan sederhana. Bila mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti pada roti, nasi, atau kentang, zat ini akan diuraikan menjadi rantai tunggal glukosa kemudian baru diserap ke dalam aliran darah. Kadar gula memang akan naik, tapi tidak cepat. Bila mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana, seperti selai, jeli, sirup, limun, es krim, kadar gula darah segera naik memasuki sistem darah.


Sebab itu penderita DM dianjurkan tidak mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sederhana. Sebaliknya, mengkonsumsi sumber karbohidrat berserat alami seperti roti biji gandum, biskuit berserat, sayuran, kacang-kacangan, dan buah segar (kadar gula rendah).


Dr. David menganjurkan kepada penderita DM di Indonesia, gunakan komposisi 68% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, dan 12% kalori protein.


Pada dasarnya, diet diabetes terdiri atas 3 kali makan utama dan 3 kali makan antara (snack) dengan jarak 3 jam. Contohnya:


1. Pukul 06.30 -- makan pagi.
2. Pukul 09.30 -- makanan kecil atau buah.
3. Pukul 12.30 -- makan siang
4. Pukul 15.30 -- makanan kecil atau buah.
5. Pukul 18.30 -- makan malam
6. Pukul 21.30 -- makanan kecil atau buah.


Setiap kali makan dalam jumlah porsi kecil sampai sedang agar tidak membebani pankreas. Buah-buahan yang dianjurkan, pepaya, kedondong, pisang, apel, tomat, semangka yang kurang manis. Yang dilarang, sawo, mangga, jeruk, rambutan, durian, anggur.


Dalam melaksanakan diet diabetes sehari-hari hendaknya mematuhi pedoman diet 3), yakni jumlah kalori, jadwal diet, dan jenis makanan yakni jumlah kalori, jadwal diet, dan jenis makanan yang boleh dan yang tidak.


Penentuan gizi penderita DM dilaksanakan berdasarkan BBR (Berat Badan Relatif) dengan rumus:


BBR = BB = Berat Badan (kg)
                                            --------------------------- x 100%
                                            TB - 100 TB = Tinggi Badan (cm)

Tentu saja untuk mengukur sendiri batasan diet yang dilakukan agak sulit tanpa bantuan ahli gizi atau dokter yang merawat penderita. Sebab masih ada lagi kriteria lain yang harus dipertimbangkan yakni kurang tidaknya berat badan, ringan tidaknya penyakit, kurus tidaknya penderita, komplikasi yang ada dll.

Apabila penderita mengerti tentang penyakitnya dan berusaha melakukan tindakan preventif, pasti dapat menekan biaya pengobatan ataupun bahaya yang mengancam dirinya.

Source: Majalah Intisari, no.403 - Februari 1997


ASI MENCEGAH DIABETES

Diabetes Mellitus juga bisa timbul karena autoimun dimana tubuh sendiri membentuk autoantibodi melawan autoantigen (self-antigen). Dalam keadaan normal seharusnya tubuh tidak memproduksi antibodi anti terhadap antigen jaringan tubuh sendiri. Namun dalam keadaan tertentu bisa terjadi penyimpangan tersebut. Menurut sebuah penelitian, ini bisa terjadi pada bayi yang sejak dini diberi susu formula (berasal dari susu sapi). Mereka akan lebih mudah menderita DM daripada bayi yang mendapat ASI.

ASI sebagai makanan cair bayi yang baru lahir memang lebih sesuai dibandingkan dengan susu sapi. Masalahnya, dalam susu sapi terdapat paling sedikit 20 macam protein asing, Lima protein di antaranya bersifat alergenik (dapat menimbulkan reaksi alergi). Namun belum jelas antigen protein yang mana pada susu sapi yang sangat mirip dengan antigen protein sel Langerhans  pada pankreas manusia.

Yang jelas dengan pemberian susu formula yang mengandung antigen susu sapi, tubuh bayi berespons menghasilkan antibodi susu sapi. Karena antigen tersebut sangat mirip dengan antigen protein sel Langerhans, antibodi anti-antigen susu sapi ini juga akan menyerang antigen protein sel Langerhans. Maka dikhawatirkan bisa timbul kerusakan pada sel Langerhans karena penyakit autoimun ini.

Sedangkan kerusakan sel Langerhans pada usia lanjut karena faktor degeneratif sering dihubungkan dengan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil yang telah kehilangan pasangan elektronnya dan sangat reaktif serta terkenal sebagai penyebab utama mutasi genetik melalui mekanisme yang diinduksi oleh perubahan lingkungan hidup. Molekul radikal bebas ini bagaikan ikan hiu yang kelaparan dan baru staabil bila memangsa sel-sel di sekitarnya. Radikal bebas bukan makhluk hidup seperti virus atau bakteri yang terdiri atas sejumlah molekul, tetapi merupakan satu molekul yang besarnya jauh lebih kecil daripada virus atau bakteri.

Molekul radikal bebas yang menempel pada membran sel menyebabkan membran sel menjadi kaku sehingga fungsinya sebagai filter yang menyeleksi bahan-bahan yang masuk ke dalam sel atau yang dikeluarkan dari dalam sel menjadi terganggu. Akibatnya, sel mudah mati karena hasil metabolisme terus tertimbun dalam sel (sulit dikeluarkan) dari bahan yang dibutuhkan sel kulit masuk ke dalam sel.

Penyebab terbentuknya radikal bebas bisa karena stress, radiasi, merokok atau menghirup asam rokok, udara berpolusi serta makanan berlemak yang digoreng atau dipanggang dan minuman yang terkontaminasi pestisida atau klor.

Faktor stress bisa menyebabkan kadar gula darah tiba-tiba meningkat, karena bisa terbentuk radikal bebas yang merusak sel Langerhans atau karena stress memacu pengeluaran hormon adrenalin. Hormon adrenalin ini mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa sehingga kadar gula segera meningkat.

Namun berdasarkan hasil pemeriksaan darah saja sebetulnya belum dapat disimpulkan seseorang menderita DM, karena masih ada lagi gejala "4 banyak" yang menyertainya , yakni banyak minum, banyak makan, banyak kencing, dan banyak keringat.


Source: Majalah Intisari, no.403 - Februari 1997

1 comments:

gelora mengatakan...

ihh ngeri banget gan..
moga2 ane sehat trus..
amin..
makasih infony

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...