Senin, 19 Maret 2012

Manfaat Sering Konsumsi Tempe

PERUBAHAN gaya hidup yang dialami atau dilakukan banyak orang pada saat ini, membawa pula perubahan pada pola makan. Banyak di antaranya yang memilih, bahkan meyukai junk food. Akibatnya, mereka mengalami defisiensi zat gizi atau non-gizi tertentu, termasuk serat. Para industriawan menangkap fenomena ini sebagai peluang. Maka, lahirlah berbagai suplemen makanan yang kandungan utamanya serat.


Sebenarnya, tidak ada yang salah pada supplemen serat. Yang salah apabila makanan tambahan itu dianggap bisa sepenuhnya menggantikan serat dari makanan sehari-hari. Mengapa?


Makanan umumnya terdiri atas zat gizi (nutrien) dan zat-zat lain (non-nutrien). Serat termasuk dalam komponen non-nutrien.


Kandungan serat yang tinggi dalam makanan sehari-hari, menurut berbagai penelitian, memberikan banyak manfaat utamanya dalam menurunkan risiko terhadap penyakit jantung koroner, diabetes melitus (DM), obesitas, dan keganasan usus besar (kanker kolon).


Serat makanan (dietary fiber) merupakan unsur dari dinding sel tanaman dalam makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim saluran pencernaan. Berdasarkan sifat kimianya, serat makanan dibedakan atas serat larut dan serat tidak larut. Termasuk dalam kelompok serat tidak larut adalah lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Wortel, gandum, dan buah yang bijinya dapat dimakan seperti arbei, merupakan sumber lignin. Bahan makanan berselulosa realtif tinggi meliputi tepung gandum, kacang polong, root vegetables, apel, dan buah-buahan berbiji. Sedangkan bahan makanan yang tinggi kadar hemiselulosanya antara lain bekatul, serelia, dan oatmels.


Di dalam kolon, selulosa, hemiselulosa, dan lignin menyerap air sehingga volume tinja menjadi lebih besar. Mereka juga mempersingkat waktu antara masuknya makanan dan dikeluarkannya sebagai tinja. Hasilnya, kontak antara zat-zat iritatif dengan mukosa kolorektal (usus besar) menjadi singkat, sehingga mencegah timbulnya penyakit di kolong dan rektum. Hal itu dapat menerangkan kegunaan serat makanan dalam mencegah timbulnya karsinoma atau keganasan kolorektal..


Lalu, apa saja yang termasuk dalam kelompok serat larut (soluble fiber)? Jawabannya, pektin, psilium, gum, musilago, dan B-glukan.


Hasil penelitian memperlihatkan, diet tinggi serat larut dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Selain itu, serat larut juga dapat memperbaiki metabolisme karbohidrat. Penelitian juga memperlihatkan, penambahan serat larut pada diet penderita DM dapat menurunkan kadar gula darah.


Bahan makanan sumber serat larut antara lain apel, jeruk (citrus fruits), bekatul (oatbran), gandum (oatmeal), rumput laut, serta kacang polong macam kadang kedelai, kacang merah, kacang kapri, kacang hijau, dan kacang tolo.


Rekomendasi asupan serat makanan yang dianjurkan 20  30 g per hari untuk orang dewasa, sekitar 6 g berasal dari serat larut.


Bila membiasakan diri dengan pola makan beraneka ragam, kebutuhan serat akan dapat terpenuhi. Beras atau penukarnya, kacang polong, buah, dan sayur merupakan sumber serat. Ada keuntungan jika mengonsumsi makanan alami sumber serat. Buah dan sayur misalnya, selain sumber serat, juga merupakan sumber beta-karoten dan vitamin C, yang merupakan antioksidan. Antioksidan sendiri menurunkan risiko terhadap berbagai penyakit degeneratif.


Tempe umpamanya. Selain sebagai sumber larut dan tidak larut (100 g mengandung serat 7,2 g) juga merupakan sumber asam lemak tidak jenuh tunggal dan ganda, yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Selain itu, tempe juga mengandung isoflavon yang akhir-akhir ini dikaitkan dengan fungsinya menurunkan risiko terjadinya osteoporosis (keropos tulang).


Jadi, sebaiknya tetaplah bertahan pada diet sehat dan seimbang yang kaya serat dari buah, sayur, dan sumber serat lainnya. Dengan diet itu banyak penyakit bisa di cegah. Suplemen serat diperlukan hanya bila kita kekurangan serat dari makanan sehari-hari.


Source: Majalah Intisari, no.468 - Juli 2002

5 comments:

Matras Newbie mengatakan...

Ternyata tempe termasuk bahan makanan yang luar biasa ya, sob... Ndak nyangka. Kbetulan saya suka tempe. Kedele kan dari tempe. Apakah kedele juga bisa menurunkan kolesterol dan mencegah keropos tulang, sob? Terima kasih.

Anonim mengatakan...

buat "matras newbie" yg bener tu tempe dari kedele, bukan kedele dari tempe -_-

Asaz mengatakan...

saya hampir tiap hari makan Tempeee

Penyakit batuk darah mengatakan...

wah tempee makanan bergizi yah...

agen xamthone plus mengatakan...

wah memang khasiat yang luar biasa itu tempe, selain enak tempe banyak manfaatnya juga.

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...