Rabu, 28 Maret 2012

Sakit Kencing

SAKIT sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup kita. Sebagian besar dari keluhan ini tidak berbahaya, karena hanya disebabkan Anda menahan kencing atau minum air terlalu sedikit, sehingga kencingnya pekat dan merangsang. Namun bila sakit terjadi karena infeksi oleh kuman harus di obati dengan antibiotik, karena ia dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi menjalar naik ke ginjal, dsb.


Manusia memerlukan minum cairan cukup untuk hidup sehat. Cairan ini dapat berbentuk bermacam-macam, dari air putih hingga berbagai jenis minuman buatan. Dalam makanan, terutama sayur dan buah juga terdapat banyak air. Orang dewasa sehat membutuhkan minum cairan sebanyak minimal 1,5 - 2,1 sehari (24 jam). Kebutuhan ini berubah bila ginjal tidak berfungsi baik atau jantung tidak mampu memompa darah semestinya; dalam keadaan ini cairan harus dikurangi jumlahnya.


Bila pemasukan air melebihi apa yang dapat dikeluarkan, cairan akan merembes keluar dari pembuluh darah balik masuk ke dalam jaringan di kaki, tungkai, dan paru-paru, atau rongga perut. Hal ini ditandai oleh pembengkakan (udema) di kaki/tungkai bawah, cairan berkumpul di perut dan di rongga dada. Pada keadaan ini minum air harus dibatasi jumlahnya hingga sekitar 0,81 (tergantung parahnya gangguan ginjal atau jantung) sehari.



Sakit kencing dapat berupa sakit bila mau kencing, sewaktu kencing, atau sesudah kencing. Bila sakitnya terasa sewaktu kencing saja, dengan minum lebih banyak, sebaiknya sekitar 2,5 liter sehari, sakit ini dapat diatasi. Bila terasa nyeri sesudah kencing, ini biasanya akibat infeksi kuman di jalan kencing bawah. Untuk dapat menentukan sebabnya urine harus diperiksa di lab. Dengan pemeriksaan sederhana dapat dibedakan apakah sakit kencing hanya disebabkan oleh iritasi atau karena terinfeksi kuman, yang disebut infeksi saluran kemih (ISK). Bila terjadi infeksi, sel darah putih di air seni bertambah banyak (normal hanya 1 - 3 per lapangan mikroskop) dan urine menjadi keruh.


Janganlah membeli antibiotik sendiri karena tidak semua antibiotik dapat dipakai untuk ini. Biarlah dokter yang menentukan. Bila berobat jalan, antibiotik untuk ISK terbatas pada trimetoprim, kotrimoksazol, nitrofurantoin, asam pipemidik, dan fluorokinolon. Antibiotik oral lainnya tidak dianjurkan. Bila infeksi itu terjadi pada orang yang semula sehat, biasanya dengan pengobatan beberapa hari dan dosis yang tepat keadaan akan menjadi baik. Bila ISK terjadi berulang-ulang atau menjadi kronis, jangan di anggap remeh. Anda harus berkonsultasi ke dokter untuk penanganan lebih baik. Urine perlu diperiksa dengan cara khusus (kultur) untuk membiakkan kumannya. Hal ini penting untuk dapat memilih antibiotiknya dengan cermat, karena kuman mudah menjadi resisten. Perlu diingat, tidak semua obat yang tercantum dalam laporan antibiogram yang ditandai sebagai "sensitif" dapat digunakan.


Pencetus lain dari sakit kencing ialah tindakan kateterisasi yang kurang steril atau dilakukan terlalu lama, komplikasi adanya batu di jalan kencing, pembesaran prostat yang menghambat keluar air seni, sakit kelamin, atau kelainan anatomis di jalan kencing. Bila bepergian, kita juga bisa kurang minum beberapa hari; terutama di daerah panas. Setiap hambatan mengalirnya urine keluar tubuh akan menimbulkan gangguan dan mungkin mencetuskan infeksi. Karena itu pembesaran prostat yang signifikan perlu dioperasi untuk melancarkan kencing. Obat-obat untuk mengecilkan prostat sangat terbatas fungsinya; akhirnya operasi harus dilakukan juga. Pendapat umum yang mengatakan bahwa ISK diperoleh karena kencing di tempat umum yang tidak bersih tentu tidak benar.


Wanita mengalami sakit kencing lebih sering, mungkin karena uretranya lebih pendek sehingga kuman lebih mudah masuk. Suatu hal yang cukup sering saya dapatkan ialah bahwa tisu yang digunakan untuk mengeringkan bagian yang basah dapat mencetuskan ISK atau gatal dan eksem setempat. Untuk membedakan, Anda dapat mendiagnosis ISK dengan memeriksa urine di lab. sel darah putih akan banyak sekali. Sebaiknya tisu yang dipakai untuk mengeringkan, jangan dibiarkan di tempat tersebut. Mungkin saja kualitas tissue kurang baik, karena tidak terjamin bersih atau dapat saja mengandung zat-zat kimia yang merangsang daerah yang sensitif itu. Tisu juga dapat diproduksi dari bahan pulp kayu yang mengandung zat kimia atau pestisida, atau bahannya berasal dari proses daur ulang kertas bekas.


Source: Majalah Intisari, no.458 - September 2001

2 comments:

Faizal Indra kusuma mengatakan...

Aku pernah merasakan sakit kencing nih.. Tapi udah gak lagi soalnya sekarang selalu banyak minum.

Di Jual Rumah mengatakan...

minum air putih yang banyak dan teratur pasti penyakit pada rebes

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...