Selasa, 27 Desember 2011

Manfaat dari Air Susu Ibu (ASI)

KAMPANYE tentang manfaat ASI yang gencar dilakukan pemerintah baik lewat depkes, rumah sakit, dan posyandu, terkadang masih terbentur pada pandangan keliru yang terlanjur diyakini sebagian kaum wanita tentang efek pemberian ASI pada bayinya. Alasannya macam-macam. Takut kebebasannya nanti terpasung, apalagi mereka yang bekerja. Khawatir berat badan sulit turun dan bentuk payudaranya tidak bisa pulih seperti semula. Padahal ASI jelas banyak manfaatnya bagi sang bayi maupun sang ibu. Khasiat ASI tidak ada bandingannya sebagai antibodi penolak kuman maupun sebagai makanan bergizi paling tinggi.

Menit-menit setelah dilahirkan sebenarnya bayi sudah dapat bereaksi terhadap dunia sekitarnya. Perilaku ini sangat penting untuk menjalin hubungan emosional dan sosial antara ibu dan si bayi. Tentu saja pengenalan pertama adalah wajah sang ibunda. Sebab itu ibu perlu langsung memberikan kasih sayang dengan usapan pada kepala serta mukanya. Dengan demikian sang bayi akan segera mengenal ciri khas ibunya: baunya, kehalusan, kehangatannya, dll. Hubungan ini akan semakin intim bila sang ibu memberikan ASI.

Selain itu ASI juga merupakan makanan bayi yang tak ternilai khasiatnya. Zat kolostrum berwarna kekuningan yang keluar dari ASI beberapa hari setelah seorang ibu melahirkan banyak mengandung karotena, protein, serta sedikit karbohidrat dan lemak. Kolostrum antara lain juga berfungsi untuk membersihkan usus bayi dari mekonium, sekaligus merangsang pertumbuhan bakteri yang berguna dalam usus sehingga si bayi tak mudah terkena infeksi.

Selain mengandung zat kekebalan imunoglobulin G (IgG) sebanyak 500 mg per 100 ml, ada juga zat-zat seperti SIgA, IgM, dan lgD yang berguna untuk menghancurkan berbagai mikroorganisme baik virus maupun bakteri. Komponen lain berupa C3, C4, lisozim, dan zat-zat kekebalan seluler limfosit dan makrofag yang sangat bermanfaat untuk mekanisme pertahanan tubuh.

Sebab itu, usahakanlah 30 menit setelah bayi lahir, ia sudah harus menemukan puting susu ibu dan mulai berlatih mengisap kelenjar susu. Apalagi secara menyeluruh ASI mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi selama 3 - 4 bulan.

ASI mudah diserap, karena perbandingan cairan protein/casein (lemak susu) adalah 80/20, sedangkan pada susu sapi 40/60. Makanan dari ibu ini tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal. Di samping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa, sementara zat laktofering-nya berguna untuk mengikat zat besi.

Selain bisa mengurangi insiden karies gigi dan posisi rahang yang tidak normal, ASI yang mengandung sekitar 13 macam hormon, antara lain EGF ini pun berfungsi untuk regenerasi mukosa usus setelah diare.

Keberhasilan menyusui tergantung pada interaksi refleks ibu - bayi. Refleks yang terjadi pada ibu dinamakan refleks prolaktin dan oksitosin sedangkan pada bayi disebut refleks menghisap dan menelan (rooting reflex). Refleks-refleks ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran laktasi atau mampu menyusui bayi.

Mengukur ASI

Umumnya kemampuan ibu memberikan laktasi pada kehamilan kedua lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan kehamilan pertama. Pasalnya, pada kehamilan kedua tubuh sudah lebih "terlatih" dan "berpengalaman". Namun bila ditinjau dari segi fisiologik, kemampuan laktasi bisa didukung pula oleh faktor endokrin, nutrisi selama kehamilan, dan kontrasepsi.

Kecukupan ASI dapat diperkirakan bila pemberian ASI berlangsung sekitar 10 menit setiap payudara. Atau dapat pula di ukur dari lamanya sang bayi ingin disusui kembali. Bila produksi ASI cukup, umumnya bayi baru minta disusui kembali setelah 2 - 3 jam. Sebaliknya, bila setelah 1 jam diberi ASI bayi lapar kembali yang sering ditandai dengan menangis berarti produksi ASI kurang. Kecukupan pemberian ASI bisa juga diukur dari kenaikan berat badan bayi selang beberapa minggu. Produksi ASI yang normal setelah bayi berusia 2 minggu dapat mencapai 125 - 130 ml setiap kali menyusu dengan kenaikan berat badan sebanyak 750 g per bulan untuk trisemester pertama. Pada usia 4 - 5 bulan, berat badan bayi sudah harus mencapai 2 kali berat lahir dan menjadi 3 kali setelah bayi setahun.

Sebab itu sayangilah bayi Anda, berikanlah ASI secukupnya walaupun makanan tambahan berupa sari buah, makanan lumat, dan makanan lembek tetap perlu setelah bayi berusia 3 - 4 bulan. Tumbuh kembang sang bayi banyak tergantung pada sang Ibu!

Betapa tinggi khasiat ASI tidak bisa dipungkiri lagi. Bahkan menurut laporan WHO (World Health Organization) salah satu upaya menurunkan morbiditas (8-20%) serta mortalitas (24 - 27%) bayi khususnya sampai usia 6 bulan, dengan menggalakkan penggunaan ASI ini.

Source: Majalah Intisari, no.386 - September 1995

4 comments:

masnur mengatakan...

yups, bener bgt...
pengalaman isteri menyusui ASI eksklusif, bagus bgt buat perkembangan anak

Video Baju Ayu Tingting Melorot mengatakan...

Uh mantap artikelnya.. Alhamdulillah Sudah

jamal lewinsky mengatakan...

tapi wanita jaman sekarang kebanyakan sibuk,,,, menyempatkan memberi asi juga udah jarang ^^

manjilala mengatakan...

Maaf mas bro, lain kali kalau ngutip artikel yang terbaru, Kebutuhan bayi dari ASI bisa tercukupi sampai 6 bulan, BUKAN 3-4 bulan saja. artikel mas bro bisa dimaklumi krn referensi mas bro tahun 1995.
Menyusui, tidak mesti 10 menit tiap payudara, tetapi prinsipnya KOSONGKAN 1 payudara lalu berpindah ke payudara yg satunya lagi.
Sy cuma mau mengingatkan agar masyarakat tidak salah memahami artikel di atas. Tapi so far, niat mas bro menulis tentang ASI luar biasa. Salam ASI.

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...