Senin, 12 Desember 2011

GAGAL GINJAL, Bukan Vonis Akhir (BAGIAN 1)

MINUMLAH air putih yang cukup kalau Anda seorang sopir bus," pesan Prof. Dr. R.P. Sidabutar, kepala Sub Bagian Ginjal dan hipertensi Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI, Jakarta. Sopir bus yang sehari suntuk kerjanya duduk di belakang setir, dikelilingi hawa panas, kalau tidak cukup minum air putih mudah terkena penyakit batu ginjal.


Sebenarnya anjuran pakar ahli ginjal ini tidak hanya ditujukan kepada Pak Sopir, tapi juga mereka yang banyak bekerja di pabrik dengan lingkungan panas atau bekerja langsung dibawah terik matahari atau yang berpembawaan keluar banyak keringat. Maka tidak heran kalau dikalangan petani pun yang notabene sering bekerja di bawah terik matahari, banyak yang terserang penyakit ini, bahkan terbanyak dibandingkan dengan penyakit lain. Soalnya, Pak tani tak jarang menunda minum sampai datangnya jam istirahat. Padahal tubuhnya sudah lama membutuhkan air setelah banyak mengeluarkan keringat.


Fungsi ginjal tidak kalah penting dibandingkan dengan organ tubuh lain. Bagaikan filter, ginjal menyaring kotoran dalam tubuh kita. Apa jadinya kalau ginjal kita rusak? Bagaimana mencegahnya? Seberapa banyak air putih yang dibutuhkan seseorang?


"Persoalannya, bukan berapa air putih yang harus diminum, tapi lebih pada berapa banyak air kencing yang harus diproduksi," kata Sidabutar. Ahli penyakit ginjal ini menyatakan dalam sehari air kencing yang diproduksi paling tidak harus 1,5 - 2 liter. Jadi, pada umumnya air putih yang dibutuhkan kurang lebih 2 -2,5 l/hari. Selain minum banyak, kita jangan sampai menahan kencing apalagi sampai berjam-jam.


Batu ginjal ini kalau tidak ditangani tuntas bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya gagal ginjal kronis (GGK), khususnya kalau batu menyangkut dalam saluran kemih atas, yang mudah mengakibatkan infeksi.


Jumlah penderita gagal ginjal terminal (yang membutuhkan terapi pengganti, transplantasi atau cuci darah) di Indonesia kini 20 orang per 1 juta penduduk per tahun. Angka ini semakin hari semakin bertambah. Dari jumlah ini kira-kira 10% penderita muda usia (20-30an). Peralihan dari negara agraris menuju negara industri, menurut Sidabutar, menyebabkan penyakit berpola agraris maupun industri hampir berimbang. Penelitian Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia 1993 menunjukkan, penyakit gagal ginjal dan hipertensi menduduki peringkat 6 dan 7. Apabila digabungkan keduanya berada di urutan ke-4 setelah penyakit demam tifoid, TBC, dan enteritis (radang usus).


Terjadinya GGK a.l. karena obstruksi infeksi akibat timbulnya batu (batu kalsium oksalat) dalam ginjal atau pada saluran kemih tadi. Penyebabnya bisa unsur keturunan, kekurangan minum, kurang gerak atau olah raga, penguapan air dari kulit yang terlalu banyak, kegemukan dll.


Sejumlah kelasi dan opsir kapal di sebuah negara Skandinavia pernah diteliti. Ternyata para kelasi yang banyak melakukan pekerjaan fisik, penderita ginjalnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan para opsirnya. Suatu bukti bahwa banyak melakukan aktivitas fisik sebenarnya dapat mengurangi risiko terjadinya batu ginjal.


Namun, menurut penelitian tahun 1993, penyebab gagal ginjal karena faktor batu tadi kini merupakan penyebab kedua di Indonesia. Penyebab utamanya malah karena gangguan sistem kekebalan tubuh penderita (disebut glomerulonefritis) yang dapat dicetuskan lewat infeksi. Kalau timbul infeksi, badan kita akan membentuk zat anti terhadap infeksi tersebut. Kemudian ikatan antigen dari infeksi dan antibodi badan kita membentuk kompleks zat-zat kekebalan. Nah, zat-zat kompleks kekebalan yang menyangkut pada ginjal ini bisa menjadi penyebab kerusakan ginjal. Disini memang pencegahannya sulit karena penyebabnya erat dengan sistem kekebalan tubuh kita sendiri.


Sedangkan penyakit diabetes (gula) merupakan biang keladi gagal ginjal urutan ketiga di Indonesia dan urutan pertama di negara industri. Akhir-akhir ini di Indonesia angka penderita GGK akibat penyakit diabetes pun naik, sebaliknya GGK karena batu ginjal menurun. Diabetes memang mudah menyebabkan perubahan pada pembuluh darah pada ginjal, sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal (diabetik nefropati).


Pengaruh makanan dan obat


Bahkan makanan berpengaruh terhadap terbentuknya batu ginjal, memang ada benarnya, terutama yang mengandung kalsium dan oksalat tinggi. Tapi apakah kita lalu sama sekali tidak boleh mengkonsumsi sayuran atau makanan lain yang mengandung zat tersebut?


"Tentu saja tidak," ujar Sidabutar. "Kedua zat tersebut perlu buat kesehatan tubuh kita asalkan jumlahnya berimbang dengan makanan lain." Kalau seseorang terkena batu ginjal, perlu diteliti makanan apa yang menjadi kebiasaannya. Ahli gizi akan memberika pengarahan makanan apa yang perlu dibatasi. Misalnya kalau batu terbentuk karena kalsium oksalat, tentu harus mengurangi makanan mengandung oksalat tinggi, seperti bayam, daun pepaya, daun katuk, sawi, kedelai, udang, teri, dll. Kalau karena kadar asam urat tinggi, tentu penderita perlu menghindari makanan seperti daging kambing, jeroan, otak, dll.


Salah satu penyebab lain gagal ginjal adalah penggunaan obat-obatan yang berlebihan, khususnya antibiotik atau obat-obatan lain yang belum pernah di  uji coba pada binatang percobaan. Seseorang memang tidak dilarang untuk minum obat-obatan baru untuk penguat tubuh entah itu dari rumput laut, rumput gandum, ramuan tradisional, dll. Sejauh ini kondisi ginjalnya masih bagus.


"Tapi kalau sudah mempunyai bakat atau kecenderungan penyakit ginjal hendaknya berhati-hati. Sebab bisa jadi obat tersebut sebagai pencetus gagal ginjal," ujar Sidabutar.


Seorang pasien yang dulu ginjalnya masih berfungsi 20% gara-gara minum obat tanpa konsultasi dokter, fungsinya bisa menurun menjadi tinggal 5%.


Namun, gagal ginjal yang disebabkan oleh obat-obatan atau komplikasi penyakit lain ini acap kali bersifat akut (gagal ginjal akut). Kalau segera dapat pertolongan, ada kemungkinan secara cepat atau lambat kondisi ginjal bisa pulih kembali dengan pemberian obat atau menjalani cuci darah selama beberapa jam dan diulang sesuai kebutuhan. Penderita GGA banyak pula akibat komplikasi penyakit lain seperti terserang diare hebat, stroke, diabetes, dll. dalam kondisi yang agak berat. GGA di sini bisa disertai kelebihan atau kekurangan cairan, asidosis metabolik berat, hiperkalemia (tinggi potasium dalam darah), uremia, dll.


Gejala menurunnya fungsi, ginjal memang sering kali tidak kentara, apalagi jenis glomerulopati tadi. Sering kali progresif penyakitnya begitu cepat sehingga dalam satu bulan saja ginjal sudah rusak. Atau bisa juga karena perkembangan penyakitnya perlahan-lahan sampai tidak tampak adanya gejala. Tahu-tahu ginjalnya sudah rusak.


Menurut Sidabutar, dari pengamatan perangai kencing setiap hari, gangguan pada ginjal dapat dicurigai. Misalnya, biasa dalam satu malam kencing hanya 1 kali mendadak kencing sampai 3 - 4 kali, warna kencing berubah atau keruh. Setiap kencing terasa sakit, atau sering terasa tidak puas (Jawa: anyang-anyangan). Sakit pinggang juga merupakan gejala, tapi tidak khas. Sakit pinggang yang menunjukkan gejala gangguan ginjal pada umumnya pada pinggang bagian atas.


Bersambung - GAGAL GINJAL, Bukan Vonis Akhir (BAGIAN 2)

2 comments:

al kahfi mengatakan...

saya juga punya temen nih yg ginjalnya bermasalah, setelah selidik punya selidik ternyata tu temen sering minum obat sembarangan tanpa resep dokter,,

eMingko Blog mengatakan...

teringat mbak saya cuci drah rutin 2x smnggu, tpi hnya brthan 4 bulan diusia 24 tahun :(

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...