Senin, 23 Januari 2012

Pandai Mengobrol Kunci Sukses

MUNGKIN Anda sering iri pada orang yang dalam pertemuan, wawancara atau perjamuan dengan lincah bisa memecahkan kekakuan, membuat orang lain merasa santai menjelang perundingan atau diskusi. Tak pelak lagi, orang seperti itu memiliki rasa percaya diri yang kuat karena terampil menjalin "obrolan ringan", suatu jalur baru di jalan menuju keberhasilan komunikasi. Menurut ahli obrolan ringan, Georgette McGregor, "Dulu berkomunikasi merupakan suatu kemewahan, tetapi kini menjadi keperluan. Kita harus menceritakan ihwal kita. Bila tidak, kita bisa kehilangan waktu dan uang."


Georgette adalah konsultan manajemen yang mengajar seni pembuka dalam percakapan sehari-hari di berbagai perusahaan terkenal di AS bersama Joseph A. Robinson, Ph.D., dia menulis Buku Matriks Komunikasi: Kiat Menang Lewat Kata.


Cerita kejutan


Menurut Georgette, "Obrolan ringan adalah tahap awal pada waktu kita bertemu dan menyapa orang lain, meliputi berbagai pertukaran informasi yang bisa, meski tidak selalu, menjurus kepada pembicaraan besar, seperti kesepakatan atau negosiasi bisnis."


Obrolan ringan bisa berlangsung dalam berbagai cara. Dalam suatu jamuan makan bisnis di mana suasana cenderung membosankan, seorang manajer tiba-tiba membelokkan pembicaraan dengan berpaling kepada rekan yang duduk di sebelah kanannya dan bertanya, "Tahukah Anda bahwa angsa mempraktekkan monogami?" Gelak tawa yang kemudian meledak memicu diskusi hangat tentang kebiasaan seks hewan, yang dengan segera mengubah suasana sekeliling meja makan. Ketika kemudian ditanya, si manajer mengakui  bahwa dia menyimpan sejumlah topik kejutan, "Sekadar untuk menghidupkan suasana." Tetapi banyak tenaga eksekutif yang tidak begitu luwes atau pandai dengan membuka percakapan seperti manajer tersebut. Menurut Georgette, "Saya perhatikan bahwa orang mahir menjalin pembicaraan serius berkat latihan. Namun, mereka bingung kalau harus sekedar mengobrol ringan."


Kemampuan menjalin obrolan ringan menunjukkan bahwa Anda merasa betah di segala tempat dan tidak ambil pusing terhadap omongan orang. Anda mampu menikmati suasana. Kemampuan itu juga mempunyai tujuan lebih penting lagi. Obrolan ringan, menurut Georgette, adalah cara untuk saling mengukur dan menguji sejauh mana kita mau melibatkan diri.


Obrolan ringan merupakan suatu jalan untuk menemukan landasan pertemuan. Kunci pembuka yang efektif --- membuat orang lain merasa santai -- yang bisa membuka pintu untuk masalah-masalah yang lebih penting.


Ada beberapa cara khusus untuk pandai mengobrol. Menurut Georgette, "Salah satu kunci dalam seni omong-omong ialah memusatkan perhatian pada lawan bicara. Jadilah pendengar yang baik dan aktif. Tunjukkan sikap terpesona pada lawan bicara."


Georgette menasehati seorang wanita eksekutif yang pendiam, yang merasa canggung dalam pertemuan-pertemuan dengan direktur perusahaannya, untuk menjadi pendengar yang penuh perhatian -- dan mempraktekkan obrolan ringan pada setiap kesempatan.


Karena wanita tersebut iri pada rekan-rekannya yang mampu mengobrol santai dengan sang bos. Georgette menganjurkannya untuk mencatat aneka lelucon menarik tentang berbagai topik yang bisa menjadi pembuka pembicaraan.


Salah satu pertanyaan pertama yang dilontarkan Georgette pada para klien adalah, "Sampai sejauh mana Anda merasa nyaman dalam segala macam situasu?" Dia berkata, "Banyak orang tidak mau datang sendiri ketempat yang belum mereka kenal. Mereka takut tidak menemukan kawan mengobrol atau takut untuk memperkenalkan diri."


Panduan obrolan ringan


Bila Anda canggung menghadapi orang-orang yang tidak Anda kenal, tidak tahu apa yang harus Anda ceritakan pada atasan atau merasa tidak nyaman di antara rekan bisnis seusai pertemuan, jurus-jurus obrolan ringan di bawah ini mungkin bisa membantu Anda:


1. Siapkan dua atau tiga topik obrolan.


Georgette menasihatkan, "Setiap kali keluar rumah, Anda harus mempunyai sejumlah bahan obrolan. Lontarkan sebuah topik dan bersiaplah untuk membicarakannya lebih lanjut." Bahannya bisa meliputi topik yang Anda baca di korang atau majalah, gosip dan lelucon yang Anda dengar dari sana-sini.


2. Buat notes obrolan ringan. Anda juga bisa mengkliping kartun, atau artikel menarik lain dan menempelkannya di buku, kemudian ceritakan pada orang-orang lain.


3. Ubah pola pikiran Anda. Buanglah gagasan, "Saya tidak pandai mengobrol." Sebaliknya, carilah bahan yang bisa Anda sumbangkan untuk menghidupkan obrolan.


Menghadiri jamuan ataupun pertemuan bisnis dalam keadaan siap akan meningkatkan kemahiran Anda mengobrol. Anda mungkin tidak memerlukan topik "tendangan pembuka", tetapi siapkan saja kalau sewaktu-waktu dibutuhkan.


Bahan pembicaraan yang sudah Anda kuasai tentu sangat menolong, karena Anda bisa menanggapi pandangan dan pertanyaan orang lain. Bila "tendangan" Anda tidak berhasil membuka "saluran", jangan bingung, cobalah topik lain.


Banyak orang sukses menyadari pentingnya obrolan ringan dan berusaha untuk menguasai seni mengobrol. Sebagaimana Georgette menekankan, "Obrolan ringan membuat hidup lebih berbobot."


Source: Majalah Intisari, no.325 - Agustus 1990

3 comments:

Rick mengatakan...

yaa..stuju bgt tuh..tp trkadang sy sgt sulit utk memulai obrolan dgn ssorng yg bru diknal..mgkin hrus banyak latihan n mningktkan mental...thx tipsnya...:)

Unknown mengatakan...

Kalau begitu kita mulai dengan yang ringan-ringan saja ya Sob !


Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

Anggie mengatakan...

memang butuh latihan, dan improvisasi tuk bisa menjadi pembicara yg luwes...makasih tuk tulisan blognya

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...