Sabtu, 02 Juli 2011

Amerika Gudang Pembunuh Berantai

AMERIKA gudang pembunuh berantai (serial killer).  Ini dibuktikan makin banyaknya kasus yang terbongkar. Dua kasus yang terakhir, menarik untuk diungkap.

HENRY LOUIS WALLACE memperlihatkan perilaku yang sangat halus dan sopan.  Pria berkulit hitam dan usianya 28 tahun, pekerjaan sehari-harinya penyiar radio WBAW-FM dan begitu akrab dengan pendengar di Barnwell, Carolina Selatan.  Dia juga seorang disc jockey, yang dijuluki Night Rider.

Wanita-wanita disko mengenalnya pula sebagai pria ramah, banyak senyum.  Siapapun yakin, Wallace orang baik-baik.  Jadi tidak heran, kalau dia sering diundang rekan-rekannya ke rumah, untuk misalnya saja sekedar makan malam. Bahkan kaum ibu yang tetangganya, membiarkannya menggendong bayi mereka.

Henry Louis Wallace

Kini, Wallace mendekam di salah satu sel Penjara Charlotte, Carolina Utara,  setelah dituding melakukan pembunuhan berantai.  Korbannya tidak kurang 10 wanita, dan pembantaian dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun diwilayah Carolina Utara.

Korbannya yang terakhir sebelum Wallace ditangkap, seorang kasir swalayan berusia 35 tahun yang ditemukan di apartemennya tidak bernyawa lagi.  Korban yang bernama Debra Ann Slauger ini, dihabisi nyawanya dengan di cekik.

Seperti juga Wallace ada lagi satu pembunuh berantai.  Dia Frank Potts yang memperlihatkan perilaku baik-baik di hadapan tetangganya.  Bahkan saking baiknya, pria yang tinggal di Estillfork, Alabama ini nyaris dikenal 300 tetangganya.  Bisa jadi demikian, karena Potts ringan tangan suka membantu janda-janda untuk memotong rumput di rumah mereka.  Bahkan kepada orang yang dikenalnya, jika punya oleh-oleh jeruk Florida, tempatnya bekerja sebagai permanen, pasti membagikannya.  Bagi banyak orang, Potts dianggap "pendeta."

"Saya menganggap Frank Potts tipe orang yang dapat dipercaya,"  kata James Robert Henshaw, tetangga yang sering mengupahnya memotong pohon.  Namun semua tetangganya itu.  dia tipu mentah-mentah. Belangnya terbongkar, setelah polisi, agen-agen FBI, dan anggota Pengawal Nasional menemukan mayat Robert Earl Jines (19 tahun) tak jauh dari rumah kediaman Potts.  Lalu Potts yang berusia 50 tahun itu, selanjutnya jadi tersangka utama, termasuk untuk 14 pembunuhan lainnya.


Rangkaian pembunuhan berantai ini, berlangsung selama 15 tahun terakhir, dengan korbannya tersebar di New York, Pennsylvania, Alabama, Kentucky dan Florida.  Ini kota-kota yang selalu disinggahi Potts.  Namun tentu saja Potts membantah bertanggung jawab atas rangkaian pembunuhan tersebut. Namun ada bukti yang menguatkan, dimana Potts berada pada suatu ketika, pasti ada orang yang dinyatakan hilang atau dibunuh.
Pembantai Lain
BUKTI Amerika gudangnya pembunuh berantai, dibuktikan misalnya dengan diadilinya Danny Rolling di Gainesville, Florida.  Pria ini melakukan teror pembunuhan atas beberapa siswa selama 3 1/2 tahun terakhir.  Lalu juri memutuskan agar Rolling dijatuhi hukuman mati.
Rakyat Amerika sendiri sangat ngeri dengan tayangan-tayangan pemberitaan pembunuhan berantai ini.  Namun mereka tetap memperhatikan perkembangannya,  misalnya dengan menyaksikan tayangan wawancara dengan Jeffrey Dahmer ditelevisi.  Dahmer dikenal sebagai 'kanibal' dari Milwaukee, karena selain membunuh 17 pria remaja, juga mencincang dan memakan sebagian tubuh mereka.

Aksi pembunuhan berantai juga telah dilakukan David ("Son of Sam") Berkowitz, yang membunuh 6 pria dan wanita di New York.  Pembantai lainnya, John Wayne Gacy pada Mei ini menjalani hukuman mati.  Kontraktor asal Chicago tersebut membunuh 33 pria dan menguburkan sebagian mayat korban dirumahnya sendiri.

Begitu maraknya pembunuhan berantai ini, mendorong penerbit membuat banyak buku tentang mereka. Toko-toko buku di Amerika, penuh dengan buku-buku kisah nyata para pembunuh berantai ini. Diantaranya yang mengungkapkan tentang pembunuh Jeffrey Dahmer, A Father Story yang tentu saja ditulis berdasarkan pengakuan ayah dari pembunuh tersebut.

Tidak cuma itu saja, kartu-kartu yang memuat potret pembunuh-pembunuh berantai juga laku dijual. Namun yang paling laris adalah penjualan kaos bergambar Jaffrey Dahmer.  Ada juga yang menerbitkan komik tentang Dahmer, yang orangnya saat ini menjalani hukuman seumur hidup di Penjara Wisconsin.  Namun dia tidak kesepian,  karena banyak "penggemar" yang datang mengunjungi. Bahkan ada diantaranya yang memberikan hadiah Kitab Injil dan uang kontan US$ 12.000 (Rp. 24 juta).

Lain lagi dengan Richard Ramirez, pembunuh berantai dari California yang menewaskan 13 oran dan sekarang berada di Penjara San Quentin. Dia kebanjiran surat simpati yang justru datang dari kaum wanita.  Tidak itu saja, "penggemar"-nya pun kebanyakan kaum hawa.

Kasus yang bakal ramai proses pengadilannya pada Mei ini adalah kasusnya Joel Rifkin, pria asal Long Island yang membunuh sekurangnya 17 wanita muda.  Banyak ahli kriminal yakin, jumlah pembunuh berantai itu bakal meningkat di AS. Pada 1960-an sebagai gambaran, ada sekitar 10.000 kasus pembunuhan setiap tahun, yang sebagian besar terbongkar pelakunya dan hanya sedikit saja korban pembunuhan berantai.

Sekarang datanya sangat mengejutkan, yakni 25.000 pembunuhan dalam setahun terakhir dan banyak diantaranya sulit terungkap atau bahkan korban hanya dinyatakan hilang.

Keadaan ini identik dengan korban-korban pembunuhan berantai. FBI mengungkapkan pembunuh berantai itu jumlahnya puluhan orang. Ini bisa dipastikan korbannya puluhan kali lipat dari jumlah mereka, karena rata-rata pembunuh berantai ini mengambil korban lebih dari 10 orang.

Source : Majalah Warnasari, no.184 - Mei 1994

1 comments:

agen bola mengatakan...

banyak juga pemnbunuh di amerika

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...