Jumat, 22 Juli 2011

Infeksi Bakteri Pemakan Daging, Penyakit Apakah Itu? (BAGIAN 1)

Beberapa tahun terakhir dunia seakan-akan tenggelam dalam ketakutan karena AIDS. Dunia kedokteran seperti berpacu dengan penyakit. Diam-diam kini ada bakteri yang keganasannya tidak kalah mengerikan. Meskipun kehebohan pertama muncul di Inggris, namun bakteri "pemakan daging" itu sudah menyeberang ke AS.

JIKA nama AIDS baru ngetop setelah kematian bintang film Rock Hudson tahun 1985, maka kematian akibat infeksi bakteri "pemakan daging" Streptococcus baru mencuat setelah koran-koran Inggris meramaikan akhir bulan Mei lalu. Padahal tak kurang dari pencipta boneka Muppets, Jim Henson, meninggal karena infeksi bakteri Streptococcus ini di Amerika, Serikat tahun 1990.

AIDS yang pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat tahun 1981 dan kini mewabah di seluruh dunia, selama beberapa tahun pertama nyaris tak digubris karena dianggap hanya penyakit kaum homo. Namun sejak kematian Rock Hudson, praktis tiada hari tanpa berita AIDS, walaupun hingga tahun 1988 masih ada saja media AS seperti Majalah Newsweek yang membuat laporan ngawur tentang AIDS.


Heboh infeksi bakteri "pemakan daging" memang lebih banyak karena ulah koran-koran Inggris, seperti Daily Mirror yang menurunkan berita utama berjudul "Eaten Alive" dan Koran Evening Standard yang menuliskan judul horor "Mysteri Bug Kills Again". Sementara majalah AS seperti Time (edisi 6 Juni) malah melecehkan dan menganggap enteng dengan menurunkan laporan satu kolom berjudul "Streptoscare". Para ahli yang dihubungi menyatakan, masyarakat tak perlu panik.


Ini persis dengan sikap para pejabat WHO yang buru-buru menenangkan masyarakat dunia, tak perlu kelewat panik terhadap bakteri Streptococcus Group A strain liar, karena tidak akan menjadi wabah seperti AIDS. Dr. James Leduc, pejabat medis WHO di Jenewa menyatakan bahwa penyakit itu bukan penyakit baru. Bila terjadi peningkatan jumlah kasus lebih merupakan hasil dari pemantauan yang lebih baik dan bukan awal dari wabah baru.


Dr. Edward L. Kaplan, guru besar ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota ketika ditanya wartawati Kantor Berita AFP apakah kasus infeksi Streptococcus Group A memang tahun ini meningkat, dengan ketus malah menukas, "Jangan menakut-nakuti dunia. Tak ada hal yang baru. Memang sesaat infeksi kelompok bakteri ini terlihat meningkat. Saya tidak membantah bahwa ini adalah infeksi yang serius, tapi itu bukanlah momok 'pemakan daging' seperti yang dilaporkan media yang membuat rambutku berdiri.


Mungkin Dr. Kaplan terlalu skeptis terhadap media massa. Dalam forum ilmiah seperti simposium Group A Streptococcal Infections - An Era of Growing Concern yang dipimpinnya bersama dr. Usman Chatib Warsa dari FKUI di Bali, 9 Desember 1992, Dr. Kaplan justru berpendapat bahwa penutupan abad XX ini infeksi Streptococcus beta-hemolyticus Group A (GABHS) yang serius terlihat meningkat. Bakteri yang menyebabkan demam jantung rematik dan infeksi sistemik serius ini dilaporkan menimbulkan peningkatan angka kematian di bandingkan dengan laporan sebelumnya sebanyak 30%. Perubahan ini berkaitan dengan perubahan virulensi (keganasan) bakteri. Disebutkan adanya strain tertentu yang menghasilkan eksotoksin atau racun tertentu, namun uraiannya secara lengkap tetap belum jelas.


Mulai menghantui AS


Tak urung bakteri "pemakan daging" telah mulai juga menimbulkan rasa takut di kalangan masyarakat AS. Infeksi bakteri yang mematikan atau yang mengakibatkan mereka yang lolos dari maut harus diamputasi ini kini bukan lagi "menu khusus" kalangan kedokteran tapi sudah menjadi berita yang meluas bagi masyarakat awam. Satu demi satu negara bagian memunculkan berita tentang kasus infeksi bakteri yang mematikan ini, seperti di Connecticut, California, Florida, dan Michigan.


Para ahli di AS masih terbelah pendapatnya, antara yang yakin bahwa strain bakteri maut ini sedang menyebar dan yang berpendapat bahwa ini hanya merupakan pokok pemberitaan berlebihan setelah kasus infeksi di Inggris yang menewaskan 11 orang diberitakan secara besar-besaran. Berbeda dengan Time   yang menganggap enteng, Kantor Berita AP dan New York Times Service melaporkannya dengan lebih hati-hati. Menurut para ahli yang mereka wawancarai, suatu strain bakteri GABHS yang amat virulen kini sedang comeback di AS dan di negara-negara lain di dunia.


Para pejabat dinas kesehatan di AS menyatakan sulit untuk mengatakan jumlah kasus infeksi maut itu sedang meningkat, karena penyakit tersebut tidak termasuk jenis yang wajib dilaporkan bila ada yang terjangkit. Namun beberapa ahli menyatakan sudah jelas terjadi peningkatan. Dr. Patrick M. Schlievert, guru besar mikrobiologi di Universitas Minnesota misalnya, menyatakan bahwa kasus infeksi GABHS muncul di berbagai tempat tahun 1987, dan tahun 1990 menewaskan Jim Henson, tapi tahun 1991 dan 1992 merosot tanpa sebab yang jelas. Tahun ini terlihat meningkat amat banyak. Dalam setengah tahun saja, jumlah kasus ini sedikitnya dua kali dibandingkan dengan tahun 1993.


Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta memperkirakan bahwa infeksi GABHS setiap tahun hanya terjadi pada 10.000 - 15.000 orang AS. Namun pada 500 - 1.500 orang di antara mereka lalu berkembanglah strain GABHS yang ganas, yang menyebabkan tingkat kematian 30%. Setiap tahun diperkirakan 150 - 450 warga AS mati karena GABHS yang ganas. Selama ini masyarakat tak kelewat peduli, tapi kini tak bisa lain GABHS harus memperoleh perhatian serius dari semua orang.


Bersambung

0 comments:

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...