Senin, 11 Juli 2011

Bawang Putih, Bau Tapi Berkhasiat

SEJAK akhir abad-18, khasiat bawang putih untuk kesehatan mulai dilacak para ahli. Kini disepakati, bawang berwarna putih itu mempunyai banyak kegunaan, diantaranya sebagai penangkal penyakit jantung koroner, kanker dan pencegah kegemukan. Lebih menarik lagi, bawang putih juga dapat dimanfaatkan para pengantin baru, sebagai obat kuat.

BAWANG PUTIH (Allium Sativum)  merupakan salah satu dari tujuh anggota keluarga bawang-bawangan. Saudara-saudaranya yang lain, bawang merah, bawang perisau, bawang kucai, bawang ganda dan bawang Bombay.

Bawang putih berasal dari Asia dan sudah sejak lama dibudidayakan, juga dimanfaatkan sebagai bumbu masak. Kaum ibu sangat "akrab" dengan bawang putih. Sekarang penghasil utamanya Cina, Taiwan, dan Korea.

Orang cina menyebutnya suan dan mereka sangat gemar makan bawang putih, tida hanya sekadar untuk penyedap masakan, tetapi juga di konsumsi sendiri, dengan campuran teh. Orang Cina percaya, bawang putih yang dicampur dengan teh, obat penurun panas dan antibiotik. Sedang orang India menggunakan bawang putih sebagai obat penyembuh luka dan barok.

Orang Jepang juga suka bawang putih. Mereka melahapnya dalam bentuk jus. Bawang putih termasuk bahan pangan yang mudah didapat di Jepang. Mereka beranggapan bawang putih mengandung kekuatan eksotis yang luar biasa.

Bagaimana nasib bawang putih di negeri kita? Di berbagai daerah di Jawa, terutama di pedesaan, praktek penggunaan bawang putih sebagai bahan ramuan jamu tradisional, akhir-akhir ini semakin giat dilakukan, Di Sumatera Selatan, bawang putih salah satu unsur utama dalam pembuatan "kuah" pempek. Orang Palembang menyebutnya "cuka".

Banyak penjual jamu gendong yang menyebutnya, bawang putih jika dikonsumsi satu siung saja dua kali seminggu dapat membangkitkan kembali gairah yang hilang, dan dapat menghasilkan zat antibodi untuk menangkal berbagai penyakit. Di kalangan para ahli obat-obatan tradisional, bawang putih juga sudah tak asing lagi.

Para farmakolog modern pun, kini tak sedikit yang meyakini bawang putih memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit TBC, influenza, diabetes, luka bakar, rematik, kanker, juga untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, serta mencegah keracunan hati.

Cegah Sel Tumbuh

SALAH satu khasiat bawang putih yang belakangan ini menjadi pembicaraan, dalam hal "kemampuannya" mencegah sel-sel tumor/kanker. Penyakit kanker, sampai saat ini memang masih menghantui kehidupan manusia dan tercatat sebagai salah satu penyakit penyebab kematian sekitar 30% dari 7 juta kematian di dunia setiap tahunnya, konon terjadi akibat kanker.

Kemungkinan bawang putih memiliki khasiat sebagai tumbuhan anti kanker, secara tidak langsung pernah disinggung dalam seminar sehari "Mencegah Penyakit Hanya dengan Sari Buah dan Sayur", yang berlangsung di Jakarta pada 28 Februari 1990.

Dalam seminar tersebut, Dr. R.A. Nainggolan mengungkapkan berbagai penyakit sebenarnya bisa di atasi bila orang gemar mengkonsumsi makanan alamiah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, diantaranya bawang putih dan kedelai.

Sir Richard Dool, seorang ahli kanker terkemuka dari Inggris, menyatakan timbulnya penyakit kanker, hakekatnya bisa dikurangi hingga 60%, jika orang gemar mengkonsumsi makanan alamiah dan berhenti merokok.

Bawang putih mengandung zat allicin, suatu zat yang mampu mencegah timbulnya tumor dan menghambat tumbuhnya sel-sel kanker. Ini menurut hasil penelitian Belman dan kawan-kawan, setelah mereka mencobakan zat alicin tersebut pada tikus. Zat allicin ternyata mampu secara aktif menghambat tumbuhnya sel-sel tumor, sedikitnya dalam 6 bulan setelah pemberian zat itu.

Percobaan terhadap manusia pun menunjukkan hasil yang sama. Paling tidak itu menurut Jean Pierre dan kawan-kawan, yang pernah melakukan penelitian terhadap khasiat minyak astiri bawang putih dalam upaya mencegah kanker.

Namun sayangnya, laporan Pierre tidak begitu terinci. Cuma dikatakannya rendahnya jumlah penderita kanker disuatu tempat, ada hubungannya dengan tingginya konsumsi bawang putih.

Yang barangkali bisa dijadikan salah satu bukti adalah, jarang sekali orang Jepang terkena penyakit kanker. Ini lantaran penduduk mereka itu selain dikenal sebagai pemegang rekor tertinggi dalam mengkonsumsi ikan, mereka nyatanya sangat doyan bawang putih, meskipun bila dibandingkan dengan Korea, orang Jepang hanya menempati urutan kedua dalam hal ini.

Para peneliti dari Mitsui Natural Chemical Association pernah mengungkapkan hasil olahan makanan masyarakat Jepang yang menggunakan bawang putih, menjauhkan para konsumennya dari penyakit tumor dan kanker. Pemakaian rempah-rempah, khususnya bawang putih, akhir-akhir ini memang kian populer di Jepang. Itu sebabnya impor bawang putih ke Jepang, semakin melonjak saja dari tahun ke tahun.

Cegah Jantung Koroner

Di negara-negara yang banyak mengkonsumsi bawang putih angka penderita penyakit jantung koroner, terbilang rendah. Para ilmuwan dari berbagai negara mengungkapkan bawang putih mempunyai komponen yang berkemampuan mengurangi kadar gula dan kadar kolesterol dalam darah, mencegah penumpukan lemak pada pembuluh darah dan menghambat terbentuknya kolesterol pada serum.

Dengan kata lain, mengkonsumsi bawang putih dalam jumlah banyak, mentah, digoreng, atau pun direbus dapat memperkecil timbulnya risiko terkena penyakit jantung. Sebab tingginya kadar gula (diabetes) dan kadar kolesterol darah, merupakan dua diantara sejumlah faktor risiko penyakit jantung koroner.

Bordia dan kawan-kawan melaporkan, komponen zat dalam bawang putih yang berkhasiat menghancurkan kolesterol, yakni sulfur pada minyak astiri bawang putih. Komponen sulfur yang rumus kimianya, yang juga berfungsi menebarkan bau khas bawang putih. Artinya, kandungan minyak astri bawang putih memberikan keuntungan ganda khasiatnya sebagai penangkal penyakit jantung koroner, dan baunya yang khas itu tadi.

Efek bawang putih terhadap tubuh kita, tergantung bagaimana kita menyimpan dan menghidangkannya. Penyimpanan yang terlalu lama tanpa kulitnya, akan merusak zat-zat berkhasiat yang dikandungnya. Begitu pula akibatnya bila dimasak dengan suhu yang terlalu tinggi, beberapa enzim, terutama allinase akan hilang. Yang paling baik adalah, mengkonsumsi bawang putih mentah yang masih segar. Tetapi baunya, memang minta ampun.

Memakan bawang putih mentah, bisa mengundang bahaya, pada orang-orang tertentu. Ia dapat merangsang selaput lendir, hingga tidak baik untuk para penderita penyakit lambung atau mereka yang alergi terhadap bawang putih. Mengolah bawang putih dicampur telur, sayuran atau daging, memang dapat mengurangi baunya. Namun proses memasak semacam ini bisa mengurangi khasiat enzim allinase yang dikandungnya.

Para industriawan Amerika mengatasi masalah ini dengan mengeringkan bawang putih, lalu menggilingnya menjadi tepung. Tepung garlic ini diperdagangkan dalam bentuk kapsul lunak yang boleh ditelan mentah-mentah. Karena tidak dicernakan didalam mulut, tak ada lagi bau yang berhamburan. Namun tak urung juga bau itu muncul melalui keringat. Tapi bau keringat bisa dihilangkan dengan deodoran. Sayangnya lagi, kapsul bawang putih ini lumayan mahal, sehingga kurang laku.

Bau yang menusuk itulah, yang membuat banyak orang segan mengkonsumsi bawang putih (bahkan ada yang muntah jika mencium baunya). Sebenarnya ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar bau bawang putih, tanpa menghilangkan khasiatnya, yakni dengan membuatnya menjadi acar.

Orang Jepang menyimpannya dalam anggur. Setelah tiga bulan diperam, anggur bawang putih menjadi minuman yang sangat populer di sana, khususnya bagi pasangan suami istri yang baru saja menikah.

Source : Majalah Warnasari, no.186 - Juli 1994

0 comments:

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...