Jumat, 22 Juli 2011

ASBES, Ancaman Serius Bagi Kesehatan (BAGIAN 1)

Pemerintah Perancis melarang pemakaian asbes mulai tahun 1997. Langkah ini disambut baik oleh berbagai kalangan masyarakat, walaupun sebenarnya agak terlambat. Larangan itu menyadarkan negara-negara lain tentang bahaya asbes bagi kesehatan. Mestinya menyadarkan masyarakat Indonesia juga!

Jenis - Jenis Asbes
Dengan kemampuannya menahan panas dan api yang luar biasa kuatnya, asbes sudah lama menjadi salah satu bahan isolasi suhu yang paling banyak dipakai. Antara lain pelapis pipa AC Sentral, sepatu rem mobil, langit-langit rumah, dinding penyekat ruangan, atap bangunan, setrika listrik, dan masih banyak lagi berbagai alat lain yang menimbulkan panas tapi perlu diredam. Praktis semua rumah dan gedung yang sekarang sudah lebih dari 30 tahun umurnya memakai bahan bangunan yang berisi asbes.


Dari mana asalnya

Asbes itu bahan tambang yang dulunya dipadatkan secara terus-menerus selama berabad-abad lamanya dalam tanah, sehingga ketika kemudian digali orang tampak sebagai bongkahan batu.

Untuk memperoleh asbes kasar, bongkahan itu dihancurkan dan kemudian dipisahkan asbesnya dari bahan sisanya. Asbesnya berupa serat alami yang lunak, mirip benang sutera.


Kini, setelah bahaya asbes diketahui, penambangan asbes tidak dilakukan secara besar-besaran lagi. Tapi pada awal abad yang lalu, sekitar 1 juta ton ditambang setiap tahunnya. Sebagian besar dilakukan di Kanada.

Ada 3 jenis asbes yang dikenal berdasarkan panjang seratnya. Asbes krisotil, yang diedarkan sebagai asbes putih. Asbes krosidolit, yang terkenal sebagai asbes biru, dan asbes amosit yang dikenal sebagai asbes coklat.

Asbes biru dan coklat sebenarnya mempunyai serat yang lebih baik daripada asbes putih. Tetapi keduanya dianggap lebih berbahaya daripada asbes putih. Kini diketahui, bahwa asbes putih pun sama berbahayanya.


Pada tahun 1996 lalu, lebih dari 3.000 orang di Inggris meninggal karena setiap hari terpapar langsung oleh asbes. Terpaparnya sudah bertahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan bahwa pada akhir abad ini nanti, kematian akibat asbes akan mencapai 10.000 orang per tahun. Ini berarti, asbes menyebabkan kematian 2 kali lebih banyak daripada kecelakaan lalu-lintas di jalan raya.


Sialnya, penyakit yang ditimbulkan oleh asbes tidak kentara. Sejumlah orang yang bekerja di pabrik pembuat peralatan yang memakai asbes selama 15 tahun baru satu orang yang sekarat. Inilah yang menyulitkan para pakar dan pejabat dinas kesehatan untuk menyatakan bahwa asbes itu berbahaya.


Kurun waktu antara tahun 1950 dan 1960 merupakan dekade puncak penggunaan asbes di masyarakat yang sedang membangun, sesudah kehancuran oleh PD II. Baru sekitar tahun 1970, beberapa orang dokter di Inggris mulai memperingatkan adanya hubungan antara asbes dan penyakit paru-paru. Namun demikian, asbes masih terus saja dipakai untuk bahan bangunan, sampai tahun '80-an.


Pemantauan dilakukan serius, sampai akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1983 yang membatasi pemakaian asbes. Asbes biru dan coklat dilarang dipakai. Hanya asbes putih yang masih boleh dihasilkan dan dipakai secara terbatas. Pada tahun 1996, hanya tinggal 7.000 ton asbes putih yang dipakai di Inggris, padahal pada tahun 1973 masih dipakai sekitar 200.000 ton.


Diharapkan agar dengan sejumlah peraturan pengendalian itu, asbes dan maut yang diakibatkannya tidak akan muncul lagi dalam kehidupan sehari-hari, walaupun tetap diduga akan muncul juga sedikit-sedikit disana-sini, dalam jangka waktu yang panjang.


Jumlah kematian karena asbes dikalangan para pekerja industri konstruksi tidak diharapkan menurun sampai tahun 2010 nanti. Diduga hanya 1 dari 40 karyawan yang terpapar asbes di pabrik akhirnya meninggal, sedangkan yang lain hanya menderita sesak napas yang berkepanjangan.


Bahaya yang ada

Sementara itu, berton-ton asbes tidak terdeteksi dan masih tersembunyi dalam alat-alat rumah tangga dan bahan bangunan kita. Pihak yang terutama terkena bahan itu ialah para pekerja bangunan, seperti tukang kayu, tukang leding, dan tukang listrik yang mengerjakan bahan dan alat berisi asbes.

"Orang yang terpapar asbes tidak teraturlah yang mempunyai risiko paling besar!" tutur Dr. Peter Graham, petugas kesehatan senior pada Badan Khusus Keamanan dan Kesehatan Inggris. "Perhatian utama kita ialah terhadap para pekerja yang kurang menyadari bahaya asbes, atau mereka yang cenderung menganggap enteng bahaya itu. kebanyakan orang yang masih muda dan kurang berpengalaman menangani asbes."


Bahaya terbesar timbul, ketika asbes yang sudah tua dibongkar atau disingkirkan untuk diganti dengan yang baru. Pekerja yang melakukan tugas pembongkaran mempunyai risiko lebih besar daripada mereka yang memasang asbes baru. Asbes tua sudah rapuh dan lebih gampang hancur berhamburan sebagai serat halus dan debu, daripada asbes baru. Debu asbes kemudian terhirup oleh pekerja yang tidak melindungi hidungnya dengan masker pencegah debu. 


Peristiwa yang sering terjadi ialah ketika isolasi asbes yang melekat di sekeliling sebuah ketel kuno dibongkar karena terkoyak rusak misalnya. Juga kalau eternit di langit-langit rumah yang tua dibongkar untuk diganti dengan yang baru. 


Asbes yang bersenyawa dengan bahan lain seperti eternit (atau asbes-semen) mungkin tidak tampak. Asbesnya yang terlepas begitu lembut sampai tidak terlihat. Orang yang main-main dengan bahan itu tidak menyadari kehadiran asbes. Tahu-tahu paru-parunya sudah kemasukan debu asbes.


Bersambung - Asbes, Ancaman Bagi Kesehatan (BAGIAN 2)

1 comments:

endanesia mengatakan...

Di Indonesia apa masih banyak asbes yg beredar ?. apa ciri2 nya perangkat yang mengandung asbes... thx nice post :). mampir ya..

Posting Komentar

GET UPDATE VIA EMAIL
Jika Anda Menyukai Artikel di Blog Ini, Silahkan Berlangganan via RSS. Isi Alamat Email Anda di Bawah Ini:

DAFTAR ISI

MAJALAH BOBO 1980-an

Tambahkan Kami di Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...