Hampir 7000 orang dijadikan sampel untuk mendukung riset itu. Dari jumlah tersebut 4.700 yang berumur 18 - 50 tahun, dicatat jarak tempuh yang mereka jalani dalam seminggu dan diukur lingkar pinggangnya. Hasilnya, pertambahan bobot tubuh ternyata terjadi pada tingkat yang hampir sama, meski jarak tempuh larinya berbeda-beda.
Pria bertubuh sedang dengan tinggi 1,8 m akan bertambah beratnya sampai 1,6 kg dengan pertambahan lingkar pinggang 1,8 cm setiap sepuluh tahun. Besarnya pertambahan berat badan memang sejalan dengan pertambahan usia. Dibawah 30 tahun, hanya 21% populasi yang berbadan agak gemuk.
Pada umur 45 - 49, 30% dari populasi kelebihan berat badan. Sedang di atas 50 tahun, malahan ada kecenderungan penurunan berat lantaran pengerutan otot. Toh dalam semua kasus, lingkar pinggang besar tetap jadi masalah.
Menurut Dr. Paul Williams, ilmuwan yang mengepalai penelitian ini, bagi kaum pria setengah baya membesarnya lingkar pinggang memang sudah alami dan sulit sekali ditangkal. "Ada anggapan orang jadi gemuk lantaran kurang gerak, tapi studi kami memberi bukti lain, paling tidak bagi kaum pria," katanya. "Mereka yang rajin berolahraga mungkin tampak lebih langsing dibandingkan dengan mereka yang hanya duduk-duduk saja tetapi para pelari tetap saja sukar untuk bertahan benar-benar ramping."
Kegemukan makin banyak terjadi pada umur di atas 35 tahun. Tetapi belakangan kelompok usia yang lebih muda juga menampakkan tanda-tanda peningkatan berat badan. Kendati studi ini difokuskan pada olah raga lari, tapi hasil penemuannya bisa diterapkan pada berbagai olahraga lain. "Satu-satunya cara meminimalkan pertambahan berat badan adalah meningkatkan jumlah latihan," katanya. Untuk para pelari, itu berarti meningkatkan jatah jarak lari mingguan sebanyak 2 km per tahun. Para pelari yang berumur 30 tahun dan rata-rata berlari sejauh 16 km per minggu membutuhkan peningkatan jarak sampai 38,4 km per minggu pada umur 40 tahun!
Source: Majalah Intisari, No.413 - December 1997
0 comments:
Posting Komentar